Saturday, January 27, 2018

Rafinha: Optimisme dan Kekhawatiran Baru Inter


Sumber: @Inter_en (Twitter)

Geliat Inter di bursa transfer Januari ternyata belum berhenti. Setelah berhasil mendapatkan Lisandro López dari Benfica, Nerazurri berhasil mendapatkan satu pemain lagi. Dia adalah Rafinha Alcantara, pemain berusia 24 tahun yang dipinjam dari Barcelona.

Bila melihat rekam jejaknya bersama Barcelona, wajar jika banyak yang optimis dengan kedatangan pria kelahiran Sao Paulo ini. Nama Rafinha mulai dikenal ketika bermain sebagai pemain pinjaman di Celta Vigo pada 2013. Lalu di musim berikutnya, dia kembali ke Barcelona dan menjadi bagian tim yang berhasil merengkuh treble winners di bawah asuhan Luis Enrique.

Kini di tahun 2018, Rafinha memutuskan untuk bergabung bersama Nerazzurri meski hanya berstatus pinjaman. Selain menimbulkan optimisme bagi para Interisti, kedatangan Rafinha juga menuai kekhawatiran tersendiri.

Menambah Daya Gedor dari Lini Tengah

Selain masalah kedalaman skuat, masalah Inter di musim ini adalah minimnya alternatif strategi dalam menyerang. Memang bila dilihat secara statistik tidak terlalu buruk, karena sejauh ini mereka berhasil menyarangkan total 36 gol. Namun bila dilihat dari segi permainan, bisa dibilang bahwa Inter terlalu bergantung pada kedua penyerang sayapnya, Perisic dan Candreva.

Ketergantungan itu membuat Inter terlalu mudah dibaca permainannya. Belum lagi bila Perisic atau Candreva gagal tampil secara maksimal, praktis Inter kesulitan dalam mencetak gol. Ini jugalah yang menjadi alasan mengapa Inter gagal menang di enam pertandingan terakhir.

Masalah itu diperparah dengan minimnya daya gedor dari lini tengah. Bila dilihat dari materi pemain, sebenarnya Inter punya dua nama yang bisa menambal kekurangan itu, Joao Mario dan Marcelo Brozovic. Namun sayangnya, kedua pemain tersebut gagal menampilkan performa seperti yang diharapkan. Bahkan Mario pun akhirnya dilego ke West Ham United dengan status pinjaman.

Sumber: @Inter_en (Twitter)

Tak heran bila Spalletti pun cenderung mempertahankan kombinasi Gagliardini-Vecino-Valero di lini tengah. Sisi positifnya, Inter terlihat solid di lini tengah, terutama dalam membantu pertahanan dan menguasai bola. Namun mereka kurang bisa diandalkan bila kedua winger menemui kebuntuan.

Rafinha tentu menjadi sosok yang diharapkan menambal kekurangan Inter tersebut. Dibanding dengan gelandang Inter lainnya, Rafinha jauh lebih agresif dalam menyerang. Dia punya kecepatan dan kemampuan dribel yang mumpuni. Bahkan ketika di Celta Vigo, Rafinha berhasil menorehkan catatan 2,3 dribel sukses per pertandingan.

Selain itu, Rafinha juga memiliki akurasi umpan yang baik. Di musim terbaiknya bersama Barcelona, catatannya bahkan mencapai rataan 91,8%. Artinya, Rafinha juga bisa diandalkan untuk menjaga penguasaan bola di lini tengah.



Jika Spalletti menampilkan Rafinha di lini tengah, kemungkinan besar dia akan menggeser salah satu dari Gagliardini atau Vecino dan bermain dengan satu gelandang bertahan. Hadirnya Rafinha juga memudahkan Valero dalam mengontrol permainan, terutama dalam menyerang. Sebagai playmaker, kini Valero punya alternatif serangan baru lewat Rafinha, jika kedua winger mengalami kesulitan.

Fleksibilitas Rafinha juga menguntungkan Spalletti. Selain berposisi sebagai gelandang, Rafinha juga mahir bila ditempatkan di penyerang sayap. Dia bisa menjadi alternatif untuk Candreva atau Perisic. Lebih menarik jika dia ditempatkan di sisi kanan. Dengan kaki kiri yang dominan serta kemampuan dribelnya, Rafinha bisa sesekali melakukan cut inside ke kotak penalti.



Ini juga membuat sisi kanan Inter jauh lebih berbahaya, terutama jika Spalleti memadukannya dengan Joao Cancelo sebagai fullback kanan. Seperti yang kita tahu, Cancelo jauh lebih agresif dalam menyerang ketimbang D'Ambrosio. Cancelo juga mampu melepas umpan-umpan silang yang berbahaya ke kotak penalti. Sedangkan posisi gelandang serang bisa diserahkan pada Brozovic, atau kembali memasang trio Vecino-Gagliardini-Valero.

Rentan Cedera

Kekhawatiran terbesar yang timbul dari Rafinha adalah fakta bahwa pemain ini memang rentan dengan cedera. Dia pernah mengalami dua kali cedera serius. Pertama dialami pada musim 2015/16 ketika dia mengaalami cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament). Cedera tersebut memaksanya untuk menepi selama sekitar 6 bulan.

Kedua adalah cedera meniskus (Meniscus injury) yang diidapnya pada musim lalu. Bahkan cedera ini lebih parah dari yang pertama, karena membuat Rafinha absen selama 8 bulan lebih.

Belum lagi jika melihat riwayat cedera lainnya. Hal itulah yang membuat perekrutan Rafinha sebenarnya memiliki risiko besar. Dilihat dari riwayat cederanya, hampir satu tahun lebih dia tidak bermain.

Sumber: transfermarkt.com
Maka dari itu, Inter memang tidak seharusnya berharap begitu banyak dengan seorang pemain yang bahkan kesulitan menemukan kondisi terbaiknya. Spalletti sendiri pun mengungkapkan, "Kami tidak dapat berpikir bahwa seseorang yang belum bermain dalam satu setengah tahun akan datang dan memperbaiki tim ini. Kami adalah orang-orang yang harus membantunya, dan bukan sebaliknya."

Memang meilhat dari potensinya, wajar bila kita para Interisti gembira dengan kedatangan Rafinha. Namun dibalik kemampuan dan segala kehebatannya, Rafinha masih menimbulkan kekhawatiran karena riwayat cedera yang mengerikan. Bagaimanapun kita hanya bisa berharap yang terbaik, untuk Inter maupun Rafinha.

Mari kita nantikan bagaimana aksi Rafinha bersama Inter. Mungkin dia akan terlihat di laga melawan SPAL mendatang. Oh ya, selamat bergabung Rafinha!

Saturday, January 20, 2018

Lisandro López: Pelengkap Lini Belakang Inter

Butuh waktu sekitar dua minggu untuk Inter menunjukkan geliatnya di jendela transfer musim dingin ini. Beberapa hari lalu melalui berbagai sosial media, Inter mengumumkan pemain baru mereka, Lisandro López.

Keputusan Inter untuk menggaet López di bulan Januari ini terbilang sebagai langkah yang tepat. Pasalnya, Il Nerazzurri sendiri memang butuh pemain baru. Tak hanya untuk meningkatkan kualitas permainan saja, tetapi juga untuk memperdalam skuat. Karena sejauh ini, skuad asuhan Luciano Spalletti tersebut dianggap kurang memiliki skuat yang merata.

Sekilas Tentang Lisandro López

Nama Lisandro López memang cukup familiar di dunia sepakbola. Namun sebagian besar tentu masih bingung sebenarnya siapa pemain baru Inter ini. Wajar sebenarnya, karena memang ada pemain lain bernama sama yang telah dikenal sebelumnya, dan keduanya pun sama-sama berasal dari Argentina. Perbedaannya, Lisandro López "senior" berposisi sebagai penyerang, sedangkan pemain baru Inter ini merupakan seorang pemain belakang. 

Baiklah, lebih baik saya langsung membahas Lisandro López Inter saja daripada nanti bingung tertukar.

Sumber: goal.com
Lisandro adalah pemain berusia 28 tahun yang lahir di Villa Constitución, Argentina. Kariernya berawal di klub Chacharita Juniors. Di sana, dia melakukan debut profesionalnya pada 22 Agustus 2009, saat itu Lisandro masih berusia 20 tahun. Bakatnya pun mulai terlihat sejak itu, karena Lisandro pada akhirnya membukukan total 25 pertandingan dan catatan dua gol di musim perdananya. 

Pada 2010, López menyebrang ke Arsenal de Sarandi. Selama kurang lebih tiga tahun berkiprah di klub barunya, kemampuan Lisandro pun semakin terasah. Total dia membukukan 102 penampilan dan 17 gol. Berkat itu jugalah yang pada akhirnya membuat klub-klub Eropa kepincut padanya. Mulai dari Málaga, A.C. Milan, hingga Benfica memperebutkan jasanya.

Akhirnya Benfica menjadi klub yang berhasil mendapatkannya. Namun di awal kedatangannya, López langsung dipinjamkan ke Getafe. Selama semusim di La Liga , Lisandro unjuk gigi dengan 26 penampilan dan mencetak tiga gol.

Musim berikutnya, López kembali ke Portugal dan bermain untuk Benfica. Total, López mencatat 54 penampilan dan menyumbang enam gol di seluruh kompetisi. Namun sayangnya di musim ini, posisinya sedikit tergeser dengan Luisao dan Ruben Dias. Mungkin karena itu jugalah yang membuatnya memilih untuk dipinjamkan ke Inter.

Melengkapi Kebutuhan Lini Belakang

Pertama kali saya mendengar kabar bahwa Inter mendatangkan Lisandro López, ada sebuah pertanyaan muncul. Benarkah kini Spalletti butuh pemain ini? Terutama jika mengingat bahwa posisinya sebagai bek tengah.

Sejauh ini Inter telah memainkan tiga bek tengah, João Miranda, Milan Škriniar, dan Andrea Ranocchia. Secara komposisi, tersedianya tiga bek terbilang aman, karena Inter tak berlaga di Eropa. Terlebih, Spalletti memilih untuk konsisten dalam susunan pemain dalam tiap pertandingan. Jadi, Inter memang minim rotasi.

Sumber: goal.com
Namun ternyata, hal itu tetap memiliki risiko. Terlihat ketika Miranda harus absen karena cedera, Inter tak punya pelapis lagi untuk posisi bek tengah. Memang sebenarnya masih ada pemuda asal Belgia, Zinho Venheusen, tetapi hingga saat ini dia juga belum mendapat kepercayaan dari sang pelatih. Ya, bahkan untuk bermain sebagai pengganti sekalipun.

Bisa dibilang, alasan tersebutlah yang membuat kedatangan Lisandro López cukup penting. Pasalnya, Inter ternyata masih butuh satu bek tengah pelapis lagi. Setidaknya, jika dibandingkan dengan Venheusen, kualitas Lisandro López telah teruji dan juga lebih berpengalaman. Selain itu, dia juga kemungkinan besar bisa bersaing langsung dengan Ranocchia.

Bagaimana dengan Kemampuan Lisandro López?

Sepanjang kariernya, López dikenal sebagai bek yang cukup produktif. Secara total, dia telah mencetak 29 gol dari 230 pertandingan di semua kompetisi. Bahkan hampir di setiap musim, López selalu mencetak minimal satu gol untuk timnya. Paling banyak ia lakukan ketika berlaga bersama Arsenal de Sarandi, dengan raihan 17 gol dalam tiga musim.

Raihan golnya memang bukan sesuatu yang fantastis memang, tetapi untuk ukuran bek tengah terbilang cukup banyak. Hal itu tak lepas dari fakta bahwa López berposisi sebagai penyerang saat masih di tim junior Chacharita.

Sumber: goal.com
Terlepas dari catatan golnya, López adalah seorang pemain belakang yang solid. Melihat dari fisiknya, dengan tinggi 188 cm, dia sangat bisa diandalkan untuk duel-duel udara. Namun yang menjadi keunggulannya adalah fleksibilitas dan kemampuannya membaca situasi. Selain sebagai bek tengah, dia juga mahir bila ditempatkan sebagai fullback. López sendiri pernah menyatakan ketika berada di Benfica, "Saya selalu mempelajari tentang pergerakan dan penempatan posisi. Karena saya pikir strategi itu vital di sepakbola, terutama bagi para pemain bertahan."

Lisandro juga dikenal sebagai sosok panutan. Selama kariernya, López jarang disorot media untuk perilakunya di luar lapangan. Dia pun cenderung menghindari hingar-bingar label bintang, tipikal orang yang low profile. Namun rekan satu timnya di Benfica, Julio César, mengakui bahwa López adalah orang yang bisa menghidupkan ruang ganti.

*****

Secara keseluruhan, López adalah pemain yang tepat bagi Inter saat ini. Selain sebagai pelengkap lini belakang, fleksibilitas yang dimilikinya akan berguna bagi Spalletti dalam menyusun strategi cadangan. Selain itu, pengalaman dan karakternya juga akan bermanfaat untuk para pemain muda Inter seperti Škriniar serta Venheusen.

Sumber: interfanclub.com
Sebenarnya saya sendiri kurang yakin bila Inter akan membelinya di akhir musim nanti. Meskipun harga yang telah disepakati terbilang sesuai, yaitu 9 juta Euro. Untuk ukuran pemain berusia 28 tahun dengan bekal kemampuan dan pengalaman seperti dirinya, seharusnya label 9 juta Euro adalah tawaran yang menguntungkan. Ya, berharap saja López bisa memberi kesan baik bagi Spalletti dan manajemen Inter nantinya.

Selamat datang di Inter, Lisandro López!

Postingan Populer