Thursday, September 3, 2015

Inter Tanpa Pembelian Panik

Sumber: goal.com
Sebagai salah satu klub yang begitu aktif di bursa transfer musim panas ini, Inter seakan belum merasa cukup dengan skuad yang ada. Bukan hal mengejutkan jika pada deadline day lalu akan ada pemain lagi yang bergabung. Benar saja, sehari sebelum hari terakhir jendela transfer musim panas, Ivan Perisic, pemain yang telah lama diincar resmi bergabung dari Wolfsburg. Namun, yang tidak diduga-duga adalah Inter berhasil mermapungkan transfer 3 pemain lainnya, Felipe Melo (Galatasaray), Adem Ljajic (Roma), dan Alex Telles (Galatasaray).

Wajar, jika di deadline day sering terjadi yang namanya pembelian panik. Biasanya terjadi karena klub gagal mendapatkan pemain incaran utamanya dan beralih pada nama lain. Atau hanya sekedar aji mumpung ada pemain yang bisa dibeli dengan harga lebih murah. Padahal situasinya, klub tersebut tak benar-benar membutuhkan si pemain. 

Untuk Inter, nampaknya label panic buying sah saja disematkan pada ketiga pemain tersebut. Tapi jika diperhatikan, ini bukanlah sebuah pembelian panik. Melihat dari komposisi pemain yang dimiliki Mancini, ketiga pemain tersebut sudah jelas untuk menambah kualitas kedalaman skuad serta memperkaya taktik yang diterapkan.

Sesuai Kebutuhan


Di dua pertandingan awal liga, Mancini berhasil membawa anak asuhnya memetik kemenangan beruntun dari Atalanta dan Carpi. Skema 4-3-1-2 yang sejak musim lalu dimainkan terlihat lebih padu walau belum meyakinkan. Beruntung Stefan Jovetic bisa memberikan penampilan impresif dengan memborong ketiga gol yang disarangkan Inter.

Jika Mancini mempertahankan skema dasarnya tersebut, kemungkinan Ivan Perisic dan Adem Ljajic akan ditempatkan di belakang dua striker. Hadirnya dua pemain bertipe menyerang ini memang menguntungkan, pasalnya Inter melepas dua trequartista andalannya, Kovacic (Real Madrid) dan Hernanes (Juventus).

Dua pemain lain yang direkrut dari Galatasaray, Felipe Melo dan Alex Telles juga akan cocok dengan gaya bermain Mancini. Melo, yang memang telah diincar sejak lama adalah tipe gelandang petarung yang dibutuhkan Inter. Pemain berusia 32 tahun ini baik dalam melakukan tekel dan intersep. Sehingga Mancini tak akan dipusingkan jika salah satu dari Medel atau Kondogbia absen.

Alex Telles yang berposisi sebagai fullback kiri memang sempat dipertanyakan. Karena dari materi pemain yang ada, sudah terlalu penuh untuk seorang pemain belakang. Lihat saja, ada Davide Santon, Yuto Nagatomo, Dodo yang memiliki posisi sama, selain itu masih ada D'Ambrosio dan Juan Jesus yang dipercaya mengemban tugas sebagai pengawal pertahanan di sisi kiri.

Namun, melihat Mancini lebih memercayakan Juan Jesus ketimbang fullback lain, mengindikasikan Inter memang butuh seorang pemain lagi di posisi ini. Salah satu penyebabnya, fakta bahwa Dodo dan Nagatomo lebih efektif jika ditempatkan di posisi yang lebih menyerang. Sedangkan Santon memang masih labil permainannya. Untuk itu, diperlukan seorang fullback kiri yang baik dalam bertahan juga bagus dalam membantu serangan seperti Alex Telles.

Kaya akan Alternatif Taktik

Sejak Mancini menggantikan Walter Mazzarri, dia mengembalikan pola bermain dengan 4 pemain belakang. Sejak musim lalu pun, Mancini memang memantapkan pakem 4-3-1-2 atau sesekali memainkan 3 penyerang sekaligus. Jika melihat dari komposisi pemain yang sekarang, mantan pelatih Galatasaray ini akan diuntungkan dengan memaksimalkan serangan dari sisi lapangan.

Bermain dengan 4-3-1-2 sebenarnya sudah melekat di Inter, bahkan pada saat meraih treble bersama Jose Mourinho dulu. Yang membuatnya istimewa adalah lini tengah  Cambiasso, Thiago Motta, Dejan Stankovic, dan Javier Zanetti, pemain yang serba bisa. Di depan ada Diego Milito dan Samuel Eto'o serta Goran Pandev yang bisa bermain di banyak posisi menyerang. Dan ada pemain bernama Wesley Sneijder yang kita sudah tahu seperti apa.

Tak adil rasanya apabila saya membandingkan Inter yang sekarang dengan 2010 lalu. Keberhasilan Mourinho adalah dia bisa leluasa menerapkan taktik karena materi pemain yang dimiliki mudah untuk disesuaikan kebutuhan. Seperti saat ini, Mancini bisa menerapkan beberapa pola tanpa harus meninggalkan pakem 4-3-1-2.

Pola 3-5-2 yang ditanamkan Mazzarri di Inter selama hampir 2 tahun memang berguna dan beberapa kali digunakan Mancini, terutama saat mempertahankan keunggulan. Dimainkannya Juan Jesus sebagai fullback kiri bisa berubah menjadi 3 pemain belakang dengan mendorong ke depan fullback kanan menjadi wide midfielder. Dengan menumpuknya pemain di tengah, Inter akan lebih mudah menguasai bola.

Sejak Januari lalu sebenarnya Mancini ingin membentuk Inter bermain lebih menyerang dengan mengandalkan sayap. Buktinya, Marcelo Brozovic, Xerdan Shaqiri, dan Lukas Podolski didatangkan untuk menopang daya serang Inter. Saat itu pun Mancini digadang-gadang akan menggunakan skema 4-3-3 atau 4-2-3-1. Sayangnya, saat itu tak berhasil sesuai harapan. Praktis hanya Brozovic yang bisa tampil baik dan dipertahankan untuk musim ini.

Dengan bergabungnya Jonathan Biabiany, Ivan Perisic, dan terakhir Adem Ljajic bisa menambah daya serang Inter menjadi lebih dinamis. Ketiga pemain ini adalah tipikal penyerang sayap yang mengandalkan kecepatan serta teknik untuk membangun serangan. Besar kemungkinan Mancini akan memainkan 4-3-3 atau 4-2-3-1 dalam beberapa pertandingan ke depan. Atau setidaknya akan diterapkan di tengah-tengah pertandingan.

Hal di atas didunkung dengan adanya Jovetic yang telah direkrut lebih dulu dan Rodrigo Palacio. Kedua pemain ini memang bisa ditempatkan di beberapa posisi dalam menyerang. Baik ditempatkan di sayap, di belakang striker, atau bertindak sebagai ujung tombak pun mereka punya kemampuan untuk itu semua.

Menyerang memanfaatkan dua sisi lapangan adalah kelemahan Inter di musim lalu. Gara-garanya selain Shaqiri dan Podolski gagal bersinar, kedua fullback utama di musim lalu, Juan Jesus dan D'Ambrosio bukanlah pengumpan silang yang baik. Karena alasan itulah, manajemen Inter mendatangkan Martin Montoya dan Alex Telles.

Sebenarnya Mancini masih memiliki Dodo, Nagatomo, dan Santon yang baik dalam membantu serangan. Namun mereka lemah dalam bertahan, terutama Dodo yang memiliki naluri menyerang terlalu tinggi dan Nagatomo yang sering dibekap cedera. Ada baiknya Mancini mencoba keduanya bermain jauh di depan jika bermain dengan 3 penyerang, menjadikan Dodo atau Nagatomo penyerang sayap. Saat bersama Mazzarri pun Nagatomo walau sebagai wingback, namun pergerakan dan penetrasi di depan gawang sangat berbahaya.

Tapi apapun pola yang diterapkan Mancini, tetap saja lini tengah memegang peranan penting. Dengan adanya Felipe Melo, lini tengah akan lebih kuat dalam soal bertahan. Dia bisa diduetkan dengan Kondogbia, Medel, atau bahkan dengan Gnoukouri ketika Inter ingin menumpuk pemain bertipe menyerang. Menjadikan mereka penopang dalam hal perebutan bola dan menjaga keseimbangan antara lini belakang dan lini serang. Felipe Melo memang tak muda lagi, tenaga dan staminanya berbeda saat dia berada masa puncaknya dulu. Pengalaman dan kepemimpinannya di lini tengah akan sangat berguna.

Untuk lini pertahanan, Jeison Murillo dan Joao Miranda sepertinya akan membuat Handanovic bermain lebih tenang. Walau secara keseluruhan Ranocchia dan Vidic bermain baik musim lalu, yang mengkhawatirkan adalah keduanya masih sering melakukan kesalahan-kesalahan yang sering berakibat fatal. Rasanya lini belakang Inter berubah menjadi lebih kuat dibanding musim lalu.

Kesimpulan

Perekrutan Ivan Perisic, Felipe Melo, Adem Ljajic, dan Alex Telles bukanlah pembelian panik. Namun memang sesuai kebutuhan tim yang dirasa masih kurang oleh Mancini. Bersaing di papan atas Serie A bukan mustahil. Inter pun diuntungkan dengan absen dari perhelatan Eropa yang bisa tampil lebih bugar dibanding tim-tim papan atas lainnya.

Perombakan besar-besaran bukan berarti tanpa risiko. Faktor adaptasi pemain sering menjadi kendalanya. Untungnya Inter dengan cerdik memboyong beberapa pemain yang terbiasa dengan atmosfer Serie A. Hanya tinggal Mancini nya  saja, bagaimana dia bisa meramu taktik yang tepat dan mengeluarkan potensi terbaik pemainnya.

Postingan Populer