Thursday, May 23, 2013

Mimpi Buruk, Salah Siapa?

Mimpi Buruk, Salah Siapa?

Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Tak terkecuali pada Internazionale Milan. Musim 2012/2013 adalah mimpi buruk yang berubah menjadi kenyataan. Hanya meraih posisi 9 di akhir musim. Turun tiga peringkat dari musim lalu. Kebobolan 57 gol dan selisih gol minus 2. Tersingkir di Coppa Italia dan Europe League. Musim terburuk di era Massimo Moratti. Inter berada pada titik nadir saat ini.

Sebagai seorang Interisti ini adalah hal yang paling menyesakkan. Tim besar dengan pemain-pemain papan atas pun tidak selamanya meraih kesuksesan. Saya tahu benar itu. Banyak orang bilang (termasuk Interisti) penyebab utama adalah badai cedera yang dahsyat. Apa benar? Sekilas memang tepat. Tapi, apa benar tim sekelas Inter tidak punya fisioterapis, doktor, dan pelatih kebugaran yang sepadan? Saya rasa bukan itu masalah utamanya.

Menurut saya masalah utamanya adalah konsistensi dan mental yang hilang.

Sejak bulan November inter mulai kesulitan untuk menang. Jangankan mencetak gol, bertahan saja sudah sulit. Aneh. Padahal di pekan-pekan sebelumnya Inter sangat perkasa. Mental Inter terjun bebas hingga kebobolan lebih dari 40 gol sejak itu. Bahkan seorang Zanetti pun tak sanggup menahan beban sendirian dan akhirnya cedera.

Apakah salah Stramaccioni? Menurut saya, ya. Strama terlalu sering mengganti formasi. Padahal beberapa pelatih memilih formasi dasar menjadi pakem yang harus dijaga. Mazzari, Montella, dan Conte adalah penganutnya. Inter memang gagah dengan formasi 3-5-2. Tetapi saat Strama bereksperimen, mental Inter tidak siap.

Bagaimana dengan Handanovic? Interisti (termasuk saya) pasti sangat cinta padanya walaupun kebobolan lebih dari 50 gol. Penampilannya pun naik turun. Tidak pada puncak permainannya. Kadang terlihat superior kadang sebaliknya. Saya belum melihat dia bertipe seperti kiper legendaris. Kiper yang memberi rasa nyaman kepada pemain belakang. 

Satu lagi tokoh kontroversial musim ini adalah Fredy Guarin. Salah satu gelandang serang yang paling menonjol di Inter saat ini. Dia sering mencetak gol dan memberi assist musim ini. Dia juga sering membuang peluang dan salah melihat kesempatan. Dan dia adalah anak kesayangan Stramaccioni. Tanpanya Inter tidak akan bisa bercokol di posisi 9 musim 2012/2013.

Lalu salah siapakah mimpi buruk Inter menjadi kenyataan? Salahkah Stramaccioni dengan eksperimen formasinya? Salah Handanovic dengan 57 gol di sarangnya? Atau bahkan Guarin dengan inkosistensinya?

Postingan Populer