Saturday, November 14, 2015

Hilang Tujuan Menulis


Sumber Gambar: wikimedia.org


Menulis itu bagaikan sebuah terapi bagi saya pribadi. Ada rasa lega di hati setelah menyelesaikan sebuah tulisan. Baik itu yang menyangkut pribadi atau hal-hal yang disukai. Namun, beberapa bulan terakhir ini rasa itu seakan terkikis sedikit demi sedikit. Saya merasa kehilangan gairah untuk menulis.

Bisa dibilang blog ini hampir tak pernah disentuh. Kalaupun ada kesempatan paling hanya memeriksa beranda dan melihat sekilas saja. Keinginan untuk membuat postingan baru semakin berkurang dari hari ke hari. Bahkan lebih parah, sekedar membuat draft atau catatan kecil saja tidak.

Meski blog ini miskin tulisan, saya tetap menulis sebenarnya. Hanya saja itu untuk blog lain yang dibentuk bersama teman-teman. Namun balik lagi, yang terasa begitu berbeda ketika menulis di blog.

Pemikiran ini sudah mengusik sejak lama. Seakan-akan ada yang selalu berbisik dan bertanya mengapa hal ini terjadi. Akhirnya tanpa kesengajaan, saya mulai menyadari sedikit demi sedikit penyebabnya.

Awalnya saya mengira jika rasa ini terhalang oleh kegiatan sehari-hari yang masih berkutat dengan perkuliahan dan skripsi. Namun ketika mengingat kembali ternyata tidak juga. Toh sejak masih kuliah dengan jadwal yang padat pun, saya tetap bisa menulis dengan senang hati.

Apakah ini akibat terlalu fokus pada blog yang dibuat bersama itu? Bisa jadi. Karena ketika membandingkan tulisan saya di sini dan di blog lainnya, ada perbedaan jelas. Seperti melihat karya dari dua orang yang berbeda, jelas sekali.

Perubahan Tujuan Menulis

Tujuan awal saya membuat blog ini adalah sekedar melampiaskan apa yang ada di otak saya saja. Hanya untuk bersenang ria kasarnya. Akhirnya banyak tulisan yang dihasilkan pun dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Namun lama kelamaan tujuan ini bergeser ke arah yang lain. Saya mulai ikut-ikutan menulis tentang sepakbola dan film seperti jurnalis-jurnalis situs portal berita yang sudah terkenal. Tak ada salahnya memang, lagipula film dan sepakbola memang saya sukai kok.

Yang tak disadari adalah saya seolah ingin terlihat keren dan berbeda. Ya, menulis layaknya jurnalis bukan penulis blog pribadi. Akibatnya jauh dari kata jujur dan sederhana, seperti yang selalu saya coba terapkan dalam setiap tulisan.

Belum lagi dengan keinginan akan peningkatan pengunjung blog. Ya wajar sih ya, sebagai pemilik blog pastilah kita ingin pembaca terus bertambah. Jadi terkadang saya malah terlalu asik mempelajari bagaimana meraih jumlah pengunjung dibanding menulis.

Akibat dari semua pergeseran tujuan menulis saya di atas bisa dilihat dari tulisan-tulisan saya. Tak konsisten dan tak ada ciri khas. Kadang tulisan saya bagus dan enak dibaca, di lain waktu ya hanya biasa saja. Saya akui itu.

Terulang Setiap Hari
  
Pada awal saya mulai ikut bergabung dalam blog yang dibangun teman, ya tujuannya hanya untuk bersenang-senang saja. Oh ya, blog yang dimaksud membahas tentang film. Tadinya bagi saya, film dan menulis tak pernah bersatu. Saya hanyalah orang yang hobi menonton film dan kadang menulis. Hanya itu.

Namun sejak bergabung, saya jadi mulai menulis tentang film. Membuat review dan tulisan-tulisan yang lebih mendalam. Menyenangkan memang, hingga akhirnya blog ini berubah ke arah yang lebih ambisius.

Kita berusaha untuk menjadi yang terdepan. Bagus memang, sayangnya kesalahan yang telah saya lakukan malah terulang di blog itu, setiap hari. Dari blog yang memberi beragam opini perlahan menjadi pemberi berita. Ya, tak punya ciri khas tertentu. Membuat saya mempertanyakan kembali apa tujuan saya bergabung.

Saya juga bersalah karena tak berusaha melepaskan diri dari lubang yang sama. Bisa dibilang ini terulang setiap hari, membuat saya menjadi bosan menulis.

***
Tulisan ini saya buat sebagai rasa penyesalan terhadap kesalahan yang saya buat. Dan juga sebagai pengingat agar selalu ingat tujuan kita menulis. Meski tulisan yang dibuat tak banyak, setidaknya saya harus bisa kembali sederhana dan lebih jujur.

Postingan Populer