Sebagai salah satu negara yang disegani di bidang sepakbola, Italia memang tak pernah habis dalam menelurkan bakat-bakat baru. Negara yang berhasil menjuarai Piala Dunia selama empat kali ini dikenal dengan gaya permainan bertahannya. Italia juga dikenal selalu memiliki kiper-kiper hebat tiap generasinya, mulai dari Dino Zoff hingga Gianluigi Buffon.
Untuk Buffon, ia telah menjadi legenda hidup Italia dengan mencatat penampilan lebih dari 160 kali. Ketenangannya di depan gawang dan konsistensi permainannya membuat ia mampu bermain di level tertinggi hingga usia 38 tahun. Kehadirannya sulit digeser oleh pemain-pemain lain di generasinya, bahkan hingga membuat Christian Abbiati mundur dari tim nasional karena tak ingin menjadi pilihan kedua.
Meski kabar yang beredar menyatakan bahwa Buffon akan kembali untuk Piala Dunia, Italia harus sadar bahwa nanti usianya akan menyentuh kepala empat. Untuk itulah regenerasi di sektor kiper sangat diperlukan. Jika bicara kualitas, tentu para penjaga gawang Italia memiliki kemampuan yang baik, hanya saja pengalaman mereka di kancah internasional terkadang masih "terbentur" dengan kehadiran Buffon.
Lalu, siapa saja yang berpotensi menjadi pelindung nomor satu Italia setelah Buffon? Jika melihat penampilan mereka di musim lalu, setidaknya ada 6 nama yang patut diberi kesempatan lebih dalam membela negaranya.
1. Emiliano Viviano
Penjaga gawang yang bermain untuk Sampdoria ini sebenarnya telah mencuat namany ketika ia dipercaya sebagai pilihan utama untuk Italia di ajang Piala Dunia U-20 tahun 2005. Saat itu Viviano bermain untuk Cesena sebagai pemain pinjaman dari Brescia. Karirnya pun semakin menanjak setelah kembali ke Brescia dan berhasil merebut tempat utama selama empat musim berikutnya. Berkat itulah ia dilirik oleh Inter yang merekrut setengah kepemilikannya sebelum dipermanenkan pada 2011.
Sayangnya, karir pemain kelahiran Florence ini sempat jatuh bebas ketika dirinya dihantam cedera serius pada Juli 2011. Viviano pun akhirnya terpaksa absen hampir selama satu tahun. Karirnya kembali menanjak saat membela Palermo dan Fiorentina, tapi kembali mundur ketika ia dipinjamkan ke Arsenal hanya untuk menghangatkan bangku cadangan.
Akhirnya ia kembali ke Italia dan bergabung dengan Sampdoria. Di sanalah ia mulai perlahan menemukan performa terbaiknya, puncaknya ada di musim 2015/16 lalu. Sepanjang musim, Viviano mencatat total 141 penyelamatan dengan rata-rata 3,8 dari 37 penampilan. Bahkan situs whoscored.com menjadikan Viviano sebagai kiper dengan nilai terbaik di Serie-A.
Jika Buffon pensiun dari timnas, tentu ini adalah waktu yang tepat bagi Viviano. Di usianya yang memasuki 31 tahun, ia telah memasuki usia emas seorang penjaga gawang. Ya, tinggal bagaimana ia menjaga konsistensi permainannya jika tempatnya tak ingin direbut oleh pemain yang lebih muda.
2. Salvatore Sirigu
Mungkin di antara para kandidat pengganti Buffon, Salvatore Sirigu memiliki peluang yang paling besar. Pasalnya, ia sering dipercaya sebagai pelapis Buffon di beberapa turnamen mulai dari Euro 2012 hingga 2016 lalu.
Di awal karirnya, Sirigu bermain sebagai gelandang, namun karena kondisi asma yang diidapnya ia beralih sebagai penjaga gawang setelah mengikuti saran pelatihnya dulu. Pada 2002, ia bergabung dengan tim junior Palermo dan sempat mengasah kemampuannya ketika dipinjamkan ke Cremonese dan Ancona.
Ia kembali ke tim utama Palermo pada musim 2009/10 sebagai pelapis Rubinho. Namun karena penampilan buruk rekrutan baru tersebut, Sirigu diberikan kesempatan tampil. Hasilnya pun memuaskan, hingga ia berhasil merebut tempat utama di bawah mistar Palermo. Sirigu juga mendapat julukan "Walterino", yang bermaksud menyamakan dirinya dengan Walter Zenga, kiper legendaris serta pelatih Palermo saat itu.
Kepindahannya ke Paris Saint German pun berbuah baik. Dia kembali menggeser kiper utama saat itu, Nicholas Douchez. Bermain reguler dan berpartisipasi di turnamen tertinggi Eropa sangat membantu karirnya. Bahkan, ia juga memecahkan rekor clean sheet PSG milik Bernard Lama.
Meski memiliki peluang besar untuk mengganti Buffon, nyatanya karir Sirigu justru di ambang kemunduran. Dirinya mulai tergeser dari tempat utama, dan pihak PSG pun telah menyatakan tak keberatan jika dirinya ingin hengkang. Rasanya Sirigu harus bergerak cepat jika tak ingin karirnya dihabiskan di bangku cadangan.
3. Mattia Perin
Dalam beberapa tahun terakhir, nama Mattia Perin telah digadang-gadang akan menjadi penerus Buffon di masa mendatang. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Sebagai seorang penjaga gawang, menjadi pilihan utama di usia yang terbilang muda, 23 tahun, adalah hal yang patut diperhatikan. Apalagi mengingat ia berada di Serie-A yang gemar menggunakan kiper-kiper asing.
Perin melakukan debut profesionalnya pada 2011 lalu saat mengalahkan Cesena dengan skor 3-2. Dua tahun berikutnya, ia dipinjamkan ke Padova dan tim promosi Pescara. Meski gagal menyelamatkan Pescara dari degradasi, Genoa memulangkan Perin dan mulai memercayainya sebagai starter. Berkat penampilan konsistennya, Perin dibawa oleh Prandelli ke Piala Dunia 2014 sebagai kiper ketiga.
Di musim lalu, Perin kembali dipercaya sebagai penjaga gawang utama Genoa. Meski beberapa kesempatan harus bergantian dengan Eugenio Lamanna. Namun penampilannya sempat mencuri perhatian dengan rataan penyelamatan 3,3 dari 25 pertandingan.
Dengan usianya yang masih muda, Mattia Perin masih memiliki karir yang panjang. Meski tak akan langsung mendapatkan tempat utama di tim nasional, boleh dibilang bahwa Perin adalah salah satu talenta terbaik yang Italia miliki saat ini.
4. Andrea Consigli
Jika ada yang berkata bahwa Sassuolo adalah klub yang tepat dalam memoles pemain, rasanya itu hal yang tepat. Saat ini klub yang berkostum hijau-hitam itu memang dikenal saat memaksimalkan bakat seorang pemain, salah satunya adalah Consigli yang melakukan debut internasionalnya di bawah asuhan Prandelli.
Nama Andrea Consigli mungkin terdengar asing untuk sebagian besar orang. Namun saya rasa, ia adalah salah satu kiper yang underrated di Serie-A.
Consigli mengawali karir di Atalanta sejak di tim junior 12 tahun lalu dan masuk ke tim utama pada 2006. Seperti lumrahnya pemain muda, ia dipinjamkan ke klub Serie C1/B, Sambanedettese, dan membantu mereka bertengger di posisi 8 klasemen. Setahun berikutnya, pria kelahiran Cormano tersebut kembali dipinjamkan ke Rimini yang berlaga di Serie-B.
Kembalinya dari masa peminjaman, Consigli secara perlahan menjadi kiper utama Atalanta di musim-musim berikutnya. Secara total, ia telah mengecap 193 pertandingan bersama Atalanta. Musim terbaiknya hadir pada 2013/14 saat ia membukukan 129 penyelamatan. Namun sayang, ia malah dilego ke Sassuolo di akhir musim.
Di Sassuolo, Consigli yang semakin matang berhasil menunjukkan performa apik. Musim lalu ia menjadi pilihan utama dengan catatan total 100 penyelamatan dan 9 clean sheet sepanjang musim. Berkat penampilan impresifnya, Sassuolo menyelesaikan musim di posisi ke-6.
5. Marco Sportiello
Nama Marco Sportiello telah menarik perhatian saya sejak dua musim lalu. Kepergian Andrea Consigli dari Atalanta ke Sassuolo memberi berkah untuk Sportiello. Tanpa disangka ia berhasil menggeser kiper veteran Giorgio Frezzolini dan pemain baru, Vlada Avramov. Tentu hal itu cukup mengejutkan, karena selain Sportiello masih berusia 22 tahun saat itu, ia sebenarnya diproyeksikan menjadi kiper ketiga.
Penampilannya selama membela Atalanta terbilang sangat baik. Dua tahun lalu, ia tercatat sebagai penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak di liga. Di musim lalu pun ia kembali menjaga performanya dengan total 103 penyelamatan dari 36 pertandingan. Ya bisa dibilang Atalanta sangat terbantu oleh kehadiran Marco untuk menghindari jeratan degradasi.
Di kancah internasional, Sportiello belum mendapatkan kesempatan sama sekali. Namun bukan mustahil jika suatu saat ia mengenakan kostum tim nasional, bersaing dengan Mattia Perin di masa depan. Hal ini tentu saja bisa terjadi, apalagi jika ia nantinya bisa bergabung dengan klub yang lebih besar dari Atalanta.
6. Nicola Leali
Satu lagi kiper muda berbakat yang dimiliki oleh Italia, Nicola Leali. Karirnya diawali di tim primavera Brescia pada 2009. Baru pada musim 2010/11 ia dipromosikan ke tim utama untuk mengisi slot kiper ketiga di bawah Matteo Sereni dan Michele Arcari. Setahun berikutnya, ia menjadi pilihan utama meski di akhir-akhir musim ia digeser oleh Andrea Caroppo karena Leali diisukan hengkang ke klub lain.
Akhirnya pria kelahiran Castiglione delle Stiviere ini memutuskan untuk bergabung dengan Juventus. Namun hingga sekarang Leali belum sekalipun mencicipi tampil di pertandingan kompetitif bersama Il Bianconeri, dan lebih banyak dipinjamkan ke klub lain.
Namun ketika sedang berada di klub lain, Leali selalu berhasil mendapat waktu bermain yang banyak. Ia menjadi pilihan utama saat di Virtus Lanciano, Spezia, Cesena, dan terakhir Frosinone. Penampilannya di Frosinone mendapat banyak pujian dari berbagai pihak. Secara statistik, Leali juga menunjukkan kebolehannya dengan raihan total 122 penyelamatan. Angka ini adalah yang tertinggi ketiga jika dibandingkan dengan kiper-kiper Italia di liga musim lalu.
Saat ini, Leali masih dimiliki oleh Juventus. Menariknya adalah di musim depan ia akan dipinjamkan ke klub yang lebih besar dibanding sebelum-sebelumnya, Olympiakos. Hal ini sangat bagus untuk karirnya. Jika ia berhasil menunjukkan performa yang lebih baik dari musim lalu, bukan tak mungkin ia akan dibeli secara permanen oleh klub raksasa Yunani tersebut. Rasanya akan jauh lebih baik jika ia harus kembali berseliweran di tim-tim kecil.
***
Sebenarnya masih ada beberapa nama lagi yang mungkin pantas untuk masuk ke daftar ini. Contohnya seperti Federico Marchetti (Lazio), Gianluigi Donnarumma (MIlan), Antonio Mirante (Bologna), dan Stefano Sorrentino (Palermo) yang musim lalu menampilkan performa yang baik.
Penampilan seorang kiper memang tak bisa dinilai hanya dari jumlah kebobolan maupun penyelamatannya saja. Ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi. Salah satu contoh yang paling penting adalah lini pertahanan itu sendiri. Kiper seperti Buffon atau Sirigu meski memiliki skill yang baik, mereka juga dibantu dengan berada di tim yang hebat. Ini juga terjadi pada Consigli di Sassuolo.
Ya bagaimana pun, ketika waktunya Buffon untuk mundur, Italia tak akan pernah kehabisan talenta penjaga gawang.
PROMO NEW MEMBER 15%
ReplyDeleteAgen Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yang sediakan jasa layanan untuk permulaan akun permainan judi atau taruhan online kepada kamu di duta judi online yg berkelas International, valid dan terpercaya hanya di poker pulsa.
Yang Merupakan Delegasi Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn kongsi Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang presiden Isle of Man kepada beroperasi juga sebagai juru taruhan latihan jasmani sedunia.
https://bolazeus.site/2018/12/28/situs-agen-taruhan-sabung-ayam-s128-deposit-pulsa-termurah/
https://bolazeus.site/2018/12/27/link-alternatif-s128-deposit-pulsa-sabung-ayam-online/
https://bolazeus.site/2018/12/26/panduan-judi-deposit-pulsa-telkomsel-teraman/
https://bolazeus.site/2018/12/26/cara-memilih-agen-poker-deposit-via-pulsa/
promo s128
Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
link alternatif zeusbola
https://zeus168.org
Ayo daftar sekarang di Zeusbola