Friday, October 30, 2015

Preview Inter vs Roma




Serie A Italia siap memasuki laga ke-11 akhir minggu ini. Selain ada derby Turin antara Juventus dan Torino, juga ada pertandingan besar antara Roma dan Inter. Keduanya sedang berada di papan atas dengan Roma sebagai pemuncak klasemen. Sedangkan Inter berada di posisi ke-4 walau hanya berbeda dua angka saja.

Melihat performa anak-anak Rudi Garcia selama beberapa pertandingan terakhir, wajar saja jika Roma memang diunggulkan. Dari lima pertemuan terakhir pun, Roma lebih unggul dengan tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kalah. Pekerjaan besar menanti Roberto Mancini untuk minimal membawa satu poin tambahan.

Inter Masih Mandul

Meski menempati posisi empat klasemen dengan 21 poin, tapi jumlah gol yang dicetak termasuk minim. Dari 10 pertandingan liga, Inter baru mencetak 10 gol. Bahkan hanya Bologna, Frosinone, dan Verona yang mencetak gol di bawah si biru-hitam.

Salah satu penyebabnya adalah Inter terlalu bergantung pada barisan penyerang untuk mencetak gol. Jika menghitung hasil melawan Bologna lalu, tercatat hanya ada lima pemain yang berhasil menyarangkan bola di gawang lawan. Dengan Icardi dan Jovetic masing-masing mengemas 3 gol, artinya 60% sumber gol Inter hanya dari kedua penyerang ini. Parahnya lagi, Inter hanya sekali mencetak dua gol dalam satu pertandingan yakni saat menundukkan Carpi.

Jika dibandingkan dengan Roma, jelas daya serang Roma jauh lebih berbahaya. Total ada 12 pemain yang telah mencatat namanya di papan skor saat bermain di liga. Roma pun menjadi tim tersubur dengan 25 gol. 15 diantaranya disumbang oleh Gervinho, Miralem Pjanic, dan Mohamed Salah. Masing-masing mencetak lima gol, dan ketiganya bukanlah penyerang murni laiknya Icardi di kubu Inter.

Inilah yang harus dibenahi Mancini di pertandingan melawan Roma. Minimnya daya serang dari lini kedua harus segera diubah. Terutama jika melawan tim sekelas Roma, sudah tentu Icardi akan disulitkan dengan barisan pertahanan Roma. Apabila Inter tak memiliki alternatif serangan dari lini kedua, maka jangan harap dengan mudah mencetak gol.

Pertahanan Roma yang Masih Keropos

Kebalikan dari Inter, Roma adalah termasuk tim yang rentan dalam bertahan. Gaya bermain Roma yang agresif dalam menyerang memang membuat mereka menjadi tim tersubur. Namun sejak pekan pertama Serie A berlangsung, Roma baru sekali mencatat clean sheet ketika melawan Frosinone.

Di kompetisi Eropa juga mereka kesulitan menjaga gawangnya. Terlihat saat melawan Bayer Leverkusen lalu yang berakhir dengan skor 4-4. Rudi Garcia tentunya tak ingin kejadian serupa terulang kembali. Salah satu caranya adalah dengan tetap berusaha menekan Inter dan menguasai bola. Barisan pertahanan Roma pun harus waspada dengan kemampuan serangan bola mati Inter yang cukup menyulitkan.

Fisik vs Teknik

Inter dan Roma adalah dua tim dengan gaya bermain yang jauh berbeda. Roma bermain menyerang dengan mengandalkan penguasaan bola dan skill individu. Sedangkan Inter lebih kepada mengandalkan fisik dengan menguasai lapangan tengah dan merebut bola dari daerah lawan.

Anak asuh Rudi Garcia telah nyaman dengan formasi 4-3-3 nya selama beberapa tahun. Tumpuan serangan mereka ada pada kedua pemain sayap. Dengan masuknya Mohammed Salah, Roma telah memiliki dua penyerang sayap yang mumpuni, satu lagi adalah Gervinho.

Belum lagi di sektor penyerang sayap ada nama Iago Falque, pemain asal Spanyol yang diboyong dari Genoa. Saat ini dia telah mencetak satu gol dan dua assist. Selain itu juga masih ada Juan Iturbe yang akhir-akhir ini mulai tergerus kesempatan bermainnya. Kemampuan individual Iturbe akan berguna melawan Inter yang lemah dalam mengatasi skill individu lawan.

Inter sejauh ini telah memainkan beberapa formasi. Mulai dari 4-3-1-2, 4-3-3, hingga 4-4-2. Untuk melawan dominasi serangan Roma, Mancini sepertinya akan menumpuk pemain di lini tengah. Kemungkinan dengan 4-3-3 yang lebih condong kepada 4-3-2-1 dengan Icardi sebagai ujung tombak.

Pertarungan di lini tengah akan berjalan dengan seru. Mancini mau tak mau harus berani menurunkan Kondogbia dan Medel sejak menit awal. Selain sebagai gelandang petarung, mereka diharapkan bisa meredam Miralem Pjanic, pemain yang sedang bermain dalam performa terbaiknya.

Satu hal yang harus diperhatikan Mancini adalah kebiasaan Roma yang mengendurkan serangan setelah unggul lebih dulu. Seperti pada beberapa pertandingan, Roma menekan pada awal laga, segera setelah mencetak gol mereka merapatkan pertahanan dan mengandalkan serangan balik cepat.

Menurut saya, ini bagai pedang bermata dua. Jika salah menanganinya maka akan kena getahnya. Ya, di satu sisi kita tahu lini depan Inter dan pertahanan Roma belum sempurna. Dan sebaliknya, kekuatan Inter adalah dalam bertahan dan penguasaan bola, sedangkan Roma dalam mencetak gol.

Jika Roma unggul lebih dulu, maka tak ada jaminan mereka bisa mempertahankan keunggulannya dan mencari celah dengan mudah dalam serangan balik. Namun jika tidak, tentu Inter akan berusaha menguasai pertandingan, mengingat fisik pemain mereka lebih bagus. Tentu melelahkan jika terus menyerang tanpa mencetak gol.

Menurut saya, pertandingan ini akan berakhir dengan seri. Roma dan Inter masih mencari-cari bentuk permainan terbaiknya. Dengan gaya bermain yang berbeda, tentunya ini akan menjadi laga yang menarik untuk menghiasi hari Halloween.

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer