Tuesday, November 25, 2014

Review Milan 1 vs 1 Inter: Minimnya Kreativitas Lapangan Tengah

Publik San Siro tiba-tiba bergemuruh saat pertandingan memasuki menit ke 23. Pemain-pemain Milan merayakan gol cantik Jeremy Menez. Sang allenatore anyar Inter, Roberto Mancini pun mulai memberi instruksi kepada pemain-pemainnya. Gol balasan Inter baru tercipta di menit ke-61 lewat sepakan Joel Obi. Pertandingan berlangsung seru hingga menit akhir, walau begitu hasil ini cukup realistis dan memuaskan untuk debut Roberto Mancini.

Kebobolan di menit-menit awal menandakan kelemahan Inter di musim ini belum hilang. Pertahanan Il Nerazurri memang rentan kebobolan di musim ini. Salah satu pekerjaan besar untuk Mancini jika ingin membawa Inter melaju lebih tinggi.

Sumber: www.whoscored.com

Inter memulai pertandingan dengan formasi 4-3-1-2. Dengan menempatkan Mateo Kovacic berdiri di antara Icardi dan Palacio terlihat permainan Inter akan terpusat padanya. Namun hingga babak kedua bola lebih sering diberi ke sisi kanan di mana Guarin yang menjadi tonggak serangan Inter. Kovacic sendiri bermain lebih melebar ke sisi kiri di belakang Icardi. Penyebabnya adalah dua gelandang Milan, Muntari dan Essien yang selalu menjaga kedalaman pertahanan dan menyulitkan Inter untuk menyerang dari tengah lapangan.

Biru: Milan; Oranye: Inter
Sumber: www.whoscored.com

Grafis di atas menunjukkan bahwa Mancini berupaya untuk menekan daya serang Milan dari trio El Sharaawy, Menez, dan Bonaventura. Terlihat beberapa kali Muntari dan Sciglio kewalahan mengatasi gempuran Guarin, Palacio, dan Yuto Nagatomo. Namun kurangnya tekanan dari Kovacic dan Obi hanya meninggalkan Icardi sendirian di depan. Umpan-umpan silang juga mudah terbaca oleh Diego Lopez.

Lini Tengah Inter Minim Kreativitas

Empat pemain tengah yang dipasang sejak awal tak kunjung memberi dukungan berarti untuk Icardi. Padahal Inter lebih banyak menguasai bola ketimbang Milan. Parktis hanya Guarin yang memberi perbedaan. Absennya Gary Medel memaksa Mancini memasang Kuzmanovic sebagai gelandang bertahan. Penampilan Zdravko terbilang cukup memuaskan namun aksinya yang memilih bermain aman menimbulkan kekecewaan.
Grafis Umpan Zdravko Kuzmanovic
(Sumber: www.squawka.com)

Dari data yang dimuat whoscored.com menunjukkan bahwa Kuzmanovic adalah pemain yang paling sering menyentuh bola di pertandingan ini. Dengan total 94 sentuhan dan 83 operan sudah menjadi bukti bahwa permainan Inter berpusat di Kuzmanovic bukan pada Kovacic. Jika melihat grafis di atas, Kuzmanovic banyak melakukan operan-operan pendek di sekitar posisinya saja. Dan lebih sering mengoper ke sisi kanan Inter, kepada Guarin, Palacio, atau Nagatomo. Tapi tak ada satu pun key passes. Ya peran besar dirinya tak diiringi oleh visi permainan yang baik. Walau seingat saya, ini salah satu penampilan terbaiknya jika ditempatkan sebagai gelandang bertahan.

Dua pemain lainnya, Joel Obi dan Kovacic memiliki peran yang sangat minim hingga babak pertama usai. Sebelum mencetak gol, Obi hampir tak terlihat sepanjang permainan. Pergerakan Essien yang bergantian menutup jalur operan terhadap dirinya dan Kovacic memang mematikan lini tengah Inter. Kovacic sendiri perannya mulai terlihat ketika Hernanes masuk.

Dengan masuknya Hernanes, Kovacic bermain lebih melebar mendekati Dodo untuk menyerang dari sisi kiri. Hernanes pun memberi opsi serangan dari tengah lapangan, membuat serangan Inter lebih variatif. Tapi Milan yang sudah nyaman dalam bertahan tak kesulitan untuk mengantisipasi serangan Inter yang kurang kreativitas.

Pertahanan yang Masih Rentan

Mancini menerapkan kembali pola 4 bek di Inter. Dodo dan Nagatomo kembali berperan sebagai fullback dan dua bek tengah pilihan jatuh kepada Juan Jesus dan Andrea Ranocchia ketimbang Nemanja Vidic. Selain penampilan yang tak konsisten, Vidic adalah bek bertipe lambat seperti Ranocchia. Terlalu beresiko jika mencadangkan kapten atau memasang kedua bek lambat, keputusan yang bisa diterima.

Di babak pertama Milan mendominasi serangan. Inter yang sering menyerang lewat sisi kanan memaksa Nagatomo untuk maju ke depan membantu Guarin dan Palacio. Namun pos yang ditinggal Nagatomo tidak diiringi koordinasi yang baik di lini belakang. Saat gol Menez tercipta, di kotak penalti hanya menyisakan Dodo.

Lemahnya reaksi saat transisi dari menyerang ke bertahan terlihat pada keputusan Ranocchia dan Juan Jesus yang melakukan tekanan saat tiga pemain Milan sedang berlari ke arah kotak penalti. Hasilnya pun nihil, bola berhasil diberikan kepada El Sharaawy dan dioper ke Menez yang berbuah gol. Bahkan beberapa kali Milan mendapatkan kesempatan emas dari Giacomo Bonaventura dan El Sharaawy di babak kedua. Beruntung kedua kesempatan gagal dikonversi menjadi gol.

Kesimpulan
 
Menempatkan Kuzmanovic sebagai gelandang bertahan cukup baik dalam membantu pertahanan. Walaupun dirinya masih canggung berada di posisi tersebut. Terhitung dari 12 pertandingan Inter telah kebobolan 15 kali. Dengan rataan kemasukan yang besar, mantan pelatih Galatasaray ini harus bekerja ekstra keras. Terutama giornata selanjutnya Inter harus berhadapan dengan Roma yang sedang dalam performa terbaiknya. Satu keuntungan besar jika Mancini kembali menerapkan pola seperti lawan Milan ini sambil berharap Gary Medel bisa tampil kembali.

Postingan Populer