Thursday, December 18, 2014

Arrow: Drama dengan Bumbu Superhero

Jika diperhatikan tiap tahun sepertinya semakin banyak film-film yang bertema superhero. Sebagian dikenal dari DC dan Marvell, dua penerbit buku komik terbesar di dunia. Kita sudah mengenal baik pastinya dengan nama-nama seperti Superman, Batman, Captain America, Hulk, Iron Man, dan banyak lainnya. Diantara semua itu karakter Marvell memang lebih banyak diadaptasi ke layar lebar. Apalagi dengan keberhasilan The Avengers dan X-Men beserta sekuelnya, bisa jadi nama Marvell akan semakin dikenal ketimbang DC.

Tidak, di sini saya tak ingin membahas persaingan Marvell dan DC. Toh, itu hanyalah kepopuleran dan selera saja. Saya yakin masih banyak yang sabar menunggu karakter-karakter superhero DC hadir di film-film layar lebar. Oh ya, ngomong-ngomong ada yang kenal dengan Green Arrow?

Nama yang asing, memang Green Arrow bukanlah superhero yang terkenal. Hanya beberapa saja mungkin yang pernah mendengar namanya. Meski begitu, dia juga salah satu karakter dari dunia komik DC. Jangankan bersaing dengan nama-nama seperti Iron Man dan Captain America, di dunia DC sendiri pamornya kalah jauh dengan Superman dan Batman.

Walau Green Arrow kurang dikenal masyarakat, tak menghalangi Marc Guggenheim, Greg Berlanti, dan Andrew Kreisberg membuat serial Arrow. Sebuah serial yang diadaptasi dari tokoh Green Arrow yang tayang sejak 2012. Arrow sudah berjalan hingga season ketiga yang berlangsung hingga tahun depan. Dan sepertinya akan berlanjut hingga season berikutnya.

Sumber Gambar: (www.imdb.com)

Arrow bercerita tentang Oliver Queen (Stephen Amell), playboy kaya raya yang kembali ke Starling City setelah lima tahun sebelumnya dinyatakan tewas di kecelakaan kapal pesiar bersama ayahnya. Dirinya terdampar di sebuah pulau bernama Lian Yu di perairan utara Tiongkok. Di sanalah dia mendapatkan keahlian menggunakan busur panah dan bela diri. Kekuatan yang digunakan untuk membasmi kejahatan sebagai Green Arrow.

Oliver tak sendiri dalam membasmi kriminalitas di Starling City. Ada John Diggle (David Ramsey), veteran perang dan kepala kemanan keluarga Queen serta Felicity Smoak (Emily Bett), ahli teknologi yang bekerja di Queen Consolidated, perusahaan milik keluarga Queen. Ada juga Roy Harper (Colton Haynes) sebagai Arsenal, tangan kanan Green Arrow.

Usaha Guggenheim, Berlanti, dan Kreisberg patut diberi apresiasi. Karena, serial ini memiliki jalan cerita menarik serta fokus utamanya adalah di drama, tak melulu urusan superhero. Bisa dibilang Arrow adalah serial drama yang dibumbui dengan hal superhero, bukan sebaliknya. Seperti kisah konflik di antara Oliver dengan ibunya Moira Queen (Susanna Thompson) dan juga adik perempuannya Thea Queen (Willa Holland) yang cukup kompleks. Serta tentu saja kisah cintanya dengan Laurel Lance (Katie Cassidy) dan beberapa wanita lainnya yang membuat serial ini lebih hidup.

Walau begitu Arrow bukannya berjalan tanpa cela. Di beberapa episode misalnya, ada beberapa dialog yang agak berlebihan dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Arrow memang menyajikan dua plot cerita yang berjalan beriringan, plot masa sekarang dan plot flashback tentang Oliver. Menarik memang, namun terkadang plot flashback ini diberi peran yang terlalu banyak sehingga seolah-olah menghambat jalannya cerita.

Dengan semua keunggulan seperti plot cerita yang kuat, menarik, serta pendalaman karakter yang semakin hari semakin baik saya yakin Arrow adalah salah satu serial yang bagus. Ditambah dengan munculnya musuh-musuh besar di dunia DC seperti Deadshot, Deathstroke, dan R'as Al Ghul serta superhero lain seperti The Flash dan Atom memang menjadi daya tarik tambahan, terutama bagi yang menggilai komik DC.

Selama serial ini bisa memberikan drama yang menarik dengan jalan cerita yang kuat, bukan tak mungkin serial Arrow akan berlangsung hingga Green Arrow generasi kedua. Hanya, berilah kesempatan dan nikmati pertunjukannya.

Postingan Populer