Thursday, July 25, 2013

Selamat Datang Il Neroverdi



Serie-A musim depan akan kedatangan tim debutan yaitu Sassuolo. Siapa yang menyangka tim ini akan menjuarai Serie-B. Tim yang berdiri sejak 1922 ini sebelumnya hanya berkutat di kasta bawah Italia. Bahkan masuk ke Serie-B baru terjadi pada 2008 di bawah komando Massimiliano Allegri. Selanjutnya Il Neroverdi atau Si Hijau-Hitam selalu menjadi penantang serius untuk promosi.

Menarik melihat prospek dari sang juara Serie-B musim depan. Ya memang kita tahu apa yang terjadi dengan Pescara. Skuad diisi sebagian besar oleh pemain-pemain yang lama. Tidak ada yang istimewa jika melihat nama-nama yang kurang terdengar di Serie-A. Tetapi yang menarik adalah tim ini tidak pernah turun peringkat dari giornata 1 Serie-B musim lalu. Digdaya di atas klasemen. Berkat 4-3-3 yang offensive dari Eusebio Di Francesco.

Dari semua pemain Sassuolo yang paling menarik perhatian saya adalah Emanuele Terranova. Pemain berusia 25 tahun ini menjadi tulang punggung keberhasilan Sassuolo musim lalu. Dia hanya satu dari segelintir pemain yang pernah merumput di Serie-A bersama Palermo dan Lecce. Itu pun bukan pemain utama andalan.

Poin yang menarik adalah dari penampilannya musim lalu, dia sanggup mencetak 11 gol. Sangat produktif karena dia seorang centre-back murni. Ya walaupn 8 golnya berasal dari titik putih. Ada momen yang mengagumkan pada saat melawan Bari dengan skor 3-3. Dia mencetak gol ketiga dan menyelamatkan gawang di saat-saat terakhir.
Jika dilihat lagi, jumlah golnya melebihi raihan gol individu para striker papan atas seperti Diego Milito, Antonio Cassano, Alessandro Matri, Goran Pandev, dan Sergio Floccari. Dan dia pun sejajar dengan top scorer klub musim lalu Domenico Berardi, Leonardo Pavoletti, dan Richmond Boakye.

Anyway, selamat datang Il Neroverdi! Dan semoga saja musim ini kita masih bisa melihat aksi Terranova mengawal pertahanan Sassuolo. Atau dia dibeli oleh klub yang miskin striker? Lihat saja.

Wednesday, July 24, 2013

Keganjilan Metamorfosa Inter

Bisa dibilang tidak ada transfer mengejutkan yang dilakukan Inter. "Hanya" merekrut pemain-pemain yang "muda" dan "biasa" saja. Sudah tidak ada lagi kita mendengan transfer dengan nama besar dari Inter. Cuma nama Walter Mazzarri yang memiliki nama besar. Sejauh tulisan ini dibuat sudah sekitar sembilan pemain didatangkan. Termasuk juga beberapa pemain yang sudah dipinjam terlebih dahulu musim kemarin. Sepertinya Inter ingin bermetamorfosa seperti A.C. Milan beberapa musim belakangan.

Di antara pemain-pemain baru Inter memboyong Ishak Belfodil dan Mauro Icardi. Keduanya adalah seorang striker dan masih muda. Tapi apa perlu untuk merekrut keduanya? bagaimana dengan melepas Cassano dan Rocchi? Tepatkah? 

 

Jika dilihat dari tabel di atas, menurut saya Inter kali ini membuat keputusan yang tepat. Cassano memang bukan seorang goal poacher sejati. Dia lebih bersifat Trequartista, menjadi playmaker yang malas menjemput bola. 

Lalu pembenahan di lini belakang Inter sedikit berbeda, ya sama-sama memboyong dua pemain. Tetapi keduanya ada pada usia matang. Andreolli dan Hugo Campagnaro. Hugo akan menambal dari trio Samuel-Ranocchia-Juan yang tidak akan berjalan tanpa Samuel. Silvestre angin-anginan. Chivu bukan lagi Chivu saat tiga tahun yang lalu. Dia lebih suka menambah riwayat cedera dan mengoleksi kartu. Jadi hanya Juan dan Ranocchia yang terbilang masih muda. Yah cukup menjanjikan untuk musim depan.

Selain duo striker muda baru, Inter juga merekerut Diego Laxalt (20 tahun) dan Rubben Botta (23 tahun).

 

Jika dilihat, Laxalt memang pemain muda biasa yang katanya memiliki potensi bagus. Di klub dia hanya bermain 15 kali dan mencetak 1 gol tanpa assist. Memang Laxalt seorang winger, bukan striker atau playmaker. Tetapi alangkah baiknya jika dia bisa mencetak gol lebih banyak atau memberi assist. Ya supaya terlihat kalau dia winger yang gak cuma lari di lapangan aja gitu. Ruben Botta lebih impresif bersama Tigre. 10 gol dan 5 assist. Dia bisa menjadi alternatif dari Alvarez nantinya.

Tetapi dibalik semua itu ada keganjilan yang diperlihatkan oleh Inter. Klub lebih memilih untuk menjual Giulio Donati, Luca Caldirola, Matteo Bianchetti, dan Cristiano Biraghi. Semuanya dengan full transfer. Mereka ada 4 punggawa pengawal lini belakang timnas Italia U-21. Ya walaupun keempatnya hanya berlaga di Serie-B. Tidak seperti Andreolli atau Campagnaro. Padahal semuanya memiliki statistik yang impresif dengan mengemas lebih dari 30 pertandingan musim lalu (kecuali Bianchetti). 

Ya Inter memang bermetamorfosa. Perlahan menjadi semakin muda. Tapi saya rasa nanti akan mengalami "de-Javu". De-Javu yang sama saat melihat Andreolli dilepas dan dibeli lagi beberapa tahun berikutnya. Itupun jika mereka di klub medioker nantinya.

Monday, July 22, 2013

Manusia Mati Meninggalkan Nama, Stankovic Pergi Menjadi Legenda



Siapa yang tidak kenal akan nama Dejan Stankovic? Mungkin hanya penggemar non sepakbola yang tidak mendengar gaung namanya. Satu lagi kita akan kehilangan seorang gelandang serba bisa di Serie-A. Dia seorang pekerja keras, kreatif, dan memiliki visi dan tendangan yang di atas rata-rata. Walaupun hanya memperkuat Lazio dan Inter di Italia, cukup mengukir namanya menjadi legenda sepakbola khususnya untuk Serbia. 



Dejan lahir di Belgrade pada 1978 dan karirnya berawal di klub lokal Red Star Belgrade mengantongi 85 pertandingan dan 30 gol. Dia pun memulai debutnya ketika berusia 16 tahun dan menjadi kapten termuda dalam sejarah klub pada umur 19 tahun. Awal yang sangat fantastis.


Di usia yang masih 20 tahun, bakatnya tercium oleh beberapa klub besar di Eropa dan beruntung Lazio mendapatkannya pada 1998. Tak sia-sia dengan mahar £7.5 juta. Tempat di tim utama Lazio langsung diarih. Bersama dengan Pavel Nedved, Juan Sebastian Veron, dan Diego Simeone. Alhasil, gelar UEFA Winners Cup dan UEFA Super Cup pada 1999 dan Scudetto pada 2000. 


Pada 2004 Stankovic dibajak Inter "hanya" 4 juta euro. Terbilang murah untuk seorang Stankovic jika dibandingkan para pemain-pemain papan atas yang lain. Bersama Inter, Dejan menjadi pemain yang berjasa mengeluarkan Inter dari masa kegelapan tanpa gelar. Dia mempersembahkan 5 scudetto, 4 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italiana, 1 UEFA Champions League, dan 1 FIFA Club World Cup. Dia pun menjadi salah satu pemain asing yang memiliki caps terbanyak setelah Javier Zanetti, Ivan Cordoba, dan Esteban Cambiasso.



Stankovic juga memperoleh prestasi unik dengan membela 3 negara. Yugoslavia, Serbia & Montenegro, dan Serbia. Dan tampil di 3 Piala Dunia dengan 3 negara berbeda.

Luar biasa pemain yang satu ini dia sudah memperoleh semuanya di sepakbola. 3 negara, 3 Piala Dunia, menjadi kapten termuda sebuah klub, menjadi bagian dari puncak kesuksesan 2 klub papan atas Italia. Hanya gelar Internasional dan Pemain Terbaik yang kurang saya rasa.

Sesuai dengan kutipan darinya "Di Inter, setiap anda menang, mereka akan memberi label bintang dan nama anda akan abadi". Kami akan mengabadikan namamu dan menjadikanmu seorang legenda sepakbola di Serie-A, Lazio, Inter, Red Star Belgrade, Eropa, dan Dunia...

Postingan Populer