Saturday, September 28, 2013

Kota Hujan Rasa Hijau dan Bising Klakson Angkot

Akhir-akhir ini saya sering merindukan keadaan kota Bogor yang dulu. Kota yang nyaman dan aman. Ya walaupun saya baru 20 tahun di kota ini. Tapi terasa semakin berbeda dibanding masa kecil dulu. Apa kota ini memang berubah? Apa saya yang semakin peka dengan keadaan? Entahlah. Mungkin hanya angkot yang bisa menjawabnya.

"Lho, memangnya Bogor sekarang tidak nyaman dan aman? Bukankah Bogor punya julukan Kota Hujan? Bukankah Bogor punya Kebun Raya? Seharusnya lebih nyaman kan? Bukankah Bogor punya istana negara? Lalu bukankah Bogor juga punya pangkalan Angkatan Udara? Seharusnya lebih aman kan?"

Ya iya sih. Itu kan yang seharusnya tapi sekarang rasanya beda. Sekarang Bogor sedang berkembang menjadi kota yang lebih metropolis. Banyak Mall, dibangun jalan tol, banyak pembangunan kawasan perumahan elit, dan lain sebagainya. Dari semua "kelebihan" itu pasti ada kekurangannya. Yang utama itu adalah kemacetan. 

Kemacetan yang terjadi di Bogor ada dua penyebabnya. Yang pertama banyaknya kendaraan di jalan. Dan yang kedua adalah angkot. Dan angkot adalah kendaraan yang selalu ada di manapun. Ya sederhana saja, setiap hari berapa banyak manusia yang ingin pergi ke Mall. Kebanyakan orang yang tinggal di kawasan elit pasti menggunakan mobil padahal cuma sendiri. Akhirnya macet di sekitar Mall atau pusat perbelanjaan lainnya. Jangan lupa, di mana ada keramaian pasti ada puluhan angkot siap menghalangi jalan anda. Bayangkan yang terjadi, warga Bogor pasti sudah paham apa maksud saya.

Ya jika kota ini semakin berkembang, maka jumlah angkot pun bertambah. Sedangkan luas kota dan jalannya pun tidak bertambah luas. Alhasil pasti akan semakin macet beberapa tahun ke depan. Apa sebegitu parahnya angkot di Bogor? Pada awalnya saya tidak merasa rugi dengan adanya angkot. Toh, kita sama-sama bekerja kan. Dia mencari uang dengan mengantarkan orang dan saya cuma pergi ke kampus. Tapi lama kelamaan, angkot semakin menjadi-jadi tabiatnya. Berhenti sembarangan, menyalip sembarangan, menabrak pun sembarangan. Tidak jarang saya lihat supir angkot sedang berdebat atau adu jotos dengan pengendara lain.

Bogor yang tadinya disebut hijau karena memiliki Kebun Raya dan dekat dengan Gunung. Sekarang telah berubah menjadi hijau angkot. Semua angkot di kota Bogor memang berwarna hijau. Jika berwarna biru hanya yang trayeknya di atau ke arah Kabupaten. Sudah kenyamanan di jalanan hilang, identitas "hijau" di Bogor pun hilang. Mungkin hanya Persikabo yang masih bisa membanggakan dengan kostum hijau.

Oh ya, kalian sadar gak sih? Kalau Bogor itu berisik? Saya merasa begitu. Coba diperhatikan selain dari suara kendaraan yang banyak, pasti kalian sering mendengar suara klakson angkot. Saya jengah mendengar klakson setiap angkot. Setiap melihat orang berdiri di jalan pasti membunyikan klakson dengan semangat 45. Lebih membabi buta klaksonnya jika melihat orang sedang berjalan keluar dari sebuah gang kecil. Dan itu dilakukan oleh setiap supir angkot dari subuh hingga tengah malam. 

Bagaimana saya bisa merasa nyaman di jalan?

Lagipula akhir-akhir ini sering terdengar tindak-tindak kejahatan di dalam angkot. Entah itu perampokan hingga pemerkosaan. Ya terkadang dilakukan sendiri oleh supir-supir angkot. Menyeramkan.

Bagaimana saya bisa merasa aman?

Satu-satunya yang tidak berubah adalah hujan. Saya lebih senang jika hujan turun karena suara klakson-klakson angkot sedikit berkurang. Dan banyak orang yang lebih memilih berteduh daripada bertaruh dengan kehujanan dan ancaman perkosaan. Saya pun sering berharap hujan bisa datang setiap hari. Sebenarnya saya masih punya beberapa perbuatan angkot yang menurut saya merugikan. Tapi ini sudah cukup untuk saya jika angkot adalah "hama" kota ini.

Sunday, September 22, 2013

Preview Giornata 4: Hijau-Hitam vs Biru-Hitam


Akhir pekan ini Inter akan bertandang ke rumah "Sang Juru Kunci", Sassuolo. Hingga saat ini Il Neroverdi memang bermain di bawah ekspektasi banyak orang. Berpredikat sebagai juara Serie-B musim lalu tetapi gagal tampil konsisten. Dan di akhir pekan ini akan menjamu lawan berat, Internazionale.

Jika dilihat dari beberapa pertandingan Sassuolo ketika lawan Livorno, Hellas Verona, dan Torino terlihat jika tim ini memiliki kelemahan dalam soal penyelesaian akhir. Hanya mencetak satu gol dari tiga pertandingan. Gol itu milik Simone Zaza ketika melawan Livorno. Masalah pertahanan pun tak luput dari mengecewakannya penampilan Terranova. Dia tidak perkasa seperti di Serie-B lalu.

Dari semua kekurangan yang Sassuolo telah perlihatkan, masih ada beberapa pemain yang bisa memunculkan kejutan. Toh ini pertandingan pertama di musim ini mereka melawan tim besar. Pastinya motivasi yang timbul akan beda. Francesco Acerbi, Jasmin Kurtic, dan Simone Missiroli menurut saya akan menyulitkan Inter.

*Francesco Acerbi




Pemain belakang ini menurut saya akan menjadi pendamping yang pas untuk Terranova di depan kiper. Walaupun dia baru bermain sekali ketika lawan Verona. Dia mencatat 4 intercept, 1 blocked shot, dan 7 clearances. Artinya dia cukup sigap dalam membaca permainan lawan. Selain itu dia punya keunggulan dalam bola atas. Ini sebuah keuntungan karena Inter kemungkinan akan kembali memasang Palacio sendirian ketimbang menduetkan dengan Icardi atau Belfodil. 

*Jasmin Kurtic

Kurtic adalah top performer di Sassuolo dalam tiga pertandingan terakhir. Dia adalah pusat serangan Sassuolo di dalam formasi 4-3-3. Selain itu dia punya akurasi passing yang tinggi hingga 84%. Jadi, mudah saja untuk Inter. Tutup pergerakan Kurtic maka Sassuolo akan kesulitan mengembangkan permainan. Hehehe.

*Simone Missiroli
 Walaupun dia tidak menonjol seperti Kurtic, tapi dia adalah kunci dalam permainan Sassuolo. Dia berperan sebagai maestro tempo permainan. Akurasi passingnya juga cukup tinggi 80% dalam tiga pertandingan. Tak jarang dia sering mengendurkan tempo permainan dan melepaskan umpan-umpan pendek khas Il Neroverdi. Selain itu dia juga kuat dalam tackle dan duel udara. Jadi, mudah saja untuk Inter. Hentikan Missiroli dan Sassuolo akan panik. Hehehe.

Monday, September 2, 2013

Review Giornata 2 Serie-A: Catania 0-3 Inter

Stadion Angelo Massimino kembali bergemuruh ketika akhirnya Ricardo Alvarez mencetak gol pamungkas. Kemenangan yang sangat baik diperlihatkan oleh Inter pekan ini. Inter berhasil mengecewakan saya dengan kemenangan 3-0 atas tuan rumah Catania. Saya memang memprediksi Inter akan kesulitan untuk mengalahkan Catania. Tetapi dugaan saya salah berkat penampilan cemerlang Ricardo Alvarez.

Sumber: whoscored.com

Inter bermain dengan formasi 3-5-1-1 dengan menempatkan Alvarez di belakang Rodrigo Palacio sebagai penyerang tunggal. Inter memang terlihat ingin menang karena Walter Mazzarri menempatkan Guarin dan Alvarez yang bernaluri serang tinggi bersamaan. Jonathan dan Nagatomo mengisi sisi luar Inter. Cambiasso dan Kovacic berperan sebagai penghubung dan mengontrol lini tengah Inter. Walaupun Kovacic tidak bermain lama dan diganti oleh Taider. Jika dilihat dari posisi pemain di atas, terlihat memang Inter ingin mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Catania.

Sumber: whoscored.com (Catania: Biru, Inter: Oranye)

Hasilnya terlihat Inter lebih banyak melakukan penetrasi lewat sisi kiri. Ini menyebabkan Sebastian Alvarez tidak bisa bebas maju untuk membantu serangan. Catania lebih banyak bermain di tengah mengandalkan duet Almiron dan Tachtsidis. Tetapi berkat Guarin dan Alvarez, Almiron kewalahan dan lebih bermain ke dalam untuk membantu pertahanan. Alhasil Jonathan pun leluasa bermain di kanan dan berperan dalam lahirnya gol Palacio dan Nagatomo. Sedangkan gol Alvarez adalah murni kejelian dia dalam membongkar pertahanan lawan.

Catania bukannya tanpa perlawanan, berkali-kali Sebastian Leto, Lucas Castro, dan Bergessio berusaha merobek jala gawang Handanovic. Tetapi tidak ada yang berhasil dari total 13 tembakan. Beruntung untuk Inter, Catania bermain buruk di final third dan finishing. Selain itu permainan dari Hugo Campagnaro pun sangat membantu. Tercatat dia adalah pemain yang paling sering melancarkan tackle sebanyak tujuh kali. Selama Samuel tidak bermain dia berhasil berperan sebagai komandan di lini pertahanan Inter.

Menurut saya, yang paling pantas mendapatkan man of the match adalah Campagnaro. dia jarang melakukan kesalahan dan bermain disiplin. Ya dari semua sisi positif yang diperlihatkan Inter, saya sangat kecewa pada Catania yang tidak diperkuat Pablo Barrientos.

Postingan Populer