Wednesday, August 24, 2016

Merokok Bagi yang Mampu

sumber foto: quitsmokingcommunity.org

Bagi orang Indonesia, rokok telah termasuk hal yang lumrah. Tentang tingginya jumlah perokok pun rasanya telah disadari. Sehari-hari memang sangat mudah bertemu dengan para perokok. Rasanya di manapun kita berada, pasti ada saja orang yang merokok, kan? Maka dari itu, rokok seakan-akan menjadi hal yang biasa saja di kehidupan sehari-hari.

Beberapa hari ke belakang, rokok kembali ramai dibicarakan. Gara-garanya adalah wacana untuk menaikkan harga rokok hingga Rp 50.000 per bungkusnya. Hal ini sontak mengundang berbagai reaksi dari banyak orang.

Ya, pembicaraan rokok kembali ramai. Sebelumnya juga pernah ribut-ribut soal penggunaan gambar dampak buruk merokok, dan jangan lupa masalah penolakan produk rokok sebagai sponsor. Namun sepertinya, kali ini serangan pemerintah akan mengundang banyak kontroversi.

Masalahnya jelas, yang paling terancam adalah para konsumen, perokok. Para perokok mulai berpikir-pikir apa yang akan dilakukan ketika serangan tersebut diluncurkan. Mungkin banyak yang akan pensiun dalam waktu dekat.

Mengurangi jumlah perokok memang (seharusnya) menjadi tujuan utama serangan ini. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Dengan estimasi sekitar 26% dari total jumlah penduduk, atau sekitar 65 juta jiwa. Dan angka tersebut diyakini masih bisa terus bertambah.

Belum lagi melihat data Riskesdas tahun 2007, 2010, dan 2013 yang meyatakan bahwa tren merokok selalu meningkat, terutama di usia anak-anak. Dibanding kelompok usia lain, pada kelompok 5-9 tahun, 10-14 tahun, dan 15-19 tahun yang selalu meningkat.

Mengkhawatirkan memang. Ya kalau umur belum mencapai 10 tahun saja sudah merokok, kasihan mereka kalau sudah tua nanti, kan. Apalagi mengingat bahwa rokok adalah barang yang membuat kecanduan. Berhenti total adalah hal yang sulit, tapi tak mustahil.

Serangan pemerintah dengan menaikkan cukai ini adalah hal yang bagus untuk mengurangi jumlah perokok. Saya yakin rencana ini harusnya menjadi jangka panjang. Rencana yang hasilnya baru terlihat 10 bahkan 30 tahun mendatang.
Menaikkan harga rokok bukan berarti pemerintah melarang untuk merokok. Ya cobalah kita lihat dari sisi positifnya, yaitu untuk kesehatan. Semua tentu sudah hafal dengan kalimat merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Sebuah peringatan yang begitu panjang dan tak efektif itu, masih ingat kan?

Lagipula jika dipikir lagi, mengurangi atau berhenti merokok juga bisa membantu untuk berhemat. Coba bayangkan, jika seorang perokok membeli satu bungkus tiap harinya. Artinya dia harus menyiapkan setidaknya Rp 1.500.000 per bulan. Kalau seseorang dengan penghasilan 3 juta per bulan, maka ia harus menyisihkan 50% pendapatannya untuk rokok. Banyak juga ya.

Maka dari itu, ambillah kesempatan ini untuk mencoba berhenti merokok. Ya daripada kita repot-repot menggunakan tameng petani tembakau atau nasib buruh pabrik rokok demi kelancaran merokok. Ya memang sulit menghilangkan kecanduan, tapi di dunia ini tak ada yang mustahil kok.

*****

Merokok sepertinya menjadi hal yang fleksibel ya, makanya sulit dihindari. Biasanya selain di waktu senggang, merokok juga bisa dilakukan sambil mengerjakan hal lain. Contohnya sambil bekerja atau sekadar membaca buku. Nah, saya mau kasih sedikit tips yang bisa membantu menahan dahaga asap nantinya. Santai sedikit ya, soalnya di atas serius banget tulisannya.
Olahraga

Olahraga adalah salah satu hal yang bisa mencegah kita merokok. Tapi pilih jenis olahraga yang benar-benar tak bisa merokok, jangan main catur. Contoh yang paling mudah adalah olahraga air. Renang atau mungkin polo air adalah salah satu contohnya. Kan ribet mau main polo air sambil ngerokok gimana coba.

Alternatif lain adalah lari atau jogging. Ini adalah olahraga yang paling terjangkau, hanya butuh waktu saja sebenarnya. Tak perlu repot-repot mencari tempat karena bisa dilakukan di mana saja selama masih di darat. Kalian juga bisa coba-coba ikut event lari yang semakin banyak diselenggarakan. Joggingnya pun ya beneran, bukan jalan-jalan santai keliling komplek, itu mah bisa sambil ngerokok.

Atau bisa juga dengan olahraga yang melibatkan tim, seperti sepakbola, futsal, basket, atau voli. Untuk orang yang hobi, tentu secara tak sadar akan lupa dengan rokok ketika bermain. Karena belum pernah lihat orang yang main futsal sambil merokok. Kalau ada pun paling cuma gaya-gayaan saja. Orang yang begitu lebih baik diajak untuk olahraga yang menggunakan tangan sekalian. Kan ribet mau main basket, voli, atau handball tapi sambil ngerokok gimana coba.

Selain untuk mengganggu godaan rokok, olahraga juga bagus toh untuk kesehatan. Walau cuma lari-lari kecil selama 30 menit sehari, pasti efeknya akan lebih terasa.

Pergi ke Tempat yang Melarang Rokok
Sejak dulu, anak muda sering kumpul-kumpul hanya karena ingin merokok. Alasannya karena mereka dilarang untuk merokok, setidaknya kalau pun mau jangan melakukannya di rumah. Maka dari itu mereka berkumpul untuk merokok (atau sekadar menyambung silaturahmi dan ngobrol ngalor-ngidul). Kebiasaan ini biasanya berlanjut untuk para ayah muda yang baru punya bayi tapi ingin merokok.

Hal itu bisa saja dihindari. Salah satunya adalah pindah tempat nongkrong. Cobalah sesekali ke kafe yang full A.C., jadi kan sulit untuk merokok. Tapi ya jangan sengaja pilih tempat yang dikhususkan untuk perokok, ya sama saja hasilnya. Kalian juga bisa coba ke perpustakaan atau tempat membaca lainnya. Biasanya tempat perpustakaan juga memeberikan larangan untuk merokok di areanya.

Sulit ya? Untuk lebih mudahnya kalian bisa cari kafe atau perpustakaan dengan layanan wifi gratis. Jadi perhatian akan teralih pada internet.

Alihkan Anggaran Rokok untuk Hal Lain 

Seperti yang telah saya sebutkan di atas, ini adalah kesempatan untuk berhemat. Daripada harus menyiapkan 1,5 juta per bulan untuk rokok, bukankah uang tersebut bisa digunakan untuk hal lain.

Contohnya, koleksi barang. Mengoleksi barang tentu membutuhkan dedikasi dan biaya yang tinggi. Toh banyak juga pilihan barang apa yang ingin dikoleksi. Apalagi di zaman internet mudah diakses seperti ini, kendala mencari barang bukan lagi perkara utama. Sebutlah seperti jersey klub olahraga, action figure, atau bahkan buku dan dvd.

Untuk perokok yang juga gemar mengoleksi barang, inilah kesempatan kalian untuk menabung. Setidaknya dengan alihan dana rokok, kalian bisa lebih cepat mengakses barang yang diinginkan.

Alternatif lainnya adalah nonton film. Dengan 50 ribu, kalian bisa menggunakannya untuk menonton film di bioskop. Nonton satu film sehari pun tak jadi masalah dengan uang segitu, tinggal pilih bioskop yang terjangkau saja, kan?

Nah, kalau bosan dengan film-film di bioskop, bisa juga digunakan untuk datang ke acara festival film atau screening film-film indie. Lumayan kan selain menambah wawasan tentang film, bisa juga ikutan diskusi sama peserta atau para pembuat filmnya. Siapa tahu bisa nambah bahan untuk menulis, hehe.

Ya, semoga tips di atas bisa membantu ya. Setidaknya bisa sedikit memberi ide untuk menghadapi serangan pemerintah nanti. Tapi satu hal yang harus diingat, pemerintah tidak melarang untuk merokok. Merokok boleh saja asal mampu.


*Catatan: Semua tulisan di atas boleh dihiraukan. Karena kalian baru saja membaca tulisan dari seorang perokok aktif.

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer