Sunday, January 26, 2014

Review Sere-A: Inter 0-0 Catania

Tak ada gol tercipta hingga menit akhir pertandingan. Skor bertahan 0-0 hingga usai. Sangat mengecewakan karena Inter bermain di Giuseppe Meazza. Padahal Inter bermain dengan dua striker, Palacio dan Diego Milito di depan.

Inter bermain dengan formasi andalannya 3-4-2-1 dengan Milito sebagai ujung tombak dan Palacio sedikit digeser ke belakang menemani Alvarez. Lini belakang dikawal Samir Handanovic, Juan Jesus, Rolando, dan Campagnaro. Di tengah diisi kuartet Jonathan, Kuzmanovic, Cambiasso, dan Nagatomo. Memang terkesan menjanjikan dengan kembalinya Milito di lini depan. Tetapi tidak ada perubahan yang signifikan dalam pola permainan Inter. Mereka terlalu mudah dibaca oleh barisan pertahanan tim sekelas Catania sekalipun. Inter mendominasi bola sejak menit awal pertandingan. Tetapi tidak ada gol yang tercipta.

Apa yang salah dengan tim Inter ini? Pertama adalah dengan pola serangan yang konsisten melalui kedua wingback. Ini sangat mudah dibaca. Karena bek-bek Catania hanya tinggal bersiaga bola di kotak pinalti saja. Terbukti, crossing Jonathan dan penetrasi Nagatomo pun sia-sia. Masuknya Botta di babak kedua dan mengubah formasi menjadi 4-4-2 juga tidak berbuah gol

Kedua, Inter terlalu banyak memainkan bola. Jarang sekali ada direct pass kepada Milito atau Palacio di depan. Jonathan dan Alvarez pun lebih banyak pamer skill individu di daerah lawan. Sehingga counter-attack pun selalu gagal berujung ke kotak pinalti. Walau beberapa berhasil pun pemain Catania sudah menumpuk di belakang menutup ruang gerak Milito-Palacio.

Faktor ketiga adalah buruknya penampilan Kumanovic. Sepanjang babak pertama tidak ada sesuatu yang spesial darinya. Hanya mengoper bola dan tidak ada kreativitas. Beberapa kali kehilangan bola dan salah umpan. Dalam bertahan pun tidak berkontribusi banyak. Terbukti saja pada babak kedua, dia diganti oleh Kovacic yang jauh lebih kreatif. Ditambah dengan masuknya Taider menambah solid lini tengah Inter.

Dalam beberapa bulan ke depan Mazzarri harus memikirkan taktik yang berbeda. Nagatomo dan Jonathan jelas tidak ada backup. Javier Zanetti terlalu uzur untuk bermain sebagai wingback. Palacio pun terlihat mandul tanpa sokongan Guarin. Ya, pilihan ada padamu Walter. Tolong tunjukkan lah permainan yang mampu mencetak 7 gol (lagi).

Saturday, January 25, 2014

Jangan Tumpuk Sampah Sembarangan!

Banjir. Semua berita kini dipenuhi dengan pemberitaan banjir. Sebenarnya tidak hanya banjir sih ya tapi ada juga letusan Gunung Sinabung. Tetapi lebih banyak banjir yang diberitakan. Mungkin tidak hanya di Jakarta dan Manado, di daerah-daerah lain pun saya yakin banyak yang kebanjiran ya. Atau banyak bencana-bencana yang lain.

Coba deh dibahas tentang banjir Jakarta. Karena sepenglihatan saya Jakarta yang paling banyak diberitakan dibanding yang lain. Mungkin karena ibukota ya. Kebetulan saya punya keluarga besar di Jakarta. Jadi saya tahu sedikit tentang bagaimana kehidupan di Jakarta. Bukan kok, bukan yang high-class tinggal di apartemen atau komplek elite. Hanya kawasan pemukiman di Jakarta Timur yang susah untuk cari tempat parkir mobil.

Banyak orang bilang Jakarta banjir karena menumpuknya sampah di sungai-sungai. Jadinya air semakin meluap karena adanya sampah-sampah di dasar sungai. Nah, apa iya semua orang Jakarta membuang sampahnya ke sungai? Kan belum tentu. Memang pasti ada, tapi tidak semua kan? Contohnya keluarga saya walaupun tinggal di pemukiman padat pun tidak buang sampah di sungai kok.

Yang harus diperhatikan adalah slogan "Jangan membuang sampah sembarangan!". Kalau kita mendengar slogan itu bayangan kita adalah tidak membuang sampah di selokan, sungai atau di tempat yang tidak seharusnya. Tapi, apa warga di sekitar sungai membuang sampah "sembarangan"? Menurut saya tidak, kebanyakan dari mereka tidak "sembarangan" tapi teratur. Ya sama-sama membuang sampahnya ke sungai. Hehe.

Sebenarnya ada slogan satu lagi dan semua pasti pernah tahu "Buanglah sampah pada tempatnya!". Ini terlalu "kasar" menurut saya. "Tempatnya" itu kan beragam sekali. Ada yang biasa buang sampah di tong sampah, ada yang buang di tempat penumpukan sampah, ada juga yang biasa buang sampah di sungai. Ya kan? Ya memang itu tempatnya mereka membuang sampah.

Ada satu hal yang kurang diperhatikan oleh orang-orang yaitu pengelolaan sampah. Tidak cukup dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak sembarangan. Jika di suatu pemukiman tidak punya tempat pembuangan sampah misalnya, jadi buang ke sungai. Ada yang punya tempat penumpukan sampah tapi berada di dekat sungai.

Lagipula apa pemerintah punya sistem pengelolaan sampah? Saya yakin sudah ada aturan bahkan Undang-Undangnya. Tapi dalam praktiknya yang terlihat hanyalah penumpukan sampah. Tidak dikelola dengan baik secara merata di seluruh kota. Sampah hanya ditumpuk dan dijadikan ladang uang bagi para pemulung atau pengguna barang-barang bekas saja. Kita sering lihat di luar negeri sudah ada pembedaan sampah contohnya organik dan non-organik. Atau yang bisa didaur ulang atau tidak.

Sebaiknya pemerintah punya ketegasan dalam hal pengelolaan sampah. Jangan hanya ditumpuk saja karena percuma. Di satu wilayah sangat bersih sedangkan di satu wilayah sangat kumuh dan dijadikan tempat penumpukan sampah. Jadi tidak ada salahnya kita salahkan pemerintah. Tapi jangan hanya masalah bantuan. Tapi pengelolaan yang bersifat jangka panjang. Buat apa setiap terkena banjir diberi bantuan tapi banjir selalu saja datang.

Thursday, January 23, 2014

Salah Pelatih? Salahkan Moratti

Akhir-akhir ini saya sedikit muak dengan apa yang terjadi dengan Inter. Performa yang buruk, strategi transfer yang aneh, dan sisa-sisa kebusukan Presiden Massimo Moratti mulai menyebabkan dua hal sebelumnya. Mungkin pembaca tulisan ini akan merasa aneh terhadap saya yang seorang Interista. Ya tak apalah, memang ini yang saya rasakan.

Dimulai dari komentar mantan pelatih Gian Piero Gasperini yang bernada sinis. "Memenangkan Treble luar biasa, tapi Inter hanya mulai menang setelah Calciopoli. Itu bukan pendapat saya, itu hanya fakta". Ada benarnya memang, kita melihat Inter berhasil meraih banyak gelar sejak 2006 hingga 2010. Setelah itu, tidak ada lagi gelar. Bahkan Inter langsung terpuruk hingga kini.

Anehnya, sejak Mourinho pergi tidak ada satu pelatih pun yang sukses membawa Inter bersaing untuk scudetto. Leonardo, Rafael Benitez, Gian Piero Gasperini, Claudio Ranieri, dan Andrea Stramaccioni. Coba kita pikir secara perlahan. Apa benar karena faktor pelatih?

Benitez dan Leonardo bisa memberikan gelar bagi Inter. Ya walaupun hanya trofi "minor" saja. Tetapi jauh lebih baik dibanding apa yang ada setelahnya. Saya melihat adanya kepanikan di Inter saat Leonardo memilih bergabung dengan PSG di akhir musim. Banyak pihak yang tidak setuju dengan penunjukkan Gasperini setelahnya. Mulai dari sini saya merasa ada yang aneh di Inter.

Gasperini hanya dijadikan kambing hitam atas buruknya manajemen petinggi Inter. Dari awal harusnya kita tahu kemampuan Gasperini yang biasa-biasa saja. Bahkan dia tidak pernah menangani tim sebesar Inter. Ditambah dengan filosofi bermain 3 bek dengan dua winger dan tiga strikeryang tidak sejalan dengan materi pemain Inter. Hasilnya Inter menderita 4 kekalahan dan satu seri. Lalu, untuk apa Gasperini dijadikan pelatih? Apa hanya sebagai "pion" dalam "Keruntuhan dinasti Inter dan Moratti" ?

Selanjutnya Claudio Ranieri ditunjuk sebagai pelatih yang baru. Ranieri pun terhitung memiliki prestasi yang biasa saja. Inter hanya menjadi tim yang tidak konsisten dan sulit menang. Dan akhirnya dipecat di pertengahan musim. Penggantinya adalah si pelatih muda berbakat Andrea Stramaccioni.

Nama Strama mencuat setelah dia berhasil memenangkan NextGen Series dengan tim primavera Inter. Di pertengahan musim Strama hanya meloloskan Inter ke Europe League. Dan berhasil bertahan di kursi kepelatihan. Di musim baru dia membawa Inter ke papan atas Serie-A. Tetapi di akhir musim posisi Inter melorot hingga posisi 9. Dan anehnya, Strama sedikit demi sedikit mengganti filosofi permainannya ke tiga bek. Di sini saya merasa ada yang aneh lagi.

Di awal musim Strama sukses dengan formasi 4 bek tetapi tiba-tiba konsisten dengan menggunakan 3 bek. Aneh karena Strama terkenal dengan formasi 4-4-2 di tim primavera Inter hingga juara NextGen Series. Apa benar adanya "konspirasi" pembentukan tim untuk Walter Mazzarri di musim ini? Bisa jadi,ini terlihat dari strategi transfer Inter yang janggal di pertengahan musim Strama.

Di pertengahan musim, Inter terkena serangan transfer panik dengan mendatangkan Tomasso Rocchi, Juan Pablo Carrizo, Mateo Kovacic, Zdravko Kuzmanovic, dan Matias Schelotto. Sebenarnya sudah terlihat di awal musim dengan Inter mendatangkan Alvaro Perreira dan Rodrigo Palacio. Di mana Perreira adalah seorang wingback dan Palacio yang terbiasa bermain dengan formasi tiga bek. Selain itu buruknya manajemen terlihat dengan pelepasan pemain-pemain kunci seperti Julio Cesar, Maicon, Muntari, Wesley Sneijder, dan Philippe Coutinho, dan Giampaolo Pazzini.

Musim kemarin adalah puncak dari keburukan manajemen Moratti dan para jajaran elit Inter. Buruknya performa Inter dan strategi transfer yang aneh. Dengan dalih Inter berada di dalam krisis finansial. Lalu apakah tim sekaliber Inter tidak mampu mengelola keuangannya? Hingga melepas para pemain kunci dan menggantinya dengan pemain yang "sedapetnya" saja.

Bisa disimpulkan bahwa keburukan ini semua berawal dari Moratti. Pertama, pemilihan pelatih yang ternyata tidak tepat. Kedua, strategi transfer yang tidak tepat karena pelatih selalu berganti dan pemain harus kembali beradaptasi. Ketiga, performa buruk Inter karena terlalu sering mengganti pelatih.

Oh ya, Roberto Mancini mengabdi selama 4 tahun, Jose Mourinho 3 tahun, dan mereka pelatih dengan masa terlama selama masa kejayaan Moratti.

Friday, January 17, 2014

Dialog Sepakbola A & B

Kisah dan dialog ini hanya fiksi belaka dan bukan kisah cinta.

Di suatu sore yang gerimis ada dua pria sedang berteduh di warung kopi sederhana. Mereka tak tahu dan tidak saling kenal satu sama lain. Hingga akhirnya mereka memulai percakapan sederhana.

A: Hei bro, boleh pinjem koreknya?
B: Oh iya, boleh mas. Ini silahkan.

Lalu si A dengan tenangnya membakar sebatang rokok dan langsung menghisapnya dalam-dalam. Dan mereka melanjutkan percakapannya.

A: Bro, makasih ya koreknya. Oh ya nama gue A.
B: Iya mas, sama-sama. Nama saya B. Mas baru pulang kerja ya?
A: Iya nih, gue baru pulang. Eh maaf, gak masalah kan kalo ngomongnya pake gue-lo? Takutnya dikira gak sopan nantinya.
B: Iya mas, gak apa-apa kok. Tapi saya memang terbiasa begini. Tenang aja loh mas. Hehe.
A: Oke deh. Eh, kalo boleh tau, lo masih kuliah apa udah kerja?
B: Saya sudah kerja mas. Mas sendiri kerjanya di mana?
A: Kalo gue kerja di perusahaan X itu loh. Tau kan? Kalo lo kerja di mana?
B: Oh ya tau saya. Saya kerja di kantor media Z mas.Ya gak terkenal sih soalnya baru. Bagian yang suka nulis-nulis tentang olahraga gitu.

Mereka mengobrol sambil memesan segelas kopi dan sebungkus rokok.

A: Oooh, wah lo suka nulis berita bola dong? Kebetulan nih gue penggila sepakbola.
B: Iya mas saya "spesialis" tentang sepakbola gitu. Masnya suka nonton bola Indonesia gak?
A: Maksud lo Liga Indonesia atau Kejuaraan kecil-kecilan doang? Kan Indonesia suka banyak tuh
     kejuaraan kecil-kecilan tapi ditayangin juga. 
B: Ya dua-duanya mas.
A: Ya kadang-kadang sih soalnya kan Liga Indonesia ditayanginnya sore. Nah itu sih gua masih ngantor. Jadi jarang nontonnya. Lagian bola Indonesia mah begitu-begitu aja sih.
B: Begitu aja gimana mas?
A: Ya begitu deh. Lo pasti lebih tau lah dari gue.

Si B mulai membakar rokok dan mengambil handphone dari saku jaketnya.

B: Wah, belum tentu loh mas. Saya juga masih belajar banyak tentang sepakbola. Kebetulan saya lagi tertarik sama bola Indonesia nih mas.
A: Wih. Kenapa emangnya? Pasti gara-gara timnas U-19 yang juara kemaren ya?
B: Iya sih. Soalnya bos saya minta untuk buat artikel seputar sepakbola Indonesia gitu. Padahal kan sebentar lagi Piala Dunia. Tapi dia malah pengen kita nambah artikel bola lokal.
A: Yaaah. Ada bagusnya juga sih bos lo. Mumpung masyarakat kita masih berapi-api bro liat tim nasional main. Ya gak?
B: Iya juga ya mas. Eh menurut mas, timnas U-19 bagus gak?
A: Menurut gua ya bagus. Soalnya juara. Tapi menurut gue, itu agak heboh ya. Padahal cuma U-19. Di luar negeri belom tentu orang mikirin tim U-19.
B: Iya juga ya mas. Emang apa bagusnya mas? Orang-orang sampe heboh banget ya. Saya juga bingung.
A: Ya soalnya juara. Kita kan jarang juara. Eh diminum dulu bro kopinya.
B: Oh iya mas. Lupa. Hehehe.

Mereka pun menyeruput kopinya masing-masing.

A: Eh, bro. Menurut lo Indonesia kapan ya ke Piala Dunia?
B: Menurut saya sih kalo semua tim di Indonesia bisa main macem tim U-19.
A: Mainnya gimana emang maksud lo? Kan gak semua tim ada Evan Dimas.
B: Ya maksud saya, main oper-oper pendek terus kuat lari-larian 90 menit gitu loh mas.
A: Oh iya juga ya. Eh tapi kemaren gue liat siaran ulang kejuaraan kecil-kecilan malem-malem. Mainnya bagus banget. Oper-operan pendek, jarang salah oper. Tapi mereka bodo. Gak bisa ngegolin sampe gue ketiduran bosen liatnya.
B: Ah jangan bilang bodo gitu mas. Emangnya mas bisa ngegolin kalo disuruh main?
A: Ya enggak lah! Gue kan bukan pemain bola. Mereka kan "pro", tiap hari latian. Kerjanya main bola, makanya gua bilang bodo.

B: Iya juga ya mas. Kadang saya juga kesel sih mas liat pemain Indonesia larinya cepet-cepet. Tapi tekniknya jelek mainnya macem anak-anak di kampung saya. Kerjaannya cuma dribel sama umpan ke depan gawang.
A: Nah itu dia yang paling aneh bro. Masa teknik macem cut inside aja kagak dipake. Kalo gue jadi bek lawannya. Tinggal tunggu aja depan gawang siap-siap nyundul buang bola. Ya kan?
B: Iya mas. Gampang banget ditebak ya. Emang mas suka main bola ya?
A: Iya gue waktu kecil main bola jadi bek mulu. Soalnya kata temen-temen gue, gue jago jadi bek. Jarang kebobolan. Padahal mereka aja mainnya bodo senengnya lari-larian lewat samping, gampang ditebak strateginya. Ya gak?
B: Iya mas, saya juga waktu kecil disuruh jadi bek mulu gara-gara saya larinya lamban terus tendangannya pelan. Jadi gak boleh jadi penyerang deh. Hehe.
A: Terus tim lo sering kebobolan gak?
B: Ya sering juga mas. Soalnya temen saya yang jadi kiper orangnya gendut terus geraknya lebih lamban dari saya. Jadi ya sering kebobolan juga deh.
A: Hahahaha.

B: Eh mas, menurut mas PSSI sekarang gimana?
A: Ah, menurut gue mau PSSI-nya bagus juga kalo kita mainnya masih begitu-begitu aja sih gak akan maju. Percuma. Kita tuh harus nemuin jati diri sepakbola kita bro. Mainnya mau gimana. Liat tuh Spanyol, Jerman, Italia, Jepang. Mereka stabil terus kan. Soalnya punya jati diri sepakbola bro. Ibaratnya dari umur paling muda sampe senior punya ciri khas yang sama.
B: Kalo Brazil sama Argentina mas?
A: Ya sama aja menurut gue. Mereka kan ada banyak banget pemain berbakat tiap generasi. Tapi pasti ciri khas permainannya lebih suka individual kan. Ya tinggal disesuaikan aja sama strategi pelatihnya.
B: Oh iya ya mas. Kalo Inggris gimana menurut mas?
A: Pemain mereka kan bagus-bagus. Punya tradisi unggulan di setiap turnamen. Tapi gak pernah juara bro. Sama kaya Indonesia.
B: Hahaha.

Mereka pun selesai meminum kopi yang tinggal sedikit dan membayar.

B: Mas, saya duluan ya saya mau ketemu temen dulu. Makasih ya obrolannya. Lain kali kita ngobrol bola lagi.
A: Oh iya bro. Hati-hati ya. Gue juga mau cabut nih.

Dan mereka pun keluar dari warung kopi dan bergegas ke tujuannya masing-masing.

Wednesday, January 1, 2014

Sambutan Cemas Indonesia 2014


Tidak terasa ya tahun sudah berganti, bisa jadi saya terlalu menikmatinya jadi tak terasa. Ya setiap tahun memang ada kenangan tersendiri. Yang pasti semuanya adalah hal positif. Ya setidaknya kita ambil yang positifnya saja. Yang negatif kita ambil sisi positifnya juga biar gak mubazir.

Di tahun 2014 ini saya yakin akan menjadi tahun yang menarik untuk ditunggu. Ada dua hal besar yang terjadi di dunia ini. World Cup dan Pemilihan Presiden Indonesia. Ya memang tidak ada hubungan langsung sih World Cup di Brazil dan Pilpres di negara ini. Tapi ya sangat dinanti dan menarik untuk diikuti.

Sebenarnya saya takut untuk menghadapai tahun ini. Ya karena World Cup dan Pilpres tadi. Bukan takut tapi lebih cenderung cemas. Cemas apa yang akan terjadi selama masa pilpres dan World Cup ini. Kita semua pasti tahu dong hampir semua warga Indonesia akan dihebohkan dengan gegap gempita World Cup. Semuanya memiliki tim jagoan dan andalannya masing-masing. Ya walaupun itu negara lain sih tapi sepertinya kurang 'pas' jika kita tidak punya jagoan ya. Ini salah satu kecemasan saya.

Saya cemas. Nanti ketika World Cup pasti akan banyak diadakan nonton bareng dan diliput televisi. Dan saya membayangkan sang pembawa acara teriak "Mana suara pendukung Italiaaaaa???" Mana pendukungnya Inggriiiiisss???" Dan diiringi dengan sorakan riuh para penonton bareng dengan jersey dan atribut tim nasional andalannya. Aneh ya? Menurut saya aneh. Kita penduduk Indonesia dan nonton bareng di Indonesia, tetapi berlaga laiknya hooligan dan ultras berada di Brazil. Aneh.

Satu kecemasan saya lagi. Tahun ini adalah tahunnya pilpres, pemilihan presiden. Ya kita akan berpisah-pisah untuk sementara demi 'keyakinan' masing-masing. Semua televisi pasti akan berlomba-lomba untuk mengadakan debat dan bincang-bincang. Entah itu sang calon presiden atau tim suksesnya. Dan lagi-lagi saya membayangkan para penonton yang ada di studio beradu jargon dan yel-yel sesuai 'golongannnya' masing-masing. Tidak lupa dengan jersey dan atributnya. Seperti di stadion sepakbola dengan mendukung tim andalannya masing-masing.

Ya pada intinya saya mencemaskan keadaan negara ini di saat-saat 'genting' tersebut. Sudah pasti Indonesia ini akan terpecah dan berpisah-pisah sementara. Secara nyata dan tidak nyata. Secara langsung dan tidak langsung. Yang pertama kita berpisah karena pilihan dan parpol yang kita dukung berbeda. Dan yang kedua kita berpisah untuk mendukung negara-negara lain secara virtual dan hanya sebagai investasi emosi.

Jadi tolonglah kepada Indonesia yang sedang berpisah-pisah nanti, jangan lupa kita ini satu negara. Jangan seperti Indonesia yang belum merdeka. Yang berjuang atas nama suku dan daerah bukan kesatuan dan belum mengenal persatuan. Dan juga bekerja untuk para penjajah demi kemakmuran mereka. Janganlah sampai kembali seperti itu.

Selamat Tahun Baru 2014.

Postingan Populer