Tuesday, May 3, 2016

Ini Mancini apa Ranieri ya?

Sumber Gambar: express.co.uk
Iri rasanya melihat Leicester berhasil menjuarai Liga Inggris musim ini. Ya, siapa pun pasti iri melihatnya. Tanpa pemain bintang apalagi diunggulkan untuk merangsek ke papan atas, tim asuhan Claudio Ranieri ini berhasil mematahkan segala dugaan dan prediksi untuk siapa yang merajai sepakbola Inggris.

Tentu siapapun pasti sudah tahu bagaimana kisah sukses Leicester. Dari segala aspek yang telah dibahas banyak orang, saya rasa Ranieri pantas diberi kredit lebih. Salah satu kunci keberhasilan Leicester adalah mereka mampu menjaga konsistensi sejak awal musim.

Sebagai seorang pelatih yang terkenal gemar menggonta-ganti susunan pemain dan formasi, memiliki ‘winning team’ adalah suatu terobosan yang besar bagi seorang Claudio Ranieri. Mungkin memang hal inilah yang diperlukannya sejak lama. Cara ini sebenarnya telah dibuktikan oleh beberapa pelatih, sebut saja Carlo Ancelotti dan Jose Mourinho saat menukangi Milan dan Inter, mereka bahkan berhasil menjuarai Liga Champions.

Berbicara masalah konsistensi, kebetulan tim idola saya bermasalah dengan hal yang satu ini bahkan sejak beberapa tahun ke belakang. Ya, tim itu adalah Inter yang saat ini masih diasuh oleh Roberto Mancini.

Jika mengingat kembali, Inter juga dikenal gemar ‘merotasi’ pelatihnya. Terhitung ada tujuh nama yang menukangi Inter selepas kepergian Mourinho ke Real Madrid. Bahkan beberapa di antaranya dipecat pada pertengahan musim. Mereka adalah Rafael Benitez, Gianpiero Gasperini, Walter Mazzarri, dan Claudio Ranieri.

Sebagai tim yang sering berganti pelatih, wajar jika para performa pemain akan terpengaruh. Lihatlah nama-nama tadi, mereka memiliki gaya bermain yang berbeda-beda. Bahkan untuk Gasperini dan Mazzarri, yang sama-sama menggunakan formasi dasar dengan tiga pemain belakang, juga menerapkan permainan yang berbeda. Apalagi dengan Ranieri yang kerap berganti formasi dan juga pemain inti.

Sayangnya, kesalahan Ranieri di masa lalu seolah diulangi oleh Roberto Mancini. Tercatat, total Inter telah menerapkan tujuh formasi yang berbeda. Dengan pergantian formasi, pemain pun terpaksa dirotasi untuk memenuhi kebutuhan. Alhasil Inter yang sempat memuncaki klasemen hingga pertengahan musim harus puas tergusur hingga sekarang stabil (baca:mentok) berada di posisi keempat.

Coba kita lihat, dari total 26 pemain yang pernah diturunkan Mancini, yang paling sering menjadi starter adalah Samir Handanovic (35 kali), Jeison Murillo (31), Mauro Icardi (31), dan Miranda (30). Sisanya tidak/belum menyentuh 30 kali starter. Rotasi pemain ini hampir tak menyentuh bagian jantung pertahanan dan ujung tombak. Artinya, lini tengah memang menjadi bagian yang paling sering dibongkar pasang.

Uniknya, formasi apapun yang digunakan oleh Mancini, Inter tetap tampil dengan ciri khas, yaitu dengan mengandalkan penguasaan bola serta umpan-umpan pendek. Namun penyelesaian akhir Inter masih jauh dari kata memuaskan.

Jika dibandingkan dengan tim yang berada di lima peringkat teratas saat ini, baik dari jumlah gol, assist, dan umpan kunci, Inter menjadi yang terlemah. Ya bahkan kalah dari Fiorentina yang duduk satu peringkat di bawah Inter. Kita juga tahu di awal musim, Nerazurri meski sering menang tapi hanya menghasilkan skor tipis 1-0 saja. Saya ragu tumpulnya lini serang Inter apakah karena lini tengah mereka yang kurang mendukung atau sebaliknya, ini karena Mancini yang sering mengganti formasi.

****

Leicester adalah salah satu contoh bahwa sukses akan hadir dari konsistensi. Jika Mancini ingin kembali berjaya, maka menjaga konsistensi adalah suatu kewajiban. Dengan formasi 4-2-3-1 yang dalam beberapa pertandingan terakhir digunakan, rasanya ini bisa menjadi modal untuk di musim depan. Pondasi pun telah terbangun dari Handanovic, Murillo, Miranda, dan Icardi. Ditambah lagi dengan trio balkan, Perisic, Brozovic, dan Ljajic yang menjadi semakin padu, rasanya sudah cukup terbentuk sebuah tim yang kuat.

Namun kuat saja tak cukup jika menjadi tim yang inkonsisten. Kalau tak percaya, coba tanya Chelsea atau Liverpool juga boleh.

Postingan Populer