Saturday, November 23, 2013

Indonesia Cinta Banci

Entah mengapa sudah lebih dari setahun ini saya menjadi semakin malas untuk menonton televisi. Ya kecuali untuk menonton pertandingan sepakbola. Sisanya semakin lama tidak terlalu menarik. Mungkin saya terlihat aneh. Karena semakin banyak manusia Indonesia yang berkebalikan dengan saya. Ya jelas saja, harga televisi semakin lama semakin terjangkau. Hampir setiap rumah pasti ada televisi.

Ya paling-paling saya hanya menonton berita, itu pun lebih banyak berita olahraga. Acara di televisi semakin banyak. Mereka berlomba-lomba untuk menaikkan rating program acaranya masing-masing. Bagus sih. Artinya mereka semakin dituntut berinovasi dalam berkreasi. Tetapi tetap saja saya merasa jengah dengan acara televisi sekarang.

Berbeda jauh dengan masa saya kecil. Di hari Minggu saya siap untuk duduk berjam-jam di depan televisi. Saya siap menyaksikan kartun-kartun yang ada. Sampai-sampai saya bingung untuk memilih kartun yang akan ditonton. Coba bandingkan sedikit dengan sekarang, hari Minggu diisi dengan acara musik yang itu-itu saja. Atau juga acara masak-memasak bersama koki yang cantik dan tampan. Dan tidak lupa acara yang memberi beberapa fakta unik yang bersumber youtube. Ya memang jika dipikir kembali, acara itu cocok untuk menemani bersantai dengan keluarga. Menikmati musik di pagi hari, memberi inspirasi untuk para keluarga, dan juga menyediakan informasi langka.

Tidak hanya di hari Minggu, acara-acara televisi selepas Maghrib dan Isya adalah prime time. Tetapi saya sangat bisa menikmati waktu dimana pemirsa televisi berada. Ingat kan dengan acara lawakan hingga berjam-jam. Sisanya hanya sinetron dan beberapa tayangan film, dan segelintir acara berita, talkshow, dan reality show. Menarik sih, tapi apa gak bosan? Coba perhatikan sinetron di RCTI, sadarkah jika hampir sepanjang tayangan hanya menampilkan wajah dengan jarak yang sangat dekat? Lalu sinetron-sinetron dengan gaya kerajaan, sadarkah jika semua yang berambut panjang adalah jagoannya?

Ada satu lagi fenomena di televisi Indonesia. Sensor. Hampir semua disensor terutama di tayangan film. Rokok atau cerutu disensor. Ada belahan dada disensor. Ada adegan kejam dengan banyak darah dipotong. Adegan ciuman pun disensor atau dipotong. Saya yakin 100% itu adalah tujuan yang baik dari lembaga sensor atau sejenisnya itu lah.

Tapi saya bingung, kenapa peran banci selalu tidak disensor? Memang itu bertujuan untuk hiburan semata. Tetapi apakah banci suatu hal yang wajar bagi masyarakat Indonesia? jadi ya tidak terkena sensor? Jika berbicara kewajaran, rokok pun adalah hal yang wajar. Iya kan? Berjuta-juta manusia di tanah air itu merokok, dan rokok tersensor. Hanya segelintir banci di Indonesia. Tetapi tidak tersensor. Padahal ya, apa sih segi wajarnya dari seorang banci? Oh saya tahu! Mungkin karena banci tidak merokok atau menghisap cerutu, atau banci tidak memamerkan belahan dada, atau tidak melakukan tindakan kekejaman dan bersimbah darah, atau juga banci tidak melakukan ciuman. Ya kan?

Negara ini kan berpenduduk dengan mayoritas Islam. Sebagian kecil suka bertindak dengan tegas. Mereka berani memberantas maksiat, pemabuk, dan warteg di bulan Ramadhan. Ya sedikit sejalan dengan sensor rokok, belahan dada, kekejaman, dan ciuman. Tapi mereka sepertinya baik-baik saja dengan banci. Padahal setahu saya di Islam jelas dilarang jika pria menjadi seperti wanita seperti banci. Aneh. Aneh. Aneh.

Memang pembentukan karakter bisa saja berawal dari aksi media televisi. Dengan tayangan-tayangan yang lebih berkualitas, pasti otomatis masyarakat akan terbawa. Sensor rokok dan sebagainya adalah contoh aksinya. Ya saya disini bisa menyimpulkan bahwa Indonesia ingin tumbuh dengan sehat secara rohani dan jasmani. Tanpa asap penyebab kanker dan hawa nafsu yang berlebih akibat melihat belahan dada dan ciuman. Tetapi Indonesia ingin tumbuh bersama/sebagai/menjadi banci. Benar?

Sadarlah.

Monday, November 18, 2013

Kiper Italia Serie-A

Italia adalah negara yang terkenal dengan strategi catenaccio-nya. Strategi ini bermain dengan gaya defensif yang sangat kuat dan selalu menjaga kedalaman ruang gerak lawan. Azurri juga terkenal rajin menelurkan kiper-kiper hebat hingga saat ini. Ya lihat saja dari masa ke masa Italia seakan tidak takut untuk kehilangan kiper hebat. Bagaimana dengan saat ini? Dimana banyak pemain asing hilir mudik ke ranah Serie-A. Apa benar masa Gianluigi Buffon akan segera habis?

Menilik dari tim-tim di Serie-A saat ini, total ada 39 kiper Italia di 20 klub. Tetapi tidak semua klub memercayai kiper Italia sebagai pengawal nomer satu di klub. Haruskah Italia khawatir dengan performa kiper-kipernya? Saya rasa tidak. Mari kita lihat beberapa kiper terbaik Italia di Serie-A saat ini.

Gianluigi Buffon

Kiper legendaris Serie-A dan Italia ini memang masih menjadi andalan di bawah mistar gawang Juventus. Siapa yang tidak mengenal dia saat ini? Kapten Juventus dan Italia ini memiliki kharisma kuat dan skill bertahan yang sangat mumpuni. Kemampuan refleks dan membaca arah bola sangat luar biasa. Tetapi bisa dibilang kemampuannya sedikit menurun, bisa dilihat dari jumlah kebobolannya hingga 16 dari 15 pertandingan. artinya 1,06 gol per pertandingan. Mengingat Juventus dikawal bek-bek kuat seperti Chiellini, Barzagli, dan Bonucci. Dan dia belum pernah mencatat clean sheet di Liga Champions di musim ini. Masihkah dia menjadi nomer satu di Piala Dunia 2014?

Morgan De Sanctis

Morgan De Sanctis, nama yang selalu menghiasi starting line-up A.S. Roma dari awal musim. Hanya kebobolan tiga kali dari 12 pertandingan membuat dia menjadi kiper dengan performa terbaik di Serie-A. Bukan jalan yang mudah untuk mencapai karirnya saat ini. Namanya mencuat ketika bermain di Udinese dan Napoli. Di kancah Internasional bersama Italia dia selalu menjadi back-up untuk Buffon. Itupun harus bersaing dengan Christian Abbiati dan kiper-kiper lainnya. Jika dia bisa menjaga performanya hingga akhir musim, bukan tidak mungkin satu tempat di Piala Dunia akan menjadi miliknya.

Mattia Perin
Produk asli Genoa ini memang masih 21 tahun. Tetapi dia berhasil memberi kepercayaan kepada publik dan membawa Genoa ke peringkat 7 saat ini. Dia hanya kemasukan tujuh gol dari 12 pertandingan. Banyak orang yang mengatakan kemampuannya adalah memiliki konsentrasi yang tinggi saat bertanding. Hingga saat ini dia belum mengenakan jersey tim nasional senior. Dan hanya malang melintang di tim nasional junior semenjak 2009. Dengan minimnya bertanding di Eropa, dia akan menemui kesulitan untuk menembus skuad Piala Dunia 2014. Tapi dia memang digadang-gadang menjadi prospek cerah untuk Italia di masa depan.

Federico Marchetti



Marchetti adalah salah satu kiper dengan skill paling komplet yang ada di Serie-A saat ini. Tetapi penampilannya tidak dalam puncak. Dari 15 pertandingan dia memungut bola hingga 19 kali. Bukan seperti Marchetti pada musim-musim sebelumnya. Tetapi kemampuan refleksnya masih menjadi andalan utamanya di depan gawang. Ya saya rasa jika penampilannya tidak konsisten, bukan tidak mungkin dia akan kesusahan dalam menembus Piala Dunia tahun depan.

Andrea Consigli

Kiper Atalanta berusia 26 tahun ini adalah salah satu prospek yang "terdekat" dengan habisnya masa Gianluigi Buffon dkk. Dia dipercaya akan bersaing ketat dengan Salvatore Sirigu di masa depan. Dengan kemampuannya saat ini bisa dibilang dia adalah salah satu kiper Italia yang paling konsisten permainannya. Selain punya konsentrasi yang tinggi, dia adalah kiper yang hebat dalam menahan pinalti. Sejauh ini penampilan terburuknya adalah ketika kalah melawan Parma 3-4. Semenjak itu, dia tidak pernah kebobolan lebih dari dua gol. Di usianya yang menginjak usia matang bukan tak mungkin kemampuannya akan lebih terlihat jika pindah ke klub yang lebih besar. Peluang dia berangkat ke Brazil sangat kecil. Karena Prandelli akan lebih memilih Sirigu yang lebih berpengalaman di Eropa.

Christian Abbiatti



Siapa yang tidak kenal kiper kawakan yang satu ini? Pemain yang setia membela Milan sejak 1998. Walaupun karirnya sempat naik turun ketika posisinya digeser oleh Dida di sekitar tahun 2002-2003. Dia pun sempat dipinjamkan ke Juventus, Torino, dan Atletico Madrid. Pada akhirnya, dia kembali Ke Milan. Karirnya di timnas bahkan lebih buruk. Sejauh ini dia selalu menjadi bayang-bayang Buffon. Hingga akhirnya di 2009 dia mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan bahwa Ia tidak ingin dipanggil untuk tim nasional jika tidak sebagai starting line-up. Jadi, untuk melihatnya di Piala Dunia adalah hal yang hampir mustahil.

Antonio Mirante


Namanya memang sangat asing di telinga para pecinta sepakbola. Ya wajar saja, dia mengawali karir di Juventus dan hanya tampil sebanyak tujuh kali dalam empat tahun. Kemudian dia hanya bermain di klub kecil seperti Crotone dan Siena. Walaupun sempat membela Sampdoria, dia menemukan puncak karirnya di Parma. Mulai mendapat kepercayaan sejak 2010 dia setia untuk menjaga gawang Parma. Sebelumnya dia belum pernah mencicipi pertandingan Internasional bersama tim senior. Tapi menurut saya dia adalah salah satu kiper terhebat di Italia saat ini. Dari 11 kali bermain dia kebobolan 16 kali. Sebuah catatan buruk? Menurut saya tidak juga, mengingat barisan pertahanan Parma yang buruk. Beruntung Mirante sering tampil dengan gemilang. Ya jika berbicara mengenai Piala Dunia kemungkinannya sangat kecil kecuali kiper ketiga nanti cedera, siapapun itu.

Jadi, siapakah yang akan menemani Gianluigi Buffon menjadi daftar kiper Italia di Piala Dunia nanti? Jika saya adalah Prandelli, saya akan pusing memilih kiper yang terbaik tanpa melupakan Salvatore Sirigu.

Friday, November 15, 2013

Malaikat Terpendam Internazionale dan Argentina

Banyak orang-orang yang bilang Inter akan hancur ketika Wesley Sneijder dan Coutinho pergi meninggalkan Giuseppe Meazza. Memang menjual pemain-pemain kunci dengan kreativitas tinggi sangat berisiko. Karena menurut saya Sneijder masih menjadi salah satu playmaker paling berbahaya di Eropa. Sedangkan Coutinho adalah salah satu pemain muda paling berbakat yang ada di Inter.

Kesempatan bermain Coutinho memang kecil di Inter mengingat Sneijder selalu menjadi pilihan utama. Tetapi ketika Sneijder akhirnya pergi ke Galatasaray, pihak klub lebih memilih menjual Coutinho ke Liverpool. Hasilnya, Inter jatuh ke peringkat 9 klasemen musim lalu. Datangnya Kovacic sempat menjadi harapan besar. Tetapi dia masih sangat muda dan butuh adaptasi. Beruntunglah Inter memiliki Ricardo Alvarez.


Pemain kelahiran Buenos Aires ini bergabung pada 2011 dari Velez Sarsfield. Dibeli dengan mahar 11,2 juta Euro tidak menjadikan dia sebagai pilihan utama. Ya seperti yang sudah dibahas, dia harus bersaing dengan Sneijder dan Coutinho di lini tengah. Tetapi bakatnya sebagai trequartisata memang telah diketahui oleh Claudio Ranieri. Beruntung Inter masih menyimpannya hingga saat ini.

Musim ini saya rasa akan menjadi musim terbaiknya sejak 2011. Permainannya semakin matang dibawah asuhan Mazzarri.  Selalu menjadi pilihan utama sejak giornata 1 hingga melawan Livorno minggu lalu.

Dari 11 kali bertanding Ricky telah mencetak empat gol dan tiga assist. Dan menjadi Man of the Match empat kali. Alvarez memang terkenal dengan kemampuan dribble khas pemain Amerika Selatan. Total dia mencatat 44 kali dribel sukses dan 22 key passes. Beruntung Inter memiliki Rodrigo Palacio, Diego Milito, dan Mauro Icardi yang sama-sama berasal dari Argentina. Ya sederhana saja, mereka akan lebih mengerti lewat bahasa dan gaya dasar permainan yang sama. Entah itu kebetulan atau tidak, saya rasa permainan Ricky akan lebih buas ketika Palacio berada di lini depan, entah itu sebagai striker tunggal atau diduetkan dengan striker lain.

Di kancah Internasional, bersama Argentina dia baru mengecap lima kali bertanding. Dengan kemampuan dan performanya sekarang ini. Harusnya dia bisa lebih mendapat tempat di tim nasional Piala Dunia tahun depan. Bukan tidak mungkin jika Ricky akan menjadi kunci lini tengah Argentina. Walaupun dia memiliki daya serang yang tinggi, toh dia bisa bermain lebih ke dalam dan bisa juga berperan sebagai trequartista seperti di Inter.



Mengingat tim nasional Argentina memiliki sederet striker kelas dunia. Dan mereka semua sedang on fire. Yah, sebut saja Lionel Messi, Sergio Aguero, Carlos Tevez, Gonzalo Higuain, dan juga Rodrigo Palacio. Mereka semua menjadi mesin gol klubnya masing-masing. Belum lagi masih ada Ezequiel Lavezzi, Angel Di Maria, dan Erik Lamela. Ya mereka semua pemain haus gol.

Bukan tidak mungkin Alvarez bisa menjadi kunci penghubung antara lini tengah dan lini depan. Dia akan menjadi pemain yang tepat untuk menghubungkan para gelandang dengan penyerang. Jika Argentina berani menempatkan dia sebagai trequartista kemungkinan bersaing dengan negara lain akan terbantu. Saya sangat ingin melihat apa yang dia lakukan untuk Inter bisa terwujud di Argentina. Percayalah dia bagaikan seorang malaikat yang akan membawa Inter dan Argentina terus bersaing di atas. Seperti nama tengahnya Ricardo 'Gabriel' Alvarez.

Monday, November 4, 2013

Christian Vieri dan Kehidupan Sepakbola Saya

Tahun 2002 adalah masa dimana saya mulai ditakdirkan untuk mulai mencintai sepakbola. Ini berawal dari demam Piala Dunia di Jepang & Korea Selatan. Ketika itu saya yang berumur 10 tahun sangat antusias menyaksikan pertandingan-pertandingan. Ya memang beruntung saat itu jam tayang dilaksanakan sore hari sepulang sekolah. Saya masih ingat gol Ahn Jung Hwan ke gawang Italia. Dan saya tidak akan pernah lupa dengan kepala Ronaldo saat itu.

Setelah Piala Dunia, saya pun mulai menggilai sepakbola lebih lanjut. Setiap minggu saya sisihkan uang jajan untuk membeli tabloid sepakbola yang berbonus poster para pemain. Kamar saya pun berubah menjadi seperti galeri pemain-pemain sepakbola. Dan entah mengapa saya memutuskan untuk menjadi seorang Interista. Memang tidak ada yang salah dengan ini. Tetapi mayoritas teman-teman saya adalah pendukung Arsenal, Real Madrid, Barcelona, Manchester United, A.C. Milan, Juventus, dan Lazio. Hanya saya seorang yang menjadi Interista.

Mungkin karena saya masih anak-anak jadi tidak begitu mengerti tentang sejarah dan kejayaan para klub sepakbola idola teman-teman. Mungkin juga karena saya telat masuk ke dunia sepakbola saat itu. Akhirnya saya menyadari bahwa Inter adalah klub besar yang sedang berpuasa scudetto. Dan puasa itu berlanjut hingga 13 tahun. Ya saya mengerti bagaimana rasanya para gooners saat ini.

Di antara puluhan pemain Inter saat itu, hanya satu yang bisa membuat saya kagum dan memilih Inter sebagai klub yang digemari. Christian Vieri. Siapa sih yang tidak kenal Vieri? Penyerang tinggi gempal dengan tendangan geledek kaki kirinya. Kalian ingat atau mungkin pernah tahu di Desember 2002 dia mencetak quat-trick melawan Brescia? Itu adalah titik dimana saya memutuskan menjadi seorang Interista.

Vieri diboyong Inter pada 1999 dari Lazio dan bertahan hingga 2005 sebelum membelot ke Milan. Total dia telah mencetak 103 gol di semua kompetisi bersama Inter. Dia adalah tipe petarung di lapangan. Mengandalkan kekuatan fisiknya ditambah kemampuan kaki kirinya.
Ketika itu saya sangat yakin dia adalah salah satu penyerang terbaik di Italia. Tapi sayang dia tumbuh bersama generasi emas para penyerang Italia. Dia bersaing dengan Del Piero, Totti, duo Inzaghi (Simone dan Filippo), dan Delvecchio. Bersama Italia dia gagal memberikan yang terbaik. Hanya pada UEFA U-21 Championship 1994 dia berhasil membawa Italia menjadi juara.

Dari segi prestasi dia berhasil menjadi juara Coppa Italia 93 di awal karirnya bersama Torino sebagai pemain cadangan tak terpakai. Bersama Juventus dia membawa UEFA Super Cup dan Intercontinental Cup 96 dan scudetto 97. Di Lazio memboyong UEFA Winners Cup 99. Dan bersama Inter hanya memberikan Coppa Italia 2005.
Ya memang setelah saya telisik lagi, 2002 adalah tahunnya Christian Vieri. Dia diberikan berbagai penghargaan individual. Dia mendapatkan Guerin d'Oro 2002, FIFA World Cup Bronze Boot 2002, Italian Footballer of The Year 2002, dilanjutkan dengan masuk ESM (European Sports Media) Team of The Year 2003 dan Serie-A Top Scorer 2003.

Ya memang tidak salah saya menjadikan Vieri menjadi idola saat itu. Karena itulah puncak individualnya. Terima kasih Christian 'bobo' Vieri. Saya akan tetap mendukung Inter dan tidak akan pernah lupa quat-trick melawan Brescia.

Wednesday, October 23, 2013

Minder = Sombong

Kenapa ya sering banget kita merasa minder. Eh, yakin kalian jarang merasa minder? Menurut saya, semua orang pasti pernah merasa minder. Ya minder atau kurang percaya diri atau rendah diri atau apapun kalian ingin menyebutnya. Kenapa ya? Apakah terlalu membandingkan diri dengan yang lain? Kalau masalah membandingkan diri, apa bedanya dengan orang yang sombong? Sesama manusia yang suka membandingkan diri.

Tapi jika dipikirkan kembali kita akan merasa minder jika bertemu dengan orang sombong. Betul? Coba diingat-ingat lagi. 

Saya akan merasa minder jika teman saya sedang menangis karena diganjar nilai B sedangkan saya hanya mendapat C. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya merasa kecewa dengan mobil barunya sedangkan saya hanya mengendarai motor lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya berhasrat untuk menambah gadget-nya sedangkan saya hanya punya satu handphone lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya ingin membuang pakaian barunya untuk membeli dengan yang barang impor nan mahal sedangkan saya hanya memakai pakaian lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya yang tampan dan cantik malu dengan penampilannya sedangkan saya dilahirkan tidak setampan manusia lainnya. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya mengeluh tentang matanya yang rabun sedangkan saya tidak bisa melihat sejak lahir. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya kesal untuk membeli sepatu baru yang mahal sedangkan saya tidak bisa berjalan dengan sempurna. Betul?
 
Ya itu hanya beberapa contoh "kasus" minder dan sombong ini. Jika kita bertemu dengan yang "senasib" kita tidak akan minder atau sombong. Itu memang manusiawi. Sehingga terbentuklah secara alami bentuk kelompok-kelompok di dalam kehidupan. Yang kaya bergaul dengan yang kaya. Yang sombong bergaul dengan yang sombong. Yang minder bergaul dengan yang minder. Akhirnya sering timbul pertikaian karena rasa iri. Dan terjadi perang dari zaman Nabi hingga akhir zaman. Ya kan?

Semua hal itu tidak bisa dihindari kecuali kita sendiri yang melanggarnya. Ya intinya hidup di dunia ini harus mengerti yang namanya toleransi dan bersyukur. Setelah mengerti ya silahkan mulai diterapkan. Percayalah semua hal baik itu sulit untuk memulai dan mengakhiri.

Monday, October 21, 2013

Review Torino 3 - 3 Inter: Hilangnya Kiper Inter

Saya hanya bisa terdiam ketika wasit mengganjar Handanovic dengan kartu merah. Inter terpaksa bermain dengan 10 orang sejak menit ke-5. Alhasil Kovacic harus rela ditarik keluar untuk diganti oleh Pablo Carrizo. Sempat bermain gemilang dengan menahan penalti Alessio Cerci tetapi bermain dengan cukup menggelikan di dua gol terakhir.


Sumber: (www.whoscored.com)

Memang hilangnya Handanovic sangat memengaruhi permainan Inter. Bermain dengan 10 orang sangat berat apalagi di kandang lawan. Yang patut disorot adalah lini belakang Il Nerazurri. Trio Rolando-Ranocchia-Juan tidak bisa menghadang serangan-serangan balik cepat yang bertumpu pada Alessio Cerci.

Serangan Inter pun terkonsentrasi pada kedua sisi sayap. Tetapi Nagatomo bermain tidak seperti biasanya. Cerci menyebabkan dia harus bermain lebih ke dalam. Juan dan Taider juga gagal menutup lubang yang ditinggal Nagatomo. Sedangkan Jonathan berhasil melakukan beberapa penetrasi di sisi kanan. Sehingga Torino sering berganti serangan ke sisi kiri atau lewat tengah.

Keputusan Mazzarri memasukkan Belfodil dibanding dengan Icardi cukup menunjukkan  perubahan peta penyerangan Inter. Tapi berterima kasih lah kepada Guarin dengan overhead kick dan dua gol Palacio. Tetapi saya sangat meyangkan ketika Inter memasukkan Wallace untuk menggantikan Palacio di menit-menit akhir. Saya menyayangkan Mudingayi yang punya naluri defensif tinggi tidak dimainkan.

Lalu apakah saya salah memilih untuk judul di atas? Bandingkan kemampuannya menahan penalti dengan ketiga gol lainnya. Silahkan menilai sendiri.

 Sumber: (http://elsitioderuife.files.wordpress.com)

Sunday, October 20, 2013

Bagaimana Jika American Football Adalah Solusi Tawuran?

Pernahkah kalian mendengar tentang olahraga American Football? Salah satu olahraga yang sering disamakan dengan Rugby itu. Ya memang di Indonesia olahraga yang satu ini kurang populer dibandingkan olahraga yang lain. Saya pun baru akhir-akhir ini mengetahui tentang olahraga ini. Memang saya belum pernah mencoba bermain langsung. Hanya menonton beberapa pertandingan NFL saja. Itu pun tidak rutin karena saya tidak punya akses untuk menonton channel Tv luar. Tetapi saya langsung menyukai olahraga ini.

Pertama kali kenal dengan American Football saat saya sedang berada di sebuah hotel di Jakarta untuk menghadiri pernikahan sepupu saya. Kebetulan saat itu ada pertandingan antara Jepang vs Hongkong (kalau tidak salah). Entah itu terjadi di dalam kejuaraan apa saya tidak tahu. Ya walaupun tidak menonton hingga akhir pertandingan. Hanya satu kesan yang muncul yaitu keren. Terlihat sekali permainan ini penuh dengan strategi-strategi yang cukup kompleks. Dan yang menarik tentu saja benturan fisik yang -legal dan tanpa aturan- diperlihatkan oleh semua pemain.

Sejak saat itu saya pun tidak sengaja menemukan komik Eyeshield 21. Komik ini menceritakan tentang sekolah Deimon yang berjuang untuk menjadi juara Christmas Bowl. Ya semakin bertambahlah rasa penasaran saya dengan olahraga ini. Dan akhirnya saya mengenal permainan NFL Pro di tablet. Ya ini cukup mengobati saya akan rasa penasaran tentang American Football.

Permainan 11 orang ini bisa diterapkan dengan operan atau dengan run, bisa juga dengan kick. Tujuannya semua sama yaitu untuk mendulang poin. Selain itu yang paling mencolok adalah kemampuan pemain yang memiliki kamampuan spesialis untuk bertahan atau menyerang. Dan spesialisasi untuk setiap posisi. Untuk lebih jelasnya kalian bisa membaca di http://en.wikipedia.org/wiki/American_football

Tapi sayang di Indonesia olahraga ini belum terlalu populer apalagi di kalangan remaja. Saya berharap suatu saat Indonesia bisa "menerima" olahraga ini. Karena olahraga ini menarik dan penuh tantangan. Ya cocok untuk remaja Indonesia yang suka tawuran. Daripada kalian tawuran dengan menggunakan alat-alat dan senjata tajam. Lebih baik kalian mencoba membentuk tim American Football. Kalian bisa melancarkan tackle yang brutal sekalipun untuk menghentikan pergerkan atau merebut bola. Toh ini permainan tim dengan pertarungan individual. Sama saja dengan tawuran yang ramai dengan pertarungan satu lawan satu. Cedera? Itu pasti. 

Sunday, October 6, 2013

Review Inter 0 - 3 Roma: Buruknya Wingback Inter tanpa Jonathan


Publik Giuseppe Meazza kembali terdiam setelah gol Florenzi tercipta. Sepanjang babak pertama Roma terlihat sangat superior terutama di sisi kanan. Mereka berhasil mengeksploitasi buruknya permainan Alvaro Pereira di sisi kiri. Handanovic dan Ranocchia pun bermain tidak seperti biasanya. Tidak ada penyelamatan gemilang dan tackle brilian dari kedua pemain.

Absennya Hugo Campagnaro dan Jonathan sangat berpengaruh terhadap lini pertahanan Il Nerrazurri. Inter kembali kehilangan sosok commander di belakang. Ini mengingatkan saya pada musim lalu ketika Samuel absen selanjutnya rentetan hasil buruk pun berdatangan. Saya pun sedikit heran karena Mazzarri lebih memilih Rolando daripada Samuel. Tetapi ternyata Ranocchia yang bermain buruk dini hari tadi.

(Sumber: www.whoscored.com)

Bisa dilihat dari statistik di atas, Inter menguasai pertandingan tetapi sangat buruk dalam finishing. Dari total 18 tembakan hanya tiga yang mengarah gawang dan gagal menjadi gol. Tidak adanya Jonathan menjadi tumpulnya serangan Inter yang terbiasa menyerang di sisi kanan. 
(Sumber: www.whoscored.com)

Roma banyak menyerang dari sisi kanan melalui Gervinho dan Torosidis. Gol pertama Roma dari Totti pun disebabkan oleh buruknya Pereira dalam menutup sisi kiri Inter. Puncaknya ketika Pereira menyebabkan pinalti untuk Roma. Alhasil dia diganti oleh Icardi untuk bermain lebih menyerang dengan formasi 3-4-1-2. Selain itu Taider juga gagal bermain gemilang seperti saat dia menahan Vidal saat melawan Juventus. Nagatomo pun tidak menunjukkan tajinya dan bisa disimpulkan bahwa kedua wingback Inter bermain sangat buruk dan menyebabkan kekalahan telak.

Masuknya Mateo Kovacic sedikit merubah permainan Inter. Inter bermain lebih rapat dengan passing pendek. Tapi sayang duet Mehdi Benatia dan Leandro Castan berhasil mengurung Palacio dan Alvarez. Akhirnya Inter lebih banyak melancarkan long shots yang jauh dari efektif. Masuknya Diego Milito pun tidak berpengaruh banyak. Padahal Inter punya kesempatan ketika Balzaretti dikeluarkan wasit karena mendapatkan kartu kuning keduanya. Tapi semua usaha gagal dikonversi menjadi gol.

Untuk pertandingan selanjutnya, saya berharap Mazzarri berani untuk memainkan Samuel di lini belakang dan mencoba Wallace di sisi kanan. Pereira terlihat tidak kompeten bermain sebagai wingback. Nagatomo pun lebih bertaji jika bermain di sisi kiri. Kovacic harus lebih sering dimainkan karena inkonsistensi permainan Taider. Mazzarri pun harus lebih banyak memberi menit bermain untuk Icardi dan Belfodil, karena Inter sudah mulai terbaca serangannya yang bertumpu pada Jonathan-Guarin-Alvarez-Palacio. Jonathan pun tidak punya pelapis sepadan.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa saya tidak salah menempatkan kedua wingback sebagai kambing hitam kekalahan Inter. Karena ketiga gol Roma berasal dari sana, bukan dari tengah.


Saturday, September 28, 2013

Kota Hujan Rasa Hijau dan Bising Klakson Angkot

Akhir-akhir ini saya sering merindukan keadaan kota Bogor yang dulu. Kota yang nyaman dan aman. Ya walaupun saya baru 20 tahun di kota ini. Tapi terasa semakin berbeda dibanding masa kecil dulu. Apa kota ini memang berubah? Apa saya yang semakin peka dengan keadaan? Entahlah. Mungkin hanya angkot yang bisa menjawabnya.

"Lho, memangnya Bogor sekarang tidak nyaman dan aman? Bukankah Bogor punya julukan Kota Hujan? Bukankah Bogor punya Kebun Raya? Seharusnya lebih nyaman kan? Bukankah Bogor punya istana negara? Lalu bukankah Bogor juga punya pangkalan Angkatan Udara? Seharusnya lebih aman kan?"

Ya iya sih. Itu kan yang seharusnya tapi sekarang rasanya beda. Sekarang Bogor sedang berkembang menjadi kota yang lebih metropolis. Banyak Mall, dibangun jalan tol, banyak pembangunan kawasan perumahan elit, dan lain sebagainya. Dari semua "kelebihan" itu pasti ada kekurangannya. Yang utama itu adalah kemacetan. 

Kemacetan yang terjadi di Bogor ada dua penyebabnya. Yang pertama banyaknya kendaraan di jalan. Dan yang kedua adalah angkot. Dan angkot adalah kendaraan yang selalu ada di manapun. Ya sederhana saja, setiap hari berapa banyak manusia yang ingin pergi ke Mall. Kebanyakan orang yang tinggal di kawasan elit pasti menggunakan mobil padahal cuma sendiri. Akhirnya macet di sekitar Mall atau pusat perbelanjaan lainnya. Jangan lupa, di mana ada keramaian pasti ada puluhan angkot siap menghalangi jalan anda. Bayangkan yang terjadi, warga Bogor pasti sudah paham apa maksud saya.

Ya jika kota ini semakin berkembang, maka jumlah angkot pun bertambah. Sedangkan luas kota dan jalannya pun tidak bertambah luas. Alhasil pasti akan semakin macet beberapa tahun ke depan. Apa sebegitu parahnya angkot di Bogor? Pada awalnya saya tidak merasa rugi dengan adanya angkot. Toh, kita sama-sama bekerja kan. Dia mencari uang dengan mengantarkan orang dan saya cuma pergi ke kampus. Tapi lama kelamaan, angkot semakin menjadi-jadi tabiatnya. Berhenti sembarangan, menyalip sembarangan, menabrak pun sembarangan. Tidak jarang saya lihat supir angkot sedang berdebat atau adu jotos dengan pengendara lain.

Bogor yang tadinya disebut hijau karena memiliki Kebun Raya dan dekat dengan Gunung. Sekarang telah berubah menjadi hijau angkot. Semua angkot di kota Bogor memang berwarna hijau. Jika berwarna biru hanya yang trayeknya di atau ke arah Kabupaten. Sudah kenyamanan di jalanan hilang, identitas "hijau" di Bogor pun hilang. Mungkin hanya Persikabo yang masih bisa membanggakan dengan kostum hijau.

Oh ya, kalian sadar gak sih? Kalau Bogor itu berisik? Saya merasa begitu. Coba diperhatikan selain dari suara kendaraan yang banyak, pasti kalian sering mendengar suara klakson angkot. Saya jengah mendengar klakson setiap angkot. Setiap melihat orang berdiri di jalan pasti membunyikan klakson dengan semangat 45. Lebih membabi buta klaksonnya jika melihat orang sedang berjalan keluar dari sebuah gang kecil. Dan itu dilakukan oleh setiap supir angkot dari subuh hingga tengah malam. 

Bagaimana saya bisa merasa nyaman di jalan?

Lagipula akhir-akhir ini sering terdengar tindak-tindak kejahatan di dalam angkot. Entah itu perampokan hingga pemerkosaan. Ya terkadang dilakukan sendiri oleh supir-supir angkot. Menyeramkan.

Bagaimana saya bisa merasa aman?

Satu-satunya yang tidak berubah adalah hujan. Saya lebih senang jika hujan turun karena suara klakson-klakson angkot sedikit berkurang. Dan banyak orang yang lebih memilih berteduh daripada bertaruh dengan kehujanan dan ancaman perkosaan. Saya pun sering berharap hujan bisa datang setiap hari. Sebenarnya saya masih punya beberapa perbuatan angkot yang menurut saya merugikan. Tapi ini sudah cukup untuk saya jika angkot adalah "hama" kota ini.

Sunday, September 22, 2013

Preview Giornata 4: Hijau-Hitam vs Biru-Hitam


Akhir pekan ini Inter akan bertandang ke rumah "Sang Juru Kunci", Sassuolo. Hingga saat ini Il Neroverdi memang bermain di bawah ekspektasi banyak orang. Berpredikat sebagai juara Serie-B musim lalu tetapi gagal tampil konsisten. Dan di akhir pekan ini akan menjamu lawan berat, Internazionale.

Jika dilihat dari beberapa pertandingan Sassuolo ketika lawan Livorno, Hellas Verona, dan Torino terlihat jika tim ini memiliki kelemahan dalam soal penyelesaian akhir. Hanya mencetak satu gol dari tiga pertandingan. Gol itu milik Simone Zaza ketika melawan Livorno. Masalah pertahanan pun tak luput dari mengecewakannya penampilan Terranova. Dia tidak perkasa seperti di Serie-B lalu.

Dari semua kekurangan yang Sassuolo telah perlihatkan, masih ada beberapa pemain yang bisa memunculkan kejutan. Toh ini pertandingan pertama di musim ini mereka melawan tim besar. Pastinya motivasi yang timbul akan beda. Francesco Acerbi, Jasmin Kurtic, dan Simone Missiroli menurut saya akan menyulitkan Inter.

*Francesco Acerbi




Pemain belakang ini menurut saya akan menjadi pendamping yang pas untuk Terranova di depan kiper. Walaupun dia baru bermain sekali ketika lawan Verona. Dia mencatat 4 intercept, 1 blocked shot, dan 7 clearances. Artinya dia cukup sigap dalam membaca permainan lawan. Selain itu dia punya keunggulan dalam bola atas. Ini sebuah keuntungan karena Inter kemungkinan akan kembali memasang Palacio sendirian ketimbang menduetkan dengan Icardi atau Belfodil. 

*Jasmin Kurtic

Kurtic adalah top performer di Sassuolo dalam tiga pertandingan terakhir. Dia adalah pusat serangan Sassuolo di dalam formasi 4-3-3. Selain itu dia punya akurasi passing yang tinggi hingga 84%. Jadi, mudah saja untuk Inter. Tutup pergerakan Kurtic maka Sassuolo akan kesulitan mengembangkan permainan. Hehehe.

*Simone Missiroli
 Walaupun dia tidak menonjol seperti Kurtic, tapi dia adalah kunci dalam permainan Sassuolo. Dia berperan sebagai maestro tempo permainan. Akurasi passingnya juga cukup tinggi 80% dalam tiga pertandingan. Tak jarang dia sering mengendurkan tempo permainan dan melepaskan umpan-umpan pendek khas Il Neroverdi. Selain itu dia juga kuat dalam tackle dan duel udara. Jadi, mudah saja untuk Inter. Hentikan Missiroli dan Sassuolo akan panik. Hehehe.

Monday, September 2, 2013

Review Giornata 2 Serie-A: Catania 0-3 Inter

Stadion Angelo Massimino kembali bergemuruh ketika akhirnya Ricardo Alvarez mencetak gol pamungkas. Kemenangan yang sangat baik diperlihatkan oleh Inter pekan ini. Inter berhasil mengecewakan saya dengan kemenangan 3-0 atas tuan rumah Catania. Saya memang memprediksi Inter akan kesulitan untuk mengalahkan Catania. Tetapi dugaan saya salah berkat penampilan cemerlang Ricardo Alvarez.

Sumber: whoscored.com

Inter bermain dengan formasi 3-5-1-1 dengan menempatkan Alvarez di belakang Rodrigo Palacio sebagai penyerang tunggal. Inter memang terlihat ingin menang karena Walter Mazzarri menempatkan Guarin dan Alvarez yang bernaluri serang tinggi bersamaan. Jonathan dan Nagatomo mengisi sisi luar Inter. Cambiasso dan Kovacic berperan sebagai penghubung dan mengontrol lini tengah Inter. Walaupun Kovacic tidak bermain lama dan diganti oleh Taider. Jika dilihat dari posisi pemain di atas, terlihat memang Inter ingin mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Catania.

Sumber: whoscored.com (Catania: Biru, Inter: Oranye)

Hasilnya terlihat Inter lebih banyak melakukan penetrasi lewat sisi kiri. Ini menyebabkan Sebastian Alvarez tidak bisa bebas maju untuk membantu serangan. Catania lebih banyak bermain di tengah mengandalkan duet Almiron dan Tachtsidis. Tetapi berkat Guarin dan Alvarez, Almiron kewalahan dan lebih bermain ke dalam untuk membantu pertahanan. Alhasil Jonathan pun leluasa bermain di kanan dan berperan dalam lahirnya gol Palacio dan Nagatomo. Sedangkan gol Alvarez adalah murni kejelian dia dalam membongkar pertahanan lawan.

Catania bukannya tanpa perlawanan, berkali-kali Sebastian Leto, Lucas Castro, dan Bergessio berusaha merobek jala gawang Handanovic. Tetapi tidak ada yang berhasil dari total 13 tembakan. Beruntung untuk Inter, Catania bermain buruk di final third dan finishing. Selain itu permainan dari Hugo Campagnaro pun sangat membantu. Tercatat dia adalah pemain yang paling sering melancarkan tackle sebanyak tujuh kali. Selama Samuel tidak bermain dia berhasil berperan sebagai komandan di lini pertahanan Inter.

Menurut saya, yang paling pantas mendapatkan man of the match adalah Campagnaro. dia jarang melakukan kesalahan dan bermain disiplin. Ya dari semua sisi positif yang diperlihatkan Inter, saya sangat kecewa pada Catania yang tidak diperkuat Pablo Barrientos.

Friday, August 30, 2013

Prediksi Giornata 2 Serie-A: Catania vs Inter

Serie-A sebentar lagi akan menuju pada Giornata 2. Pada pekan pertama Inter berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Genoa. Jika dilihat dari skor, memang terkesan kemenangan yang solid. Sudah dua pertandingan (termasuk lawan Cittadella) Inter berhasil melakukan clean sheet. Awal yang baik untuk tim yang kebobolan 57 gol di musim lalu. Tetapi tidak semua terlihat berjalan mulus begitu saja. Inter harus menunggu hingga menit ke 75 untuk mencetak gol pertama. Sempat berpikiran pertandingan akan berakhir seri, tapi akhirnya dipastikan oleh gol Palacio di menit-menit akhir.

Di pekan ini Inter akan berhadapan dengan Catania di Angelo Massimino. Ini partai away pertama Inter musim ini. Inter harus berhati-hati dengan tim yang satu ini. Catania memang tidak bisa diremehkan begitu saja. Walau kalah 1-2 dari Fiorentina pekan lalu, Catania terlihat tidak bermain buruk. Sempat menyamakan kedudukan lewat Pablo Barrientos sebelum dibalikkan keadaan melalui David Pizzarro.

Menurut saya, jalannya pertandingan ini akan ketat. Mengingat Catania akan bermain lebih bertahan melawan Inter. Juga ditambah dukungan suporter sendiri akan menjadi tambahan motivasi tersendiri. Lalu siapakah pemain kunci yang akan berpengaruh di pertandingan nanti?

Ricardo Alvarez

 Di kubu Inter sendiri saya percaya pemain ini akan membantu Inter meraih poin penuh. Jika dilihat dari performanya di pertandingan yang lalu, Alvarez tampil luar biasa. Dia berhasil membuat 6 key passes. Dia adalah pemain pembeda di Inter, dia memiliki skill dribble yang kuat dan termasuk seorang technician yang berani memamerkan skillnya di lapangan. Ketika melawan Genoa dia membuat empat kali dribble. Wajar jika pemain-pemain belakang lawan sering kewalahan menghadapinya.

Pablo Barrientos
 Gelandang kanan Catania asal Argentina ini berhasil mencetak satu gol ke gawang Fiorentina pekan lalu. Hanya sayang Catania gagal meraih kemenangan. Tetapi penampilannya tidak bisa dianggap remeh. Bisa dibilang dia bisa membuktikan sebagai pusat serangan Catania dengan lima kali dribble dan memiliki akurasi passing 80.8%. Dia pun juga piawai dalam melancarkan through ball ke daerah pertahanan lawan. Jadi akan dipastikan bagaimana Inter akan kewalahan di sisi kiri pertahanan jika pemain yang satu ini tidak diwaspadai.

Menurut saya, jika dilihat dari keseluruhan tim, Inter memang diunggulkan tetapi tidak akan meraih kemenangan dengan mudah. Saya prediksi Inter hanya menang tipis saja. Tidak akan lebih dari dua gol kemenangan. Yah selain itu, menarik sekali kita tunggu adu skill antara Alvarez dan Barrientos. Duel maestro Argentinian ini patut diperhitungkan.

Thursday, July 25, 2013

Selamat Datang Il Neroverdi



Serie-A musim depan akan kedatangan tim debutan yaitu Sassuolo. Siapa yang menyangka tim ini akan menjuarai Serie-B. Tim yang berdiri sejak 1922 ini sebelumnya hanya berkutat di kasta bawah Italia. Bahkan masuk ke Serie-B baru terjadi pada 2008 di bawah komando Massimiliano Allegri. Selanjutnya Il Neroverdi atau Si Hijau-Hitam selalu menjadi penantang serius untuk promosi.

Menarik melihat prospek dari sang juara Serie-B musim depan. Ya memang kita tahu apa yang terjadi dengan Pescara. Skuad diisi sebagian besar oleh pemain-pemain yang lama. Tidak ada yang istimewa jika melihat nama-nama yang kurang terdengar di Serie-A. Tetapi yang menarik adalah tim ini tidak pernah turun peringkat dari giornata 1 Serie-B musim lalu. Digdaya di atas klasemen. Berkat 4-3-3 yang offensive dari Eusebio Di Francesco.

Dari semua pemain Sassuolo yang paling menarik perhatian saya adalah Emanuele Terranova. Pemain berusia 25 tahun ini menjadi tulang punggung keberhasilan Sassuolo musim lalu. Dia hanya satu dari segelintir pemain yang pernah merumput di Serie-A bersama Palermo dan Lecce. Itu pun bukan pemain utama andalan.

Poin yang menarik adalah dari penampilannya musim lalu, dia sanggup mencetak 11 gol. Sangat produktif karena dia seorang centre-back murni. Ya walaupn 8 golnya berasal dari titik putih. Ada momen yang mengagumkan pada saat melawan Bari dengan skor 3-3. Dia mencetak gol ketiga dan menyelamatkan gawang di saat-saat terakhir.
Jika dilihat lagi, jumlah golnya melebihi raihan gol individu para striker papan atas seperti Diego Milito, Antonio Cassano, Alessandro Matri, Goran Pandev, dan Sergio Floccari. Dan dia pun sejajar dengan top scorer klub musim lalu Domenico Berardi, Leonardo Pavoletti, dan Richmond Boakye.

Anyway, selamat datang Il Neroverdi! Dan semoga saja musim ini kita masih bisa melihat aksi Terranova mengawal pertahanan Sassuolo. Atau dia dibeli oleh klub yang miskin striker? Lihat saja.

Wednesday, July 24, 2013

Keganjilan Metamorfosa Inter

Bisa dibilang tidak ada transfer mengejutkan yang dilakukan Inter. "Hanya" merekrut pemain-pemain yang "muda" dan "biasa" saja. Sudah tidak ada lagi kita mendengan transfer dengan nama besar dari Inter. Cuma nama Walter Mazzarri yang memiliki nama besar. Sejauh tulisan ini dibuat sudah sekitar sembilan pemain didatangkan. Termasuk juga beberapa pemain yang sudah dipinjam terlebih dahulu musim kemarin. Sepertinya Inter ingin bermetamorfosa seperti A.C. Milan beberapa musim belakangan.

Di antara pemain-pemain baru Inter memboyong Ishak Belfodil dan Mauro Icardi. Keduanya adalah seorang striker dan masih muda. Tapi apa perlu untuk merekrut keduanya? bagaimana dengan melepas Cassano dan Rocchi? Tepatkah? 

 

Jika dilihat dari tabel di atas, menurut saya Inter kali ini membuat keputusan yang tepat. Cassano memang bukan seorang goal poacher sejati. Dia lebih bersifat Trequartista, menjadi playmaker yang malas menjemput bola. 

Lalu pembenahan di lini belakang Inter sedikit berbeda, ya sama-sama memboyong dua pemain. Tetapi keduanya ada pada usia matang. Andreolli dan Hugo Campagnaro. Hugo akan menambal dari trio Samuel-Ranocchia-Juan yang tidak akan berjalan tanpa Samuel. Silvestre angin-anginan. Chivu bukan lagi Chivu saat tiga tahun yang lalu. Dia lebih suka menambah riwayat cedera dan mengoleksi kartu. Jadi hanya Juan dan Ranocchia yang terbilang masih muda. Yah cukup menjanjikan untuk musim depan.

Selain duo striker muda baru, Inter juga merekerut Diego Laxalt (20 tahun) dan Rubben Botta (23 tahun).

 

Jika dilihat, Laxalt memang pemain muda biasa yang katanya memiliki potensi bagus. Di klub dia hanya bermain 15 kali dan mencetak 1 gol tanpa assist. Memang Laxalt seorang winger, bukan striker atau playmaker. Tetapi alangkah baiknya jika dia bisa mencetak gol lebih banyak atau memberi assist. Ya supaya terlihat kalau dia winger yang gak cuma lari di lapangan aja gitu. Ruben Botta lebih impresif bersama Tigre. 10 gol dan 5 assist. Dia bisa menjadi alternatif dari Alvarez nantinya.

Tetapi dibalik semua itu ada keganjilan yang diperlihatkan oleh Inter. Klub lebih memilih untuk menjual Giulio Donati, Luca Caldirola, Matteo Bianchetti, dan Cristiano Biraghi. Semuanya dengan full transfer. Mereka ada 4 punggawa pengawal lini belakang timnas Italia U-21. Ya walaupun keempatnya hanya berlaga di Serie-B. Tidak seperti Andreolli atau Campagnaro. Padahal semuanya memiliki statistik yang impresif dengan mengemas lebih dari 30 pertandingan musim lalu (kecuali Bianchetti). 

Ya Inter memang bermetamorfosa. Perlahan menjadi semakin muda. Tapi saya rasa nanti akan mengalami "de-Javu". De-Javu yang sama saat melihat Andreolli dilepas dan dibeli lagi beberapa tahun berikutnya. Itupun jika mereka di klub medioker nantinya.

Monday, July 22, 2013

Manusia Mati Meninggalkan Nama, Stankovic Pergi Menjadi Legenda



Siapa yang tidak kenal akan nama Dejan Stankovic? Mungkin hanya penggemar non sepakbola yang tidak mendengar gaung namanya. Satu lagi kita akan kehilangan seorang gelandang serba bisa di Serie-A. Dia seorang pekerja keras, kreatif, dan memiliki visi dan tendangan yang di atas rata-rata. Walaupun hanya memperkuat Lazio dan Inter di Italia, cukup mengukir namanya menjadi legenda sepakbola khususnya untuk Serbia. 



Dejan lahir di Belgrade pada 1978 dan karirnya berawal di klub lokal Red Star Belgrade mengantongi 85 pertandingan dan 30 gol. Dia pun memulai debutnya ketika berusia 16 tahun dan menjadi kapten termuda dalam sejarah klub pada umur 19 tahun. Awal yang sangat fantastis.


Di usia yang masih 20 tahun, bakatnya tercium oleh beberapa klub besar di Eropa dan beruntung Lazio mendapatkannya pada 1998. Tak sia-sia dengan mahar £7.5 juta. Tempat di tim utama Lazio langsung diarih. Bersama dengan Pavel Nedved, Juan Sebastian Veron, dan Diego Simeone. Alhasil, gelar UEFA Winners Cup dan UEFA Super Cup pada 1999 dan Scudetto pada 2000. 


Pada 2004 Stankovic dibajak Inter "hanya" 4 juta euro. Terbilang murah untuk seorang Stankovic jika dibandingkan para pemain-pemain papan atas yang lain. Bersama Inter, Dejan menjadi pemain yang berjasa mengeluarkan Inter dari masa kegelapan tanpa gelar. Dia mempersembahkan 5 scudetto, 4 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italiana, 1 UEFA Champions League, dan 1 FIFA Club World Cup. Dia pun menjadi salah satu pemain asing yang memiliki caps terbanyak setelah Javier Zanetti, Ivan Cordoba, dan Esteban Cambiasso.



Stankovic juga memperoleh prestasi unik dengan membela 3 negara. Yugoslavia, Serbia & Montenegro, dan Serbia. Dan tampil di 3 Piala Dunia dengan 3 negara berbeda.

Luar biasa pemain yang satu ini dia sudah memperoleh semuanya di sepakbola. 3 negara, 3 Piala Dunia, menjadi kapten termuda sebuah klub, menjadi bagian dari puncak kesuksesan 2 klub papan atas Italia. Hanya gelar Internasional dan Pemain Terbaik yang kurang saya rasa.

Sesuai dengan kutipan darinya "Di Inter, setiap anda menang, mereka akan memberi label bintang dan nama anda akan abadi". Kami akan mengabadikan namamu dan menjadikanmu seorang legenda sepakbola di Serie-A, Lazio, Inter, Red Star Belgrade, Eropa, dan Dunia...

Postingan Populer