Friday, July 31, 2015

10 Pemain Termahal Inter Sepanjang Sejarah

Sumber Gambar: (calcioweb.eu)
Perekrutan Geoffrey Kondogbia dari Monaco adalah satu hal yang paling menarik di bursa transfer musim ini. Awalnya memang pemain asal Prancis ini kencang diisukan akan bergabung ke klub rival sekota, A.C. Milan. Namun Kondogbia berkata bahwa dirinya lebih memilih Inter sebagai awal petualangannya di Serie-A.

Selain itu dengan label harga yang tinggi sekitar 35 juta Euro, menempatkan dirinya sebagai gelandang bertahan termahal yang pernah dibuat oleh Inter sejauh ini. Memang bukan hal baru untuk Inter dalam hal menggelontorkan uang demi seorang pemain. Berikut adalah 10 pemain yang direkrut dengan harga paling tinggi oleh Inter.

10. Fabio Cannavaro (23 Juta Euro)

Sumber: (imortaisdefutebol.com)
Cannavaro dibeli oleh Inter dari Parma seharga 23 juta Euro di tahun 2002. Saat itu Inter ditangani oleh Hector Cuper yang di musim sebelumnya gagal meraih scudetto setelah kalah bersaing dengan Juventus. Fabio langsung menjadi pemain kunci dalam kegemilangan Inter melaju ke semifinal Liga Champions. Walau begitu satu-satunya pemain belakang yang pernah dianugerahi pemain terbaik dunia ini hanya menjalani dua musim di Inter dan secara mengejutkan dijual ke saingan terbesar mereka, Juventus dengan nilai sekitar 9 juta Euro.

9. Clarence Seedorf (24,3 Juta Euro)
Sumber: (whoateallthepies.tv)
Mengejutkan saat mengingat bagaimana Inter kerap kali gagal memanfaatkan pemain-pemain mahal yang pernah direkrut. Salah satunya adalah pemain yang menjadi legenda saat berkostum A.C. Milan ini. Seedorf direkrut dari Real Madrid setelah berkiprah kurang lebih empat tahun dan menyabet beberapa gelar termasuk Liga Champions 98.

Tahun 2000 dia pindah ke Inter, namun gagal mengulang sukses seperti bersama Madrid. Dua musim kemudian Seedorf memutuskan menyebrang ke Milan dan ditukar dengan pemain berbakat lainnya, Francesco Coco. Setelah itu yang terdengar adalah sejarah kesuksesan.

8. Ricardo Quaresma (24,6 Juta Euro)

Sumber: (zimbio.com)
Kedatangan Mourinho ke Giuseppe Meazza memang membawa isu kencang bahwa dirinya akan mengikutsertakan pemain Portugal ke Inter. Banyak yang berharap bahwa itu nama-nama seperti Ricardo Carvalho. Namun, yang terpilih adalah seorang pemain sayap potensial dari Porto, Quaresma. Banyak pihak yang berharap besar padanya, kecepatan dan kemampuan menggiring bolanya patut diperhitungkan. Sayang, dirinya gagal membuktikan kemampuannya dan dipinjamkan ke Chelsea.

Coba sesekali bertanya pada Interisti, pemain manakah yang pantas dilabeli sebagai transfer terburuk Inter. Cepat atau lambat dia/mereka akan menjawab Ricardo Quaresma. Tak percaya? Di akhir tulisan nanti anda akan menyadarinya.

7. Zlatan Ibrahimovic (24,8 Juta Euro)


Sumber: (zimbio.com)
Siapa yang tak kenal pria Swedia ini? Inter beruntung pernah mendapatkan jasa seorang Zlatan Ibrahimovic selama kurang lebih tiga tahun. Skandal Calciopoli berpengaruh besar pada kedatangan Ibra. Juventus yang dihukum turun ke Serie-B membuat para pemain bintangnya memutuskan untuk pergi karena enggan bermain di level bawah. Salah satunya Ibra yang setuju untuk menyebrang ke Inter beberapa hari setelah mantan pemain Juventus lainnya, Patrick Vieira juga melakukan hal yang sama.

Di Inter, Ibra kembali diberikan posisi striker utama. Sebelumnya di Juventus dia sempat digeser dari posisi penyerang untuk bermain lebih dalam atau melebar. Hasilnya sangat memuaskan, Il Nerazurri kembali memboyong scudetto tiga kali beruntun ditambah dengan dua piala Super Coppa. Ibra pun berhasil menjadi top skor di tahun 2009, dua kali menyabet gelar pemain asing terbaik, dan juga pemain terbaik Serie-A.

6. Diego Milito (25 Juta Euro)
 
Sumber: (zimbio.com)

Il Principe (Sang Pangeran), begitu dia mendapatkan julukan dari penggemar sepakbola. Sebenarnya panggilan ini berawal dari kemiripannya dengan seorang pemain asal Uruguay, Enzo Francescoli. Namun, lama kelamaan julukan ini ditujukan berkat kemampuannya mencetak gol yang sulit ditandingi.

Milito diboyong Inter dari Genoa setelah sebelumnya sempat bermain di La Liga Spanyol bersama Zaragoza. Diego diboyong Inter bersamaan dengan Thiago Motta. Membutuhkan total sekitar 38 juta Euro untuk menebus mereka, ditambah dengan pemberian kepemilikan Robert Acquafresca, Leonardo Bonucci, Riccardo Meggiorini, Francesco Bolzoni, dan Ivan Fatic.

Hasilnya pun sebanding dengan mahar yang tinggi. Milito menjadi mesin gol menggantikan Ibrahimovic untuk menggondol gelar treble pertama Inter dalam sejarah. Sayangnya, di musim-musim berikutnya dia banyak dilanda cedera sehingga sulit kembali ke performa terbaiknya. Kemampuannya mencetak gol adalah salah satu yang terbaik yang pernah ada. Dia adalah pemain yang efisien dalam hal membobol gawang lawan.

5. Francesco Toldo (26,5 Juta Euro)
 
Sumber: (goal.com)

Rekor penjaga gawang termahal yang pernah dibeli Inter adalah Francesco Toldo yang direkrut dari Fiorentina pada tahun 2001. Kebangkrutan Fiorentina memaksa klub menjual Toldo setelah delapan musim menjadi kiper utama. Hector Cuper -pelatih Inter saat itu- tak kesulitan untuk menjadikan Toldo sebagai penjaga gawang andalan dan bertahan selama bertahun-tahun. Ironisnya, kesuksesan Inter sendiri hadir ketika Toldo sudah tak lagi menjadi pilihan utama. Penyebabnya adalah kedatangan pria berbakat asal Brazil, Julio Cesar

Toldo adalah seorang kiper yang komplit. Memiliki postur besar, kemampuan membaca situasi, handling, serta punya kecepatan dan seorang pemain yang konsisten. Dia pun terkenal kuat dalam menahan tendangan penalti. Wajar saja jika Francesco dilabeli sebagai salah satu kiper terbaik pada generasinya.

4. Ronaldo de Lima (27 Juta Euro)

Sumber: (goal.com)
Bukan, dia bukanlah Ronaldo dengan nama Cristiano di depannya. Dia adalah pemain yang membawa negaranya, Brazil, merengkuh Piala Dunia 2002. Dengan biaya sekitar 27 juta Euro, saat itu dialah pemegang rekor transfer pemain sepakbola termahal sebelum dikalahkan oleh Denilson yang pindah ke Real Betis setahun berikutnya.

Enam tahun pengabdiannya di Giuseppe Meazza, Ronaldo berhasil menyabet beberapa gelar individu. Dari pemain terbaik Serie-A, top skorer,  hingga ke dua kali Balon D'Or. Tapi, prestasinya bersama Inter hanya saat mengantarkan Inter merengkuh juara UEFA Cup di tahun 1998. Padahal dia begitu sukses saat bermain bersama tim nasional Brazil.

Sebutan The Phenomenon bukan bualan belaka. Selain Ronaldo memiliki skill individu seperti lazimnya pemain asal Brazil, visi dan kemampuannya dalam menyerang tak ada yang meragukan, tak jarang dia memberi assist untuk rekan satu timnya. Maka dari itu, dia bisa ditempatkan di berbagai posisi dalam menyerang. Bayangkan seorang striker komplit yang memiliki kecepatan, skill, teknik individu, visi bermain, serta handal dalam mencetak gol. Mengerikan.

Ya, sebelum muncul striker-striker luar biasa seperti Raul Gonzalez, Michael Owen, Ruud van Nistelrooy, Thierry Henry, Ibrahimovic, atau Cristiano (Ronaldo) dan Messi, dunia sepakbola sudah pernah memiliki Ronaldo de Lima. Sang fenomenal.

3. Geoffrey Kondogbia (35 Juta Euro)

Sumber: (espnfc.com)
Wow, pemain yang baru saja bergabung dengan Inter sudah menempati peringkat tiga termahal dalam sejarah Inter. Ya memang sulit dibandingkan jumlah sebesar ini dengan masa dimana Ronaldo menjadi rekor dunia transfer sepakbola. Mungkin saja jika Ronaldo de Lima hidup di masa sekarang, harganya bisa dua kali lipat Gareth Bale. Siapa yang tahu.

Kondogbia dibeli dari Monaco setelah dirinya tampil solid di Ligue 1 musim lalu. Geoffrey menjadi pemain muda yang paling diincar oleh banyak klub raksasa Eropa semenjak dia berkostum Sevilla tiga tahun lalu. Di usianya yang masih sangat hijau, dia menjelma menjadi gelandang petarung yang solid di lini tengah. Dengan postur yang besar (188 cm), Kondogbia mampu memanfaatkan kemampuan fisik yang akan sangat berguna bagi Inter. Selain kuat dalam bertahan, dia juga acap kali turut andil dalam menyerang.

Di usianya yang masih 22 tahun, karir Kondogbia jelas masih sangat panjang. Bermain bersama Inter akan bagus untuk dirinya. Walau tak berlaga di Eropa musim depan, dia kemungkinan akan menjadi starter untuk Inter.

2. Hernan Crespo (36 Juta Euro)

Sumber: (dailymail.co.uk)
Tahun 2002, Inter kehilangan seorang andalan di lini depan setelah Ronaldo memutuskan pindah ke Real Madrid. Crespo, yang sebelumnya berada di Lazio dibeli dengan biaya total 36 juta Euro termasuk tambahan pemain Bernardo Corradi. Namun, itu hanya berjalan satu tahun karena permainannya dianggap mengecewakan dengan "hanya" mencetak total 16 gol, sembilan diantaranya dibuat di Liga Champion. Akhir musim dia dilepas ke Chelsea.

Karirnya di Inter tak berakhir di situ. Hernan Crespo kembali saat Inter ditangani oleh Mancini di tahun 2006. Di musim keduanya bersama Inter, dia menjadi andalan di lini depan bersama Ibrahimovic untuk menggondol scudetto ke Giuseppe Meazza. Tapi semenjak itu, karirnya terus menurun, walaupun masih menjadi bagian dari keberhasilan Inter mempertahankan scudetto tiga tahun berturut-turut dia bukanlah pilihan utama, hingga akhirnya tahun 2009 dilepas ke Genoa.

1. Christian Vieri (43 Juta Euro)

Sumber: (talksport.com)
Salah satu pembelian terbaik Inter sepanjang sejarah. Direkrut pada tahun 2000 membuat Inter memiliki sepasang striker mengerikan, Ronaldo dan Christian Vieri. Orang-orang sering membandingkannya dengan legenda Italia lainnya, Luigi Riva. Vieri punya keunikan tersendiri dalam bermain.

Walau dia tipe seorang striker target-man oportunis, dia menggabungkan kekuatan fisik dengan kecepatan dan teknik. Vieri sangat kuat dalam duel udara, dia adalah pencetak gol sundulan terbanyak sepanjang sejarah Serie-A Italia. Pemain yang disebut-sebut sebagai salah satu penyerang terbaik Italia ini juga memiliki kekuatan tendangan jarak jauh di kaki kirinya.

Vieri adalah pemain yang sering berganti klub. Sepanjang karirnya sudah 12 klub yang dibela. Inter adalah klub yang paling lama dihuninya. Tujuh tahun bersama Il Nerazurri, dia menuai kesuksesan dengan mencatat 103 gol dari 143 pertandingan. Sayangnya, dia sering dilanda cedera dan pada 2005 Inter memutus kontraknya.

Jika melihat kontribusinya, sungguh sulit melihat fakta bahwa Inter selalu gagal meraih gelar liga ataupun di kancah Eropa. Pencapaian terbaiknya adalah merebut Coppa Italia di tahun terakhirnya. Vieri dianugerahi pemain terbaik Serie-A 2002 dan tampil sebagai top skor liga musim 2002/2003. Dia pun masuk ke dalam daftar pemain terbaik dunia sepanjang sejarah versi Pele.

***

Ya, Inter sejak dulu memang bersahabat dengan transfer besar terutama sejak presiden Massimo Moratti berkuasa. Tapi apalah arti pemain bintang dengan harga selangit tanpa gelar juara. Semoga di masa mendatang tak ada lagi Quaresma-Quaresma baru.

Tuesday, July 28, 2015

Menerka Inter di Musim Mendatang

Sumber: goal.com
Sudah sebulan lebih bursa transfer  berlangsung, Inter sepertinya belum puas dalam membangun skuad untuk musim depan. Hingga kini, sudah ada lima pemain baru yang telah dipastikan akan berkostum biru hitam. Jeison Murillo, Joao Miranda, Geoffrey Kondogbia, Martin Montoya, dan Jonathan Biabiany. Ini belum ditambah dengan kabar bahwa Stevan Jovetic telah menuju Inter.

Misi Roberto Mancini untuk perjalanan setahun ke depan sudah begitu jelas, membawa Inter kembali bersaing scudetto. Ya atau setidaknya kembali ke ranah Liga Champions. Bukan hal yang mudah, tapi juga tak mustahil.

Jika melihat performa mereka di pertandingan pra musim, Inter masih jauh dari kata memuaskan. Wajar saja, meski sudah kedatangan tiga orang nama baru untuk lini belakang tapi sejak melawan Stuttgart Kickers hingga Real Madrid, Inter selalu kebobolan. Artinya, permasalahan utama di musim lalu belum sepenuhnya terselesaikan. Memang semua itu hanyalah uji coba atau pertandingan "latihan". Namun dari sini, kita bisa sedikit terbayang seperti apa Inter pada musim yang akan mendatang.

Sejak Mancini memutuskan untuk kembali ke Giuseppe Meazza, Inter kembali kepada pakem penggunaan empat pemain belakang. Mantan pelatih Galatasaray ini juga sepertinya akan meneruskan pola 4-3-1-2 seperti musim lalu dan bermain dengan penguasaan bola yang tinggi. Ini sudah terlihat dimainkan di beberapa kesempatan. Namun perubahan kemungkinan akan terjadi dengan datangnya pemain-pemain baru.

Di Mana Jovetic dan Biabiany akan Bermain?

Inter baru saja mendapatkan Stevan Jovetic dengan status pinjam dan opsi pembelian di akhir musim. Pemain yang sukses mengangkat namanya bersama Fiorentina ini kesulitan mendapat tempat utama di Manchester City. Sebagai penyerang, dia kalah bersaing dengan Kun Aguero dan Edin Dzeko, belum lagi Januari lalu City kedatangan seorang Wilfried Bony.
Jovetic memang bisa ditempatkan di berbagai posisi. Permainannya ketika dipasang sebagai gelandang serang pun lebih baik dengan mencetak gol lebih banyak. Dia pun bisa bermain di sisi kiri jika diperlukan.

Kepulangan Jonathan Biabiany serta kedatangan Stevan Jovetic bisa memberi Mancini kombinasi serangan yang lebih variatif. Biabiany adalah pemain sayap yang memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang baik. Inter pun bisa memainkan permainan cepat dengan mengandalkan kedua sisi lapangan dengan lebih baik. 

Inter akan lebih leluasa memainkan tiga orang penyerang atau dengan 4-2-3-1. Dengan memasang Nagatomo maupun Dodo di sisi kiri yang begitu agresif saat menyerang. Atau juga bisa memaksimalkan peran Jovetic atau Palacio yang bisa bermain lebih melebar, merubah pola menjadi 4-3-3.

Selain kemungkinan akan ditempatkan di sayap, Jovetic lebih berpeluang dipasang sebagai trequartista. Pemain kelahiran Montenegro ini memiliki skill di atas rata-rata yang sangat berbahaya dalam membangun serangan. Walaupun di posisi ini bisa saja diberi kepada salah satu dari Hernanes, Kovacic, atau Brozovic.

Jovetic pun bisa ditandemkan dengan Mauro Icardi atau Rodrigo Palacio di lini depan. Dia pun fasih bermain sebagai striker tunggal. Walau di City dia lebih tajam ketika ditempatkan di belakang striker.

Lini Tengah Semakin Solid (?)

Di bursa transfer kali ini Inter melepas Ricardo Alvarez, Joel Obi, Zdarvko Kuzmanovic, Rene Krhin, Alfred Duncan, dan Ruben Botta. Masing-masing pindah ke Sunderland, Torino, Basel, Granada, Sampdoria, dan Pachuca. Kehilangan beberapa pemain di posisi gelandang ini rasanya memang tak terlalu berpengaruh, mengingat mereka hanya menjadi pelapis di musim lalu, sisanya dipinjamkan ke klub lain. Penampilan mereka pun tak ada yang istimewa. Bahkan Rene Krhin tak pernah membuat satu pun penampilan sebagai starter dan sempat dipinjamkan ke Cordoba.

Untuk musim mendatang, telah datang pemuda seharga 35 juta Euro bernama Geoffrey Kondogbia. Dengan mahar sebesar itu, Erick Thohir seperti mengisyaratkan bahwa dirinya serius dalam mengincar tempat untuk berlaga di Liga Champions. Selain itu, dengan perekrutan ini setidaknya memberi kesan bahwa Thohir tak pelit dalam urusan beli pemain.

Geoffrey adalah seorang gelandang tipe petarung. Dia bagus dalam bertahan dan punya daya jelajah yang tinggi. Dengan angka 3,1 tekel dan 2,5 intersep per pertandingan membuktikan dia bisa menambah kekuatan Inter dalam bertahan. Setidaknya Mancini tak lagi kelimpungan jika harus kehilangan Gary Medel, bahkan dia berpeluang besar menggeser pemain asal Chile tersebut dari tempat utama.

Pemain tengah lainnya tersisa Hernanes, Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Fredy Guarin, dan pemain muda yang namanya mencuat di musim lalu Assane Gnoukouri. Sebenarnya ada satu nama lagi, Saphir Taider yang musim lalu dipinjamkan ke Sassuolo. Namun, pemain internasional Algeria ini kencang diisukan akan pindah dari Giuseppe Meazza.

Jika Taider akan hengkang, maka stok pemain tengah Inter terlalu riskan. Karena peluang seorang pemain mendapatkan cedera selalu ada. Lagipula dengan hanya ketambahan Kondogbia, lini tengah Inter tak banyak berubah seperti musim lalu. Apalagi permainan Kovacic dan Guarin masih terbilang inkonsisten.

Ada kemungkinan besar Mancini akan mengorbitkan salah satu pemain muda lagi seperti Gnoukouri. Setelah di pertandingan pra musim dia banyak memberi kesempatan bermain kepada pemain-pemain dari tim primavera. Juga tak menutup kemungkinan Inter akan mendatangkan lagi satu gelandang untuk memperkuat lini tengah.

Kebanjiran Pemain Belakang

Di akhir musim lalu, Inter cukup banyak melepas pemain dari posisi bek. Jonathan, Hugo Campagnaro, Felipe, dan Matias Silvestre yang dipinjamkan ke Sampdoria dilepas dengan status bebas transfer. Serta melepas Ibrahima Mbaye dan Lukas Spendlhofer, pemain-pemain muda yang kesulitan menembus tim utama.

Sebagai gantinya pihak Inter memboyong tiga pemain yang bermain di La Liga Spanyol musim lalu, Jeison Murillo, Joao Miranda, dan Martin Montoya. Mendatangkan ketiga pemain ini adalah sebuah bentuk keseriusan Mancini dalam memperkuat barisan pertahanan yang menjadi titik lemah Inter di musim lalu.

Kelemahan barisan pertahanan Inter yang begitu disorot adalah banyaknya kesalahan individu. Tak jarang Ranocchia, Vidic, maupun kiper Samir Handanovic sering dijadikan kambing hitam karena kesalahannya berujung fatal. Karena itu, Inter sering kehilangan poin saat menghadapi lawan yang inferior.

Selain itu, terlihat sekali jika Inter sangat lemah menghadapi lawan-lawan yang memiliki pemain yang cepat. Penguasaan bola yang tinggi, menuntut barisan pertahanan Inter ikut maju untuk memberi opsi tambahan dalam menguasai bola. Terkadang, duet Ranocchia-Vidic sering kewalahan dalam mengantisipasi serangan balasan. Ranocchia bukan tipe bek yang cepat sedangkan Vidic sudah tak memiliki fisik saat masa jayanya bersama Manchester United dulu.

Kedatangan ketiga pemain belakang memang menjadi angin segar bagi Mancini. Pasalnya duet Ranocchia-Vidic tak memiliki pelapis yang sepadan di musim lalu. Sebenarnya ada Juan Jesus, namun Mancini lebih gemar memainkannya sebagai fullback kiri ketimbang sebagai bek tengah. Sisanya hanya Marco Andreolli yang sangat sulit untuk meraih tempat sebagai pilihan utama.

Bergabungnya Murillo dan Miranda memang tak menjamin mereka langsung menjadi langganan starter. Mengingat penampilan mereka berdua bisa dibilang tak lebih baik dari Ranocchia maupun Vidic di musim lalu. Namun setidaknya mereka akan membuat persaingan di lini belakang semakin menarik.

Satu lagi pemain yang bergabung dari klub La Liga Spanyol adalah Martin Montoya. Pemain berusia 24 tahun ini memang sudah lama diincar oleh Inter. Bisa dibilang Montoya adalah perekrutan yang bagus untuk Mancini. Karena di usianya yang terbilang muda, dia sudah memenangkan berbagai macam gelar bersama Barcelona. Sudah jelas dia memiliki mental juara.

Martin memiliki kecepatan, teknik, dan kemampuan passing yang baik, tipikal pemain jebolan Barcelona. Meski punya daya serang yang tinggi tapi dia juga baik dalam bertahan. Walaupun jumlah crossing-nya tak sebanyak Dodo ataupun Danilo D'Ambrosio namun bukan berarti dirinya lemah dalam hal ini. Hanya saja, melancarkan umpan silang bukanlah bagian utama dari Barcelona. Rasanya, kedatangan dirinya bisa menghilangkan dahaga akan fullback agresif seperti Maicon dulu.
Kesimpulan
Inter di musim depan tak akan berbeda jauh dengan musim lalu. Mancini kemungkinan akan kembali mengandalkan formasi 4-3-1-2 yang lebih sempurna. Pola ini membuat Inter selalu dominan di lini tengah dan menguasai bola dengan persentase yang tinggi di setiap pertandingan.

Bergabungnya Murillo dan Miranda diharapkan bisa menambal lini belakang yang bermain inkonsisten di musim lalu. Geoffrey Kondogbia pun akan membuat pertahanan Inter semakin tebal karena kemampuan bertahannya bisa menjadi tembok awal untuk mematahkan serangan lawan.
Bergabungnya Martin Montoya bisa menjadi kunci sukses Mancini. Karena ini menghilangkan kelemahan Inter saat menyerang yang sering buntu karena kedua fullback bukan pemberi crossing yang baik. Karena ketika bermain dengan formasi yang rapat, bantuan dari bek sayap harus bisa menjadi alternatif serangan ketika lini tengah buntu.

Kembalinya Biabiany bisa menjadi salah satu pembeda di lini serang Inter. Karena Mancini tak lagi ragu ketika dia ingin bermain melebar dengan menempatkan pemain lebih di sisi lapangan. Juga ada Jovetic yang mampu bermain di berbagai posisi. Kemampuan teknik serta kreativitasnya sangat bisa diandalkan.
Memang wajar jika Mancini diberi ekspektasi yang tinggi di musim depan. Dengan gelontoran pemain yang datang, Inter akan menjadi jauh lebih kuat dibanding musim lalu. Tak ada lagi alasan tim sedang masa transisi atau kekurangan pemain berkualitas.
Semoga berhasil Mancio! Dan jangan lupa mengingatkan Handanovic untuk menangkap bola.

Postingan Populer