Saturday, September 13, 2014

Preview Serie-A: Inter vs Sassuolo

Hasil seri di pekan pertama membuat kedua tim mengincar poin penuh kali ini. Bermain di kandang sendiri Inter akan mendapat dukungan penuh dari seantero Giuseppe Meazza. Tak pelak mereka harus memanfaatkan ini untuk tampil sebaik-baiknya. Tapi Sassuolo tak akan memberikan kemenangan mudah untuk Inter.

Mazzarri dipastikan akan menggunakan formasi dengan tiga bek. Inter dipastikan kehilangan Nemanja Vidic karena debut luar biasanya dengan suguhan penalti untuk lawan dan sebuah kartu merah. Absennya pemain gaek asal Serbia ini memaksa Mazzarri untuk memasang Andreolli atau Campagnaro. Salah satu dari mereka akan menemani Ranocchia dan Juan Jesus mengawal pertahanan di depan Handanovic.

Lini tengah Inter kemungkinan besar akan berubah di banding saat melawan Torino. Dengan berita Palacio siap bermain maka formasi 3-5-2 yang bepotensi besar dipasang di awal pertandingan. Kovacic akan bermain sejajar dengan dua gelandang lainnya. Yann M'Vila sepertinya tak akan menjadi starter karena penampilannya yang kurang baik. Jadi Hernanes bersama Gary Medel akan menemani Kovacic di lini tengah.

Di posisi wingback, Jonathan sudah pasti menempati sisi kanan Inter. Sedangkan Dodo atau Nagatomo akan mengawal sisi kiri. Lini depan satu tempat akan diisi Mauro Icardi walaupun saat melawan Torino dia seperti tak berarti di depan gawang. Yang mengkhwatirkan adalah kebugaran Palacio dan Osvaldo. Karena Mazzari tak akan berjudi untuk menurunkan Federico Bonazzoli sejak awal.

Kubu Sassuolo akan datang dengan tambahan kepercayaan diri karena striker andalan mereka, Simone Zaza yang melakukan debut fenomenal bersama tim nasional Italia. Di Francesco sudah pasti akan memasang 4-3-3 andalannya.

Dengan performa yang cukup baik di pekan awal kecil kemungkinan starting line-up akan berubah drastis. Kiper berbakat Andrea Consigli pun sudah siap untuk diturunkan. Pemain yang absen hanya Paolo Cannavaro dan tak terlalu berimbas buruk ke lini pertahanan Sassuolo. Mereka masih memiliki Lorenzo Ariaudo, Luca Antei, Emanuele Terranova, dan Francesco Acerbi. Dari segi fullback pun sepertinya Federico Peluso dan Marcello Gazzola tak punya pesaing berarti di skuad.

Lini tengah akan menjadi fokus utama Sassuolo dalam pertandingan kali ini. Trio Missiroli, Magnanelli, dan Biondini bermain kurang apik saat melawan Cagliari. Minimnya kreativitas lini tengah Sassuolo akan membuka peluang Jasmin Kurtic untuk masuk menggantikan Missiroli.

Tiga pemain depan sekaligus memang menjadi andalan Sassuolo dalam menyerang. Mereka baik dalam mambangun serangan dari sayap ataupun dari tengah. Dengan Simone Zaza yang akan memimpin lini depan, pemain-pemain seperti Berardi dan Sansone akan punya kepercayaan diri lebih menghadapi kuatnya lini pertahanan Inter.

Jalannya pertandingan akan berlangsung menarik. Jika melihat materi pemain dan performanya di pekan pertama, Inter kuat dalam bertahan sedangkan Sassuolo memiliki senjata utama di sektor penyerangan. Hilangnya Vidic bisa seperti pedang bermata dua untuk Inter. Di satu sisi dia adalah petarung yang sangat baik di udara, sisi lainnya dia memiliki masalah dalam kedisiplinan. Memainkan Andreolli adalah salah satu opsi terbaik yang dimiliki Inter. Dengan begitu kecepatan para pemain depan Sassuolo akan bisa diredam.

Sassuolo akan sangat berbahaya jika Inter tak meredam Federico Peluso yang bermain sangat baik di partai melawan Cagliari. Untuk itu Il Nerazzurri akan bermain menyerang untuk menekan pergerakan Peluso di sisi kiri. Beruntung Inter memiliki Jonathan yang punya kecepatan, dribel, dan kemampuan penetrasi yang baik.

Inter akan memiliki keunggulan di lini tengah dengan pemain kreatif seperti Kovacic dan Hernanes yang memiliki teknik bagus. Ditambah dengan tenaga besar Gary Medel yang siap menjelajah lapangan tanpa lelah. Jika mereka bisa mengeksploitasi kelemahan lini tengah Sassuolo, maka Inter akan menguasai posession dengan mudah. Belum lagi jika buntu masih ada Fredy Guarin yang siap membantu Icardi atau Palacio dalam mencetak gol.

Sassuolo bukannya tanpa peluang, mereka akan melancarkan counter-attack cepat dengan Berardi dan Sansone yang bermain melebar. Inter harus berhati-hati jika tak ingin kecolongan lebih dulu. Lini pertahanan Il Neroverdi juga akan memberi Icardi penjagaan ketat. Karena sudah terbukti dia akan mati kutu jika Palacio yang biasa membuka ruang tak hadir di lapangan.

Dengan peluang lebih besar, Inter akan memenangkan ini dengan selisih dua gol. Itupun kalau Mauro Icardi sudah waras kembali.

Thursday, September 11, 2014

Striker Muda Italia

Sosok Antonio Conte menjadi perhatian saat dua pertandingan internasional Italia kemarin. Melawan Belanda dan Norwegia dilaluinya dengan kemenangan. Era baru telah datang untuk Azzurri. Dimulai dengan pemilihan pemain yang berbeda dari masa Prandelli. Kembalinya nama-nama seperti Sebastian Giovinco, Fabio Quagliarella, dan pemanggilan beberapa pemain muda juga menyedot atensi publik.

Satu lagi yang menyita perhatian yaitu striker berusia 23 tahun bernama Simone Zaza. Dia berhasil membayar kepercayaan Conte ketika mencetak satu gol ke gawang Norwegia. Ini juga menandakan bahwa regenerasi skuad Gli Azzurri akan tetap berlanjut. Sebenarnya selain Zaza masih ada beberapa pemain muda potensial terutama di posisi striker. Saya akan sedikit mengulas para striker muda Italia.

Mario Balotelli



Siapa yang tak mengenal Super Mario? Pria bengal kelahiran Palermo 24 tahun yang lalu memang terkenal dengan ulahnya yang kadang di luar akal sehat. Bahkan orang sering melupakan performa apiknya di atas lapangan karena ulahnya.

Jika melihat statistiknya Balotelli tak ada yang terlalu istimewa. Keunggulannya adalah dia memiliki flair yang belum tentu dimiliki semua pemain. Ya kemampuan untuk berbuat sesuatu di luar dugaan adalah keahliannya. Meskipun terkadang itu merugikan timnya sendiri. Kontribusinya bersama Italia terlihat sejak Piala Eropa 2012 dimana dia membawa Italia mencapai final. Sudah pasti orang ini adalah salah satu striker yang akan selalu diandalkan oleh Italia. Jika dia mampu menjaga performa dan perilakunya.


Ciro Immobile



Nama ini mencuat setelah menjadi top skor Serie-A musim lalu bersama Torino. Mencetak 22 gol dan 3 assist dari 33 penampilan. Berkat performa impresifnya itu yang membuatnya dibawa ke Brasil oleh Prandelli. Walaupun gagal memberi yang terbaik tapi tak membuat Borussia Dortmund ragu untuk merekrutnya. Diproyeksikan sebagai pengganti Robert Lewandowski yang menyebrang ke Bayern. Jika dia mampu menyamai penampilannya musim lalu bukan tak mungkin nama Balotelli akan semakin tergeser dalam radar Antonio Conte.

Alberto Paloschi

Paloschi mengawali karir dari akademi A.C. Milan dan melakukan debut profesional di tahun 2007. Para fans pun mulai menaruh harapan padanya. Namun pada akhirnya dia dikorbankan ke Parma demi memberi tempat lebih kepada Ronaldinho. Dia berhasil mencuri perhatian publik ketika mencetak 12 gol di musim pertama bersama klub barunya. Walaupun kini sudah kembali dimiliki Milan, namanya memang lebih identik dengan seragam Chievo hingga saat ini sebagai pinjaman. Ya wajar saja di klub semenjana seperti Chievo dirinya telah mencetak 25 gol, 13 diantaranya dibukukan pada musim lalu. Di tangan Antonio Conte bukan mustahil peluang akan terbuka lebar bagi Alberto menembus tim Euro dua tahun mendatang.

Mattia Destro
Mengawali karir di tim junior kota kelahirannya Ascoli sebelum bergabung ke Inter. Belum diberi kesempatan menunjukkan taringnya dia harus rela menjadi bagian dari transfer Andrea Ranocchia. Padahal selama empat tahun di tim junior Inter dia selalu menjadi pencetak gol utama di bersama Balotelli. Di Genoa pun dia belum memberi penampilan seperti di Inter. Hanya mencetak 2 gol dari 16 penampilan dan berada di bawah bayang-bayang Luca Toni dan Rodrigo Palacio.

Kepindahannya ke Siena memang membawa berkah untuknya. Membawa tim promosi itu ke posisi 14 dan menjadi top skor klub dengan 12 gol. Penampilan baiknya inilah yang menggiring Roma untuk merekrutnya untuk menggantikan Fabio Borini yang hengkang. Destro total telah mencetak 19 gol bersama Roma. Bayangkan jika dia tak absen karena cedera berapa gol lagi yang akan dibuat. Bisa dibilang dia adalah langganan tim nasional Italia sejak U-16 hingga tim senior. Ya tak ada yang meragukan kualitasnya. Tinggal bagaimana dia menarik perhatian Conte hingga ajang Euro nanti.

Domenico Berardi



Pemuda kelahiran Cariati 20 tahun lalu ini menjadi fenomena Serie-A musim lalu. 16 gol dicetaknya bersama tim promosi Sassuolo. Sebenarnya Berardi adalah pemain Juventus tapi dipinjamkan ke Sassuolo karena tak ada tempat baginya. Usia muda dan minim pengalaman belum bisa membuatnya hadir ke tim senior Italia. Dia masih menjadi andalan tim U-21 hingga saat ini.

Jika dibanding striker-striker lain, Berardi memiliki keunggulan bisa dimainkan di posisi lain yang lebih melebar. Karena di Sassuolo dia sering berganti tempat dengan Simone Zaza mengisi pos kanan atau sebagai poacher di depan gawang. Selain itu dia sering berkontribusi dalam pertahanan dengan melakukan trackback dan tackle di area lawan. Jika dia bisa menyamakan performanya seperti musim lalu, satu tempat akan terbuka untuknya.

Stephan El Sharaawy

Gaung namanya sempat redup ketika Balotelli datang ke Milan. Ditambah dengan penurunan performanya karena cedera yang cukup panjang membuatnya tak dibawa ke Brasil di Piala Dunia lalu. Peluang masuk ke tim nasional kembali terbuka karena penampilannya di partai pertama Serie-A.

Boleh diakui El Sharaawy adalah salah satu bakat terbaik di Italia saat ini. Kemampuan dribel dan kreativitasnya dalam membangun serangan menjadi tumpuannya dalam bermain. Nalurinya pun tajam dalam mencetak gol. Di musim 2012/2013 sebagai pembuktiannya dengan 19 gol di semua kompetisi. Rasanya dosa jika namanya dilewatkan begitu saja.

Lorenzo Insigne

Messi-nya Italia begitulah setidaknya yang dikatakan mantan rekan setimnya Goran Pandev. Mungil, cepat, dan memiliki teknik tinggi sebagai identitasnya. Menarik perhatian ketika bermain di Serie-B bersama Pescara di bawah asuhan Zdenek Zeman dengan catatan 18 gol. Keunggulannya adalah bermain sebagai winger dan fasih memerankannya di kedua sisi lapangan. Saya tak sabar menunggunya bertandem dengan Immobile seperti mereka menjuarai Serie-B bersama Pescara.

Manolo Gabbiadini
Karir Gabbiadini lebih banyak dihabiskan di klub-klub menengah seperti Atalanta, Genoa, dan Sampdoria. Namun pemilik aslinya adalah Juventus. Adik dari pesepakbola wanita Melania Gabbiadini ini memang kurang populer dibanding semua nama di atas. Bukan berarti dia tak memiliki kemampuan. Buktinya dia menjadi tulang punggung Sampdoria untuk bertahan di Serie-A dengan 9 gol dan 4 assist. Gabbiadini pun mampu bermain di berbagai posisi selain striker.

Simone Zaza
Pria berkepala plontos ini sebelumnya hanya menghabiskan karirnya di klub-klub kecil seperti Viareggio dan Ascoli. Itu saat dia masih dimiliki oleh Sampdoria. Dan peminjaman jangka panjang itu berhasil dia mencetak 11 dan 18 gol berturut-turut. Bakatnya pun tercium oleh Juventus yang membeli setengah kepemilikannya. Pada akhirnya berlabuh di Sassuolo untuk meraih karir yang lebih cemerlang. Satu gol nya ke gawang Norwegia hanya sebuah peringatan bahwa dirinya bukan striker kacangan yang patut dipandang sebelah mata.

Prestasi buruk Italia di ajang Piala Dunia kemarin tak jauh dari kegagalan Prandelli menerapkan bagaimana caranya mencetak gol. Ya dari 3 pertandingan Italia hanya membukukan dua gol itu pun saat melawan Inggris. Memalukan. Dengan nama-nama di atas ditambah kehadiran Antonio Conte seharusnya Italia tak boleh gagal lagi dalam urusan mencetak gol. Harusnya.

Sumber gambar: www.zimbio.com

Postingan Populer