Saturday, October 4, 2014

Percakapan Unik di Sebuah SPBU

Di tengah teriknya matahari di musim kemarau ini membuat saya terkadang merasa lebih cepat lelah saat mengendarai motor. Hawa panas di siang hari disertai ramainya lalu lintas kota Bogor pun hanya menambah beban untuk menguji kesabaran. Apalagi ketika itu saya harus segera mengisi bahan bakar karena indikator BBM sudah mulai mendekati strip berwarna merah. Beruntung karena SPBU pun mudah ditemukan hampir di setiap jalan raya. Saya pun langsung menepi ke arah SPBU di seberang Rumah Sakit Azra.

Mungkin karena saat itu hari Minggu jadi lumayan ramai di siang hari. Di tempat khusus pengisian motor terlihat sebuah antrian yang cukup panjang. Tak perlu berlama-lama berpikir saya langung memutar untuk mengantri di tempat Pertamax yang terlihat agak sepi. Di sini saya menyaksikan kejadian unik.

Memang di sini bagian saya mengantri juga tersedia Premium jadi banyak mobil yang mengantri pun bukan untuk membeli Pertamax. Kebetulan di depan saya ada satu motor, sebuah angkot, dan mobil pribadi berwarna merah menyala. Sedangkan di sisi pengisian sebelahnya ada sebuah sedan hitam sedang menunggu gilirannya. Mobil merah ini berisi pemuda dan pemudi dengan pakaian glamor yang menyita perhatian remaja mana pun. Saya lihat si pemuda yang mengendarai mobilnya keluar dengan tingkah yang terkesan agak angkuh dan berbicara dengan pegawai SPBU untuk diisikan Premium ke mobilnya.

Saat menunggu bensin penuh, seorang pria paruh baya keluar dari sedan hitam bersama dengan anaknya yang kira-kira masih berusia di bawah 8 tahun. Awalnya mereka diam saja, hingga si anak bertanya "Pa, ini kok ada yang warna kuning, biru, sama hijau?" Si bapak pun awalnya tak sadar karena dia sedang melihat ke arah mobil merah yang terlihat sangat lama.

Ternyata si pemuda tadi memang membeli Premium dengan jumlah cukup besar untuk mobilnya. Dan dia tak membayarnya dengan uang tunai, jadi harus melalui proses yang kadang jauh lebih menyita waktu dari sekedar menyerahkan beberapa lembar uang.

Akhirnya si bapak ini menjawab dengan suara lantang yang bahkan saya yang mengantri di belakang pun bisa mendengarnya. "Ade, ini yang kuning namanya Premium, yang biru Pertamax, dan yang hijau ini Pertamax Plus". Anaknya pun membeo sambil menghapal satu per satu namanya. "Terus bedanya apa pa?" Anak itu lanjut bertanya. Di sini saya menduga bapak itu akan menjawab dengan rumit dengan membahas oktan atau timbal dan sebagainya, tapi saya keliru.

"Kalau yang kuning ini untuk orang yang gak mampu dek, macem motor atau angkot. Kalau yang biru sama hijau ini untuk orang yang mampu, yang mobilnya bagus-bagus gitu". Jawaban yang jauh di luar perkiraan saya. Si anak pun mengangguk-angguk seakan-akan paham jawaban ayahnya itu. "Berarti kita isi yang biru ya Pa, kan mobil kita bagus artinya kita mampu kan?" Anak itu pun berbicara dengan polosnya. Bapak itu pun mengangguk dan tersenyum dan saya yakin itu tanpa dibuat-buat.

Pemuda mobil merah yang membeli Premium pun hanya tertunduk selama percakapan lucu itu. Setelah selesai mengisi bensin dan membayar dengan proses yang sangat lama, dia langusng memacu mobilnya dengan cepat. Mungkin dia agak tersinggung dengan kelakuan ayah dan anak yang satu ini.

Saya hanya tersenyum dan tertawa dalam hati karena tak enak hati untuk menertawakan langsung. Hehe.

2 comments:

  1. jleeeb banget ya omongannya si anak :D

    ReplyDelete
  2. Keren hahhaa. Jleb banget mungkin ya. Anaknya kritis banget dan bapaknya juga cerdik nyindir orang :D

    ReplyDelete

Postingan Populer