Tuesday, April 29, 2014

Hey Inter, contohlah Liverpool!

Hingga kini, masih saja ada kesan yang mendalam dari partai Liverpool melawan Chelsea yang lalu. Mulai dari strategi Mourinho hingga kesalahan Steven Gerrard masih tergambar jelas di benak saya. Ya inilah partai yang paling menarik sepanjang musim ini. Sepertinya Tuhan masih sayang dengan Liverpool. Mereka masih diberi ujian terberat sebelum menggapai angan-angan tertinggi. Lewat Jose Mourinho dan tim kelas dua Chelsea membuktikan bahwa perjuangan belum berakhir begitu saja. Apabila Liverpool juara nanti pastilah sangat spesial. Karena telah melewati rintangan yang begitu berat.

Ya bisa-bisanya seorang Interisti ini berbicara banyak tentang Liverpool. Jujur saja, juara atau tidaknya Liverpool saya tetap kagum dengan perjuangan mereka. Miris memang melihat tim kesayangan yang biasanya bertengger di papan atas sekarang hanya mengejar tiket Eropa. Mungkin inilah yang dirasakan fans Liverpool. Inter harus mencontoh tim Merseyside ini. Karena banyak sekali yang bisa dipetik dari perjuangan mereka. Selain itu ada beberapa kemiripan yang menguatkannya. Berikut adalah beberapa faktor yang sebaiknya ditiru oleh Inter.

Pembangunan Fondasi Tim

Pergantian pemilik klub dari Moratti ke Thohir menyebabkan Inter berada dalam masa transisi besar. Tak masalah jika klub lebih mengarah ke sisi bisnis yang menginginkan profit. Justru akan sangat baik karena untuk meraihnya mau tak mau Inter harus berprestasi. Untuk memulainya Thohir harus berani mempertahankan Walter Mazzarri.

Ya mari kita tinggalkan kebiasaan lama menyalahkan pelatih seperti di era Moratti. Mengganti pelatih artinya merubah pola permainan. Semua pelatih pasti memiliki filosofi yang berbeda. Belum lagi jika ada pemain yang tak masuk rencana besarnya. Pasti akan mengganggu keharmonisan tim. Lihatlah Brendan Rodgers yang perlahan tapi pasti bisa menerapkan pemikirannya ke Liverpool. Itu pun tidak dilakukan dalam jangka waktu pendek. Bedanya, Mazzarri memiliki filosofi yang jauh berbeda dengan pealtih sebelum-sebelumnya. Jadi butuh waktu yang lebih lama.

Peran kapten juga diperlukan. Jika di Liverpool ada Steven Gerrard maka di Inter masih ada Javier Zanetti. Mereka berdua adalah sosok yang disegani oleh kawan dan lawan. Tapi kemungkinan Zanetti akan pensiun, maka timbul pertanyaan yang sederhana tapi bisa berpengaruh besar. Siapa pengganti yang sepadan? Sejauh ini mungkin Cambiasso. Itu pun jika Inter tidak melepasnya di akhir musim nanti bersama barisan veteran lainnya.

Kembalikan Pemain Lokal

Kalian pasti sadar jika dari begitu banyaknya pemain Inter hanya ada empat pemain asal Italia. Luca Castellazzi, Andrea Ranocchia, Marco Andreolli, dan Danilo D'Ambrosio. Mereka pun tidak main secara reguler walaupun Mazzarri adalah tipe penggemar winning team. Apa seburuk itu kualitas pemain Italia? Coba lihat Juventus. Mereka masih percaya dengan pemain lokal di semua lini. Performa mereka baik-baik saja di liga. Begitu pun dengan Liverpool yang menjadikan pemain lokal sebagai pemain kunci.
Satu hal penting yang dimiliki pemain lokal adalah paham dengan kultur asli negaranya. Bagaimana mereka menghadapi derby dan rival dengan sejarah panjang pasti akan sangat berguna. Adaptasi pemain pun akan lebih mudah seperti yang ditunjukkan D'Ambrosio yang langsung nyetel dengan Inter. Beda dengan Kuzmanovic dan Alvaro Perreira sebagai contoh yang sebelumnya bermain di liga lain. Lagipula banyak sekali pemain Italia berpotensi yang bisa bersinar walau di tim medioker.

Percayalah dengan Anak Muda

Inter saat ini semakin terbiasa dengan pemain-pemain matang. Dibuktikan dengan datangnya Vidic musim depan. Sebagai contoh di Liverpool ada Sturridge, Jordan Henderson, Raheem Sterling, dan Coutinho. Mereka bisa menampilkan yang terbaik dan menjadi kunci permainan Liverpool. Sudah saatnya berganti dengan pemain muda jika ingin bersaing di papan atas.

Jangan sampai terjadi lagi penyia-nyiaan bakat seperti Davide Santon, Luc Castaignos, Coutinho, Luca Caldirola, dan Giulio Donati. Buktinya mereka bisa menembus tim utama. Bukankah mereka bisa menjadi investasi menarik? Klub tak perlu menghabiskan puluhan juta untuk seorang pemain. Tapi bisa sebaliknya jika ingin bersabar. Saya berharap pemain seperti Juan Jesus, Mateo Kovacic, dan Saphir Taider tak mengalami nasib yang sama.

Liverpool dan Inter memang mirip. Mereka telah merasakan kejayaan berada di puncak tertinggi. Tapi sedang meraihnya kembali. Berat memang karena butuh proses. Saya jadi ingat dengan perkataan di manga Our Field of Dreams oleh Ibu Kensuke, "Lewati jalan neraka untuk menjadi yang terbaik". Perjuangan tak ada yang sia-sia. Asal mau berkorban dan bersabar.

Forza Inter per Sempre!

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer