Monday, June 24, 2013

Beruntungnya Italia...

Bulan Juni-Agustus adalah bulan-bulan yang lumayan membosankan tanpa sepakbola Liga Eropa. Beruntung masih ada Piala Konfederasi di tahun ini. Walaupun tidak se-kompetitif Eropa apalagi Piala Dunia, ya cukup menghilangkan dahaga akan menyaksikan sepakbola.

Di Piala Konfederasi ini, diikuti dari semua juara benua masing-masing. Sekilas terlihat seru melihat para juara berlaga dan saling bertarung. Tetapi tidak terlalu seru karena terlihat perbedaan kekuatan yang jomplang. Bandingkan antara Spanyol dan Tahiti. Jauh sekali.

Tetapi yang menarik di sini adalah keikutsertaan Italia. Memperoleh kuota untuk Eropa sebagai pengganti Spanyol yang merupakan juara Piala Dunia. Italia sebagai runner-up berhak mengisi kekosongan tersebut. Sejarah mengatakan Italia tidak bisa dianggap remeh. Juara dunia 4 kali dan juara Eropa 1968. Dari ke 23 pemain yang dibawa oleh Prandelli, saya meyayangkan beberapa nama yang ditinggalkan. Mari kita bahas beberapa nama itu.

1. Giampaolo Pazzini 





Nama Pazzini sering kali terlupakan di timnas Italia. Kepiawaiannya dalam mencetak gol tertutup oleh ketangguhan Balotelli ataupun segi eksentrik El Shaarawy. Sejatinya dia adalah seorang "Target Man" sejati khas Italia. Sangat berbahaya di kotak penalti dan cerdik melihat peluang.  Total 16 gol dia catatkan atas namanya di semua kompetisi. Tetapi pelatih lebih memilih Gilardino yang lebih berpengalaman.

2. Antonio Di Natale




Tua-tua keladi. Sangat cocok dengan pemain yang satu ini. Dengan usia menginjak 35 tahun, tetap saja Di Natale masih bisa bersaing di jajaran top skorer Serie-A. Memang pengalamannya di kancah internasional minim, tetapi kepemimpinan dan ketenangannya di lapangan adalah kelebihannya. Total 26 gol sebagai pembuktiannya. Sayang mungkin Prandelli lebih memilih skuad yang lebih muda seperti Giovinco atau El Shaarawy.

3. Giacomo Bonaventura

 Muda dan berbahaya. Kata-kata itu cukup untuk menggambarkan bagaimana seorang Bonaventura. Namanya mencuat di Atalanta musim ini. Kombinasi permainannya dengan German Denis menjadikan dia sebagai motor serangan tim. Berposisi sebagai gelandang serang ataupun sayap sama baiknya. Hanya saja kalah bersaing dengan Giaccherini dan Diamanti yang bermain lebih menyerang.

4. Andrea Poli



 Pemain berusia 23 tahun ini menjadi kunci utama Sampdoria untuk bertahan di Serie-A. Posisi gelandang tengah di klub sudah menjadi tempat miliknya. Praktis dengan total 32 penampilan dan mencetak 3 gol sudah cukup untuk menarik perhatian Prandelli. Walaupun akhirnya kalah bersaing dengan gelandang yang lain seperti Montolivo, Marchisio, dan Aquilani yang berposisi sama. 

5. Christian Abbiati


Kiper kawakan berusia 35 tahun ini memang kurang populer jika berbicara di tim nasional Italia. Tercatat hingga saat ini, Abbiati baru mengemas 4 penampilan dan terakhir pada 2005 melawan Pantai Gading. Tapi di musim ini Abbiati bisa dibilang sangat memuaskan. Membawa Milan ke posisi 3 besar setelah terpincang-pincang di awal musim. Tapi Abbiati sangat sulit menembus persaingan antara Buffon dan Sirigu. Walaupun begitu dia adalah salah satu kiper elit Italia yang sepantasnya mendapat tempat di tim Italia.


6. Andrea Rannochia


Berbicara Italia tidak lepas dari kemampuan bertahannnya yang legendaris. Sampai sekarang pun negeri Pisa ini masih memproduksi bek handal. Salah satunya adalah pemain belakang setinggi 195 cm ini yang sekilas mengingatkan terhadap Marco Materrazzi. Rannochia adalah salah satu defender muda terbaik yang dimiliki Italia. Sayangnya di Piala Konfederasi kali ini, dirinyankalah bersaing dengan Chiellini, Bonnucci, Barzagli, dan Astori. Kemampuannya yang tangguh di udara dan umurnya yang masih muda tidak menutup kemungkinan dia akan menjadi tulang punggung Italia di beberapa tahun ke depan.

Itulah beberapa nama yang menurut saya kurang beruntung di Piala Konfederasi tahun ini. Bahkan penampilan konsisten dan bakat yang tinggi kurang cukup? Ah beruntung sekali negara itu...





No comments:

Post a Comment

Postingan Populer