Wednesday, October 23, 2013

Minder = Sombong

Kenapa ya sering banget kita merasa minder. Eh, yakin kalian jarang merasa minder? Menurut saya, semua orang pasti pernah merasa minder. Ya minder atau kurang percaya diri atau rendah diri atau apapun kalian ingin menyebutnya. Kenapa ya? Apakah terlalu membandingkan diri dengan yang lain? Kalau masalah membandingkan diri, apa bedanya dengan orang yang sombong? Sesama manusia yang suka membandingkan diri.

Tapi jika dipikirkan kembali kita akan merasa minder jika bertemu dengan orang sombong. Betul? Coba diingat-ingat lagi. 

Saya akan merasa minder jika teman saya sedang menangis karena diganjar nilai B sedangkan saya hanya mendapat C. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya merasa kecewa dengan mobil barunya sedangkan saya hanya mengendarai motor lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya berhasrat untuk menambah gadget-nya sedangkan saya hanya punya satu handphone lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya ingin membuang pakaian barunya untuk membeli dengan yang barang impor nan mahal sedangkan saya hanya memakai pakaian lama. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya yang tampan dan cantik malu dengan penampilannya sedangkan saya dilahirkan tidak setampan manusia lainnya. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya mengeluh tentang matanya yang rabun sedangkan saya tidak bisa melihat sejak lahir. Betul?
Saya akan merasa minder jika teman saya kesal untuk membeli sepatu baru yang mahal sedangkan saya tidak bisa berjalan dengan sempurna. Betul?
 
Ya itu hanya beberapa contoh "kasus" minder dan sombong ini. Jika kita bertemu dengan yang "senasib" kita tidak akan minder atau sombong. Itu memang manusiawi. Sehingga terbentuklah secara alami bentuk kelompok-kelompok di dalam kehidupan. Yang kaya bergaul dengan yang kaya. Yang sombong bergaul dengan yang sombong. Yang minder bergaul dengan yang minder. Akhirnya sering timbul pertikaian karena rasa iri. Dan terjadi perang dari zaman Nabi hingga akhir zaman. Ya kan?

Semua hal itu tidak bisa dihindari kecuali kita sendiri yang melanggarnya. Ya intinya hidup di dunia ini harus mengerti yang namanya toleransi dan bersyukur. Setelah mengerti ya silahkan mulai diterapkan. Percayalah semua hal baik itu sulit untuk memulai dan mengakhiri.

Monday, October 21, 2013

Review Torino 3 - 3 Inter: Hilangnya Kiper Inter

Saya hanya bisa terdiam ketika wasit mengganjar Handanovic dengan kartu merah. Inter terpaksa bermain dengan 10 orang sejak menit ke-5. Alhasil Kovacic harus rela ditarik keluar untuk diganti oleh Pablo Carrizo. Sempat bermain gemilang dengan menahan penalti Alessio Cerci tetapi bermain dengan cukup menggelikan di dua gol terakhir.


Sumber: (www.whoscored.com)

Memang hilangnya Handanovic sangat memengaruhi permainan Inter. Bermain dengan 10 orang sangat berat apalagi di kandang lawan. Yang patut disorot adalah lini belakang Il Nerazurri. Trio Rolando-Ranocchia-Juan tidak bisa menghadang serangan-serangan balik cepat yang bertumpu pada Alessio Cerci.

Serangan Inter pun terkonsentrasi pada kedua sisi sayap. Tetapi Nagatomo bermain tidak seperti biasanya. Cerci menyebabkan dia harus bermain lebih ke dalam. Juan dan Taider juga gagal menutup lubang yang ditinggal Nagatomo. Sedangkan Jonathan berhasil melakukan beberapa penetrasi di sisi kanan. Sehingga Torino sering berganti serangan ke sisi kiri atau lewat tengah.

Keputusan Mazzarri memasukkan Belfodil dibanding dengan Icardi cukup menunjukkan  perubahan peta penyerangan Inter. Tapi berterima kasih lah kepada Guarin dengan overhead kick dan dua gol Palacio. Tetapi saya sangat meyangkan ketika Inter memasukkan Wallace untuk menggantikan Palacio di menit-menit akhir. Saya menyayangkan Mudingayi yang punya naluri defensif tinggi tidak dimainkan.

Lalu apakah saya salah memilih untuk judul di atas? Bandingkan kemampuannya menahan penalti dengan ketiga gol lainnya. Silahkan menilai sendiri.

 Sumber: (http://elsitioderuife.files.wordpress.com)

Sunday, October 20, 2013

Bagaimana Jika American Football Adalah Solusi Tawuran?

Pernahkah kalian mendengar tentang olahraga American Football? Salah satu olahraga yang sering disamakan dengan Rugby itu. Ya memang di Indonesia olahraga yang satu ini kurang populer dibandingkan olahraga yang lain. Saya pun baru akhir-akhir ini mengetahui tentang olahraga ini. Memang saya belum pernah mencoba bermain langsung. Hanya menonton beberapa pertandingan NFL saja. Itu pun tidak rutin karena saya tidak punya akses untuk menonton channel Tv luar. Tetapi saya langsung menyukai olahraga ini.

Pertama kali kenal dengan American Football saat saya sedang berada di sebuah hotel di Jakarta untuk menghadiri pernikahan sepupu saya. Kebetulan saat itu ada pertandingan antara Jepang vs Hongkong (kalau tidak salah). Entah itu terjadi di dalam kejuaraan apa saya tidak tahu. Ya walaupun tidak menonton hingga akhir pertandingan. Hanya satu kesan yang muncul yaitu keren. Terlihat sekali permainan ini penuh dengan strategi-strategi yang cukup kompleks. Dan yang menarik tentu saja benturan fisik yang -legal dan tanpa aturan- diperlihatkan oleh semua pemain.

Sejak saat itu saya pun tidak sengaja menemukan komik Eyeshield 21. Komik ini menceritakan tentang sekolah Deimon yang berjuang untuk menjadi juara Christmas Bowl. Ya semakin bertambahlah rasa penasaran saya dengan olahraga ini. Dan akhirnya saya mengenal permainan NFL Pro di tablet. Ya ini cukup mengobati saya akan rasa penasaran tentang American Football.

Permainan 11 orang ini bisa diterapkan dengan operan atau dengan run, bisa juga dengan kick. Tujuannya semua sama yaitu untuk mendulang poin. Selain itu yang paling mencolok adalah kemampuan pemain yang memiliki kamampuan spesialis untuk bertahan atau menyerang. Dan spesialisasi untuk setiap posisi. Untuk lebih jelasnya kalian bisa membaca di http://en.wikipedia.org/wiki/American_football

Tapi sayang di Indonesia olahraga ini belum terlalu populer apalagi di kalangan remaja. Saya berharap suatu saat Indonesia bisa "menerima" olahraga ini. Karena olahraga ini menarik dan penuh tantangan. Ya cocok untuk remaja Indonesia yang suka tawuran. Daripada kalian tawuran dengan menggunakan alat-alat dan senjata tajam. Lebih baik kalian mencoba membentuk tim American Football. Kalian bisa melancarkan tackle yang brutal sekalipun untuk menghentikan pergerkan atau merebut bola. Toh ini permainan tim dengan pertarungan individual. Sama saja dengan tawuran yang ramai dengan pertarungan satu lawan satu. Cedera? Itu pasti. 

Sunday, October 6, 2013

Review Inter 0 - 3 Roma: Buruknya Wingback Inter tanpa Jonathan


Publik Giuseppe Meazza kembali terdiam setelah gol Florenzi tercipta. Sepanjang babak pertama Roma terlihat sangat superior terutama di sisi kanan. Mereka berhasil mengeksploitasi buruknya permainan Alvaro Pereira di sisi kiri. Handanovic dan Ranocchia pun bermain tidak seperti biasanya. Tidak ada penyelamatan gemilang dan tackle brilian dari kedua pemain.

Absennya Hugo Campagnaro dan Jonathan sangat berpengaruh terhadap lini pertahanan Il Nerrazurri. Inter kembali kehilangan sosok commander di belakang. Ini mengingatkan saya pada musim lalu ketika Samuel absen selanjutnya rentetan hasil buruk pun berdatangan. Saya pun sedikit heran karena Mazzarri lebih memilih Rolando daripada Samuel. Tetapi ternyata Ranocchia yang bermain buruk dini hari tadi.

(Sumber: www.whoscored.com)

Bisa dilihat dari statistik di atas, Inter menguasai pertandingan tetapi sangat buruk dalam finishing. Dari total 18 tembakan hanya tiga yang mengarah gawang dan gagal menjadi gol. Tidak adanya Jonathan menjadi tumpulnya serangan Inter yang terbiasa menyerang di sisi kanan. 
(Sumber: www.whoscored.com)

Roma banyak menyerang dari sisi kanan melalui Gervinho dan Torosidis. Gol pertama Roma dari Totti pun disebabkan oleh buruknya Pereira dalam menutup sisi kiri Inter. Puncaknya ketika Pereira menyebabkan pinalti untuk Roma. Alhasil dia diganti oleh Icardi untuk bermain lebih menyerang dengan formasi 3-4-1-2. Selain itu Taider juga gagal bermain gemilang seperti saat dia menahan Vidal saat melawan Juventus. Nagatomo pun tidak menunjukkan tajinya dan bisa disimpulkan bahwa kedua wingback Inter bermain sangat buruk dan menyebabkan kekalahan telak.

Masuknya Mateo Kovacic sedikit merubah permainan Inter. Inter bermain lebih rapat dengan passing pendek. Tapi sayang duet Mehdi Benatia dan Leandro Castan berhasil mengurung Palacio dan Alvarez. Akhirnya Inter lebih banyak melancarkan long shots yang jauh dari efektif. Masuknya Diego Milito pun tidak berpengaruh banyak. Padahal Inter punya kesempatan ketika Balzaretti dikeluarkan wasit karena mendapatkan kartu kuning keduanya. Tapi semua usaha gagal dikonversi menjadi gol.

Untuk pertandingan selanjutnya, saya berharap Mazzarri berani untuk memainkan Samuel di lini belakang dan mencoba Wallace di sisi kanan. Pereira terlihat tidak kompeten bermain sebagai wingback. Nagatomo pun lebih bertaji jika bermain di sisi kiri. Kovacic harus lebih sering dimainkan karena inkonsistensi permainan Taider. Mazzarri pun harus lebih banyak memberi menit bermain untuk Icardi dan Belfodil, karena Inter sudah mulai terbaca serangannya yang bertumpu pada Jonathan-Guarin-Alvarez-Palacio. Jonathan pun tidak punya pelapis sepadan.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa saya tidak salah menempatkan kedua wingback sebagai kambing hitam kekalahan Inter. Karena ketiga gol Roma berasal dari sana, bukan dari tengah.


Postingan Populer