Tuesday, August 23, 2016

Eksperimen Debut Frank De Boer

sumber foto: calcioin.it
Kekalahan rasanya bukan lagi menjadi hal yang mengejutkan bagi para penggemar Inter. Klub yang berkostum biru-hitam ini memang tengah mengalami masa-masa sulit. Lima tahun sudah Inter tak menggondol gelar apa pun. Ya jangankan bersaing berebut juara, untuk meraih tempat di zona Eropa pun sudah kesulitan.

Perubahan tentu harus dilakukan jika mereka masih ingin disebut sebagai raksasa Italia. Namun rasa-rasanya masalah yang ada di Inter memang tak berubah. Mulai dari inkonsistensi performa, strategi transfer pemain, hingga budaya gonta-ganti pelatih. Semua hal itu tak lelah dibahas oleh para Interisti dan jurnalis di dunia.

Pihak manajemen Inter harusnya tak menyalahkan pelatih atau pemain jika nantinya dalam beberapa pertandingan ke depan berjalan buruk. Pasalnya Frank De Boer, pelatih saat ini, hanya punya waktu singkat untuk mempersiapkan tim. 

Harus diingat bahwa Mancini dan De Boer memiliki gaya bermain yang berbeda. Sedangkan tim telah dipersiapkan untuk kebutuhan taktikal Mancini. Jadi De Boer mau tak mau menerapkan strateginya dengan pemain seadanya saja. Saat melawan Chievo, De Boer menerapkan pola 3-4-1-2. Dari sini kita bisa mulai membaca ide bermain pelatih asal Belanda tersebut.

Dia ingin membangun permainan dari kaki ke kaki, mulai dari lini pertahanan. Pakem tiga pemain belakang memang bukan hal baru yang dilakukan De Boer. Dia pernah menerapkan 3-4-3 bersama Ajax, meski lebih sering bermain dengan empat bek di lain kesempatan.

Pertanyaan terbesar adalah mengapa De Boer melakukan "eksperimen" saat melawan Chievo?

Keterbatasan Bek Tengah
 
Dia menyatakan bahwa alasannya adalah tingkat kebugaran pemainnya. Hal itu (katanya) disebabkan oleh jadwal pra musim yang tidak ideal dan melelahkan.

Mungkin bisa dimaklumi dengan absennya Jeison Murillo dan Cristian Ansaldi, pilihan bek tengah semakin menipis. Karena itu ia memilih menempatkan D'Ambrosio untuk menemani Miranda dan Ranocchia.

Namun saat melihat susunan pemain dan cadangan yang dibawanya, harusnya De Boer bisa menerapkan 4-3-3 atau 4-2-3-1. Ada alternatif untuk mengatasi pilihan di lini belakang, yaitu dengan menempatkan Gary Medel sebagai bek tengah, entah itu bersama Miranda atau Ranocchia.

Medel memiliki atribut yang dibutuhkan oleh De Boer. Dia bisa bertahan dengan baik dan mengontrol permainan dengan umpan-umpan pendek. Ya, mirip-mirip Mascherano atau Busquets di Barcelona, kan? Jika hal itu diterapkan, maka pilihan untuk lini tengah dan depan semakin variatif.

Berhati-hati

Menempatkan D'Ambrosio di posisi yang asing baginya adalah sebuah hal yang berani. Namun saya berpendapat sebaliknya, De Boer ingin bermain aman sebenarnya. Komposisi tiga pemain belakang bisa memudahkan ia untuk menerapkan posession football-nya.

D'Ambrosio adalah salah satu pemain "unik" menurut saya. Dia adalah pemain yang berposisi asli sebagai fullback/wingback, tetapi kurang bagus dalam membantu serangan. Justru ia lebih bagus soal bertahan.

Ia bukanlah pemain yang eksplosif seperti Lichtsteiner atau Dani Alves. Kemampuan umpan silangnya juga telah dicap buruk oleh Interisti. Karena itu ide untuk menempatkannya sebagai bek tengah cukup masuk akal. Namun karena tak terbiasa, walhasil ia begitu kewalahan mengatasi serangan balik Chievo.

De Boer memilih menduetkan Icardi dan Eder di lini depan, ketimbang memasang dua pemain sayap. Hal ini juga salah satu taktik hati-hati-nya. Kombinasi Eder-Icardi dan Banega di atas kertas memang bagus, sangat bagus.

Banega tak akan canggung memerankan posisi tersebut. Ia telah melakukan hal itu selama masa baktinya di Sevilla. Sedangkan Eder adalah tipe pemain yang bisa diberi instruksi untuk lebih banyak berlari dan membuka ruang, seperti yang dilakukannya saat berlaga di Piala Eropa.

Namun strateginya tak berjalan dengan baik. Inter kewalahan mengatasi serangan balik Chievo dan gagal mengubah peluang menjadi gol.  Kekalahan dari Chievo di pekan perdana memang bukan akhir dari segalanya. Toh, baru satu pertandingan. Satu dari total 38 pertandingan liga. Mereka masih punya waktu banyak untuk berbenah.

Ya, lebih tepatnya De Boer tak perlu repot-repot bereksperimen lagi. Silakan tunjukkan permainan ala De Boer yang sebenarnya, seperti yang anda lakukan di Ajax.

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer