Thursday, February 13, 2014

Verona: Di Atas Ekspektasi


Sepakbola akan selalu menarik jika hasilnya berbeda dengan yang diperkirakan. Sejalan dengan Hellas Verona, tim promosi yang bertengger di posisi 6 Serie-A. Mereka jauh meninggalkan dua tim promosi lainnya Sassuolo dan Livorno di posisi 18 dan 19. Tidak ada yang menyangka Verona akan melaju sejauh itu. Di awal musim pun media-media hanya memprediksi Verona akan bertahan di Serie-A. Berangkat dari Serie-B sebagai runner-up di bawah Sassuolo yang lebih diunggulkan untuk bersaing di kasta sepakbola tertinggi Italia. Nyatanya Sassuolo malah terancam meneruskan jejak Pescara di musim lalu.



Musim ini Verona memang benar-benar menyiapkan diri untuk bersaing di Serie-A. Faktor utamanya adalah sang pelatih Andrea Mandorlini pelatih yang lebih berpengalaman di Serie-B dan Serie-C1. Memang sebelumnya pernah menangani Atalanta dan Siena di Serie-A tetapi berujung dengan pemecatan. Mandorlini dan Verona berhasil membaangun sebuah tim dengan 4-3-3 yang cukup solid. Bedanya ini bukan 4-3-3 seperti milik A.S. Roma yang agresif. Tetapi lebih kepada permainan yang efektif dengan mengandalkan Luca Toni sebagai target man.



Sejak awal musim Verona cukup aktif dalam transfer dan membawa pemain-pemain yang dikira sesuai dengan strategi sang bos. Diawali dengan rekrutan nama besar Luca Toni si striker raksasa tanpa harga. Toni memang diproyeksikan menjadi pusat serangan Verona dengan ditumpu dua winger. Untuk itu Mandorlini memboyong winger muda F.C. Porto Juan Iturbe dan Bosko Jankovic dari Genoa. Menjanjikan jika melihat sudah ada Juan Gomez Taleb dalam skuad dan rekrutan lainnya Romulo.



Tidak hanya memperkuat lini depan, Verona juga memboyong beberapa pemain defender seperti Fabrizio Cacciatore dari Sampdoria. Selain itu ada rekrutan lain seperti Alessandro Agostini (Torino), Alejandro Gonzalez (Penarol) dan Michelangelo Albertazzi (Milan). Kredit khusus diberikan pada Agostini dan Cacciatore yang menjadi pilihan reguler Mandorlini.

Mandorlini memainkan sepakbola menyerang ala Italia dengan satu striker murni di depan. Dengan menempatkan 3 midfielder dan 2 winger semakin terlihat akan menghadirkan daya serang lebih dan memperkuat lapangan tengah. Tetapi yang menarik adalah Verona tidak memainkan possession football. Rata-rata possession-nya hanya 45% per pertandingan. Jika dibandingkan dengan Inter yang memiliki rata-rata penguasaan bola hingga 55%. Nyatanya Verona memiliki poin yang sama dan perbedaan mencetak gol hanya satu.

Statistik menarik pun hadir pada perbandingan daya serang Verona. Pada aspek shots on goal pun masih kalah dari Parma yang posisinya di bawah Verona. Dan statistik yang lain menunjukkan jauh dari agresif dibanding 5 tim di atasnya (Juventus, Roma, Napoli, Fiorentina, dan Inter). Jelas kunci Verona ada pada finishing. Kontribusi Luca Toni dan duet winger Juan Iturbe-Juan Taleb menyumbang 20 gol sekitar 51% dari total gol Verona. Selain itu keahlian dalam duel udara juga bermanfaat dalam memanfaatkan set pieces, terbukti hadir 10 gol dari sana.

Seperti yang sudah disebutkan bahwa Mandorlini tidak bermain atraktif seperti A.S. Roma. Verona bermain dengan efektif. Karena jika dilihat sisi pertahanannya, Verona adalah yang terburuk ke-4 setelah Sassuolo, Livorno, dan Catania 3 tim terbawah Serie-A saat ini. Mandorlini berani mengorbankan pertahanan demi serangan yang tajam. Dari 23 pertandingan hanya mencatat tiga kali clean sheet. Jika Verona ingin bertahan di papan atas Serie-A harusnya Mandorlini bisa lebih memerhatikan lini pertahanannya. Tak ada artinya mudah mencetak gol jika tim lebih rentan untuk dikalahkan. But it's okay cause you're flying higher than the donkey.

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer